Angka Kehamilan Tak Direncanakan Naik 17,5% Saat Pandemi, KlikDokter dan BKKBN Luncurkan 'KLIKKB'
KlikDokter dan BKKBN luncurkan aplikasi KLIKKB. Respon peningkatan angka kehamilan tidak direncanakan sebesar 17,5 persen saat pandemi Covid-19.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - KlikDokter bersama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN ) meluncurkan aplikasi KLIKKB.
Aplikasi tersebut merupakan salah satu upaya keduanya dalam membantu pemerintah untuk mengendalikan meledaknya jumlah penduduk di tengah pandemi virus Corona ( Covid-19 ).
Acara peluncuran disiarkan secara daring dan dihadiri oleh 500 orang di platform Webex dan 600 orang di kanal YouTube.
• Diduga Sedang Mengurus Izin IMB, Warga di Sekitar GJT Tandatangani Penolakan
• Pengumuman Calon Diusung PDIP di Pilkada Surabaya Molor, Ini DAFTAR TERBARU Tokoh Berpeluang Direkom
"Kerjasama KlikDokter dan BKKBN ini dilakukan sebagai respon cepat terhadap perkembangan terbaru yang terjadi di Indonesia," kata Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, SpOG (K), Kepala BKKBN, Senin (24/8/2020).
Adanya penurunan cukup drastis dalam penggunaan kontrasepsi selama pandemi Covid-19 mengakibatkan peningkatkan jumlah kehamilan tidak direncanakan sebesar 17.5 persen pada skala nasional.
Hasto menegaskan, peningkatan angka kehamilan sebesar 17,5 persen bukan angka yang kecil.
• Jamban dan Got Kampung, Jadi Prioritas Bacawali Surabaya Machfud Arifin
• Pemkab Gresik Wajibkan ASN yang Baru Liburan dari Luar Kota untuk Rapid Test, Sesuai Perintah Bupati
"Angka ini berarti untuk setiap 100 kehamilan, ada 17 kehamilan yang tidak direncanakan. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kurangnya akses Pasangan Usia Subur terhadap pelayanan kontrasepsi," jelas Hasto.
Berbagai penyebab seperti kekhawatiran akseptor KB untuk menggunakan fasilitas kesehatan, adanya provider yang tidak membuka layanan, ataupun terhambatnya menuju tempat pelayanan karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menjadi faktor-faktor yang membuat Pasangan Usia Subur tidak memiliki akses untuk mendapatkan kontrasepsi.
Padahal, pelayanan kontrasepsi harus terus dilakukan untuk memenuhi tujuan perencanaan keluarga yaitu menunda kehamilan, menjaga jarak antar kelahiran, dan mengakhiri kesuburan.
Adanya kebutuhan digitalisasi terhadap pelayanan kontrasepsi kepada Pasangan Usia Subur di masa pandemi Covid-19 ini ditanggapi dengan baik oleh KlikDokter dan BKKBN dengan meluncurkan aplikasi KLIKKB.
Bonny Anom, Deputy CEO KlikDokter menegaskan, KlikDokter (www.klikdokter.com) sebagai mitra kesehatan pemerintah ingin selalu mendukung penuh kebutuhan komunikasi informasi dan edukasi kesehatan untuk masyarakat Indonesia.
"Terlebih di era pandemi ini, ketika pelayanan kesehatan membutuhkan digitalisasi secara cepat, kami ingin berperan serta aktif," kata Bonny.
Dengan adanya aplikasi ini diharapkan akan mendekatkan pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi kepada masyarakat Indonesia.
Pemakaian teknologi saat ini menjadi kunci penting terhadap penyesuaian perubahan zaman yang serba cepat dan dinamis, termasuk dalam pelayanan kontrasepsi.
Harapannya, dengan adanya aplikasi ini, tujuan akhir membentuk keluarga aman, tenteram dan mandiri dapat bisa tercapai melalui perencanaan keluarga.