Motif Otak Pembunuhan Bos Pelayaran Terkuak, Total Ada 12 Pelaku, Sewa Pembunuh Bayaran Rp 200 Juta
Nur Luthfiah, otak pembunuhan bos pelayaran siapkan dana Rp 200 juta untuk sewa pembunuh bayaran. Simak selengkapnya!
TRIBUNJATIM.COM - Kasus pembunuhan bos pelayaran berhasil dikuak oleh pihak kepolisian.
Otak pembunuhan bos pelayaran, Nur Luthfiah, diketahui menyiapkan dana Rp 200 juta untuk menyewa pembunuh bayaran.
Adapun uang Rp 200 juta tersebut, lanjutnya, diketahui merupakan uang simpanan milik NL.
Motif pembunuhan bos pelayaran juga terungkap.
Motifnya ada dua. Pertama, NL sakit hati terhadap korban karena sering dimaki-maki dengan kata-kata tidak pantas, dan sering diajak bersetubuh oleh korban.
Simak berita selengkapnya di bawah ini.
Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya bersama Polres Jakarta Utara berhasil membekuk para para pelaku yang terlibat dalam penembakan bos ekspedisi pelayaran Sugianto (51) PT Dwi Putra Tirtajaya.
Para pelaku yang terlibat dalam pembunuhan berencana ini diketahui ada sebanyak 12 orang.
Otak atau dalang pembunuhan adalah Nur Luthfiah alias NL (34) yang merupakan karyawan administrasi bagian keuangan di perusahan ekspedisi pelayaran milik korban.
Polisi membeberkan, karyawati berinisial NL menyiapkan uang sebesar Rp 200 juta untuk menyewa pembunuh bayaran dalam kasus pembunuhan bos pelayaran di Ruko Royal Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara beberapa waktu lalu itu.
"NL ini menghubungi R alias MM selaku suami sirihnya dan meminta agar korban dibunuh atau dieksekusi. NL juga sudah menyiapkan dana Rp 200 juta untuk mencari pembunuh bayaran," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana pada wartawan, Senin (24/8/2020).
• Gus Yani Tak Hadiri Rapat Paripurna yang Sepakati Pergantian Ketua DPRD Gresik: Saya Menghormati
• Pria di Surabaya Gunakan Istri untuk Berbuat Jahat, Korban Dipancing Lewat Facebook, Lihat Endingnya
Menurutnya, sebelum menyewa pembunuh bayaran, NL dan R alias MM bersama sejumlah pelaku lainnya melakukan perencanan pembunuhan.
Selanjutnya, setalah mendapatkan pembunuh bayaran, salah satunya DM selaku eksekutor, mereka pun mulai menjalankan aksi kejahatannya.
"Uang Rp 200 juta itu, setengahnya ditransfer ke R alias MM sebagai DP (uang muka) dan sisanya diberiksan secara cash ke R alias MM," ungkap Nana.
"Lalu, R alias MM ini memberikan semuanya ke eksekutor DM dan DM membagi-bagikannya ke tersangka lainnya, diantaranya S Rp 20 juta dan AJ Rp 10 juta," tuturnya.
Adapun uang Rp 200 juta tersebut, lanjutnya, diketahui merupakan uang simpanan milik NL.
Walau begitu, pihaknya akan menelusuri apakah uang tersebut berasal hasil penggelapan pajak perusahaan milik korban atau tidak.
Polisi juga masih mendalami lebih lanjut berapa jumlah pajak yang belum dibayarkan oleh perusahaan milik korban tersebut, yang mana menjadi alasan korban berniat melaporkan tersangka NL ke polisi.
• Fakta di Balik Antrean Mengular Banyak Orang Mau Cerai di Pengadilan Agama Bandung, Videonya Viral
• Edarkan Sabu-sabu, Pria Surabaya Dicokok Polisi, Terungkap Sumber Suplai Barang Haramnya
Motif Otak Pembunuhan
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan NL bekerja sebagai administrasi keuangan di perusahaan milik korban sejak 2012 silam.
"Motifnya ada dua. Pertama, NL sakit hati terhadap korban karena sering dimaki-maki dengan kata-kata tidak pantas, dan sering diajak bersetubuh oleh korban," papar Nana di Mapolda Metro Jaya, Senin (24/8/2020).
"Yang kedua tersangka NL merasa terancam karena diduga menggelapkan uang pajak perusahaan, dan korban mengancam akan melaporkannya ke Polisi," lanjutnya.
Karena hal itulah, NL menceritakan semua keluh kesahnya ke suami sirinya tersangka Ruhiman alias R (42) alias MM.
"NL meminta suami sirinya membantunya untuk menghabisi atau membunuh korban. Dalam hal mencapai tujuan maksudnya, NL menyiapkan uang Rp 200 juta," kata Nana.
Dari sanalah, kata Nana, R suami siri NL bersama NL sendiri merancang dan merencanakan pembunuhan terhadap korban.
"Sehingga R mengajak para pelaku lainnya, yang diketahui semuanya adalah bekas murid dari ayah NL yang merupakan guru atau orang yang disegani di Lampung," kata Nana.
• Pasangan Selingkuh Terjaring di Kamar Kos di Kediri, Perhatikan Reaksi Pasangan Sahnya
• Persela Lamongan akan Gelar Swab Test Secara Terpisah, Gelar Latihan Perdana Awal September
Perencanaan kata Nana dilakukan oleh NL, R dan para pelaku lainnya yang terlibat, di lima lokasi sebanyak lima kali.
"Sehingga totalnya ada 12 orang pelaku yang terlibat dalam kasus ini, dan saya sebut sindikat pembunuhan berencana," kata Nana.
Untuk memuluskan aksinya, tanggal 4 Agustus 2020, NL mentransfer uang Rp100 Juta dari rekening BNI miliknya ke rekening BNI milik tersangka lainnya MR, atas sepengetahuan suami sirinya R.
"Tanggal 6 Agustus 2020 datang utusan tersangka R alias MM, suami siri NL kerumah tersangka NL di Cileungsi dan diberikan lagi uang Rp.100 Juta," kata Nana.
Lalu kata Nana pada tanggal 9 Agustus 2020 Tersangka NL, tersangka R alias MM, tersangka SY, tersangka R, tersangka AJ berkumpul di Hotel Ciputra, Cibubur, untuk menyusun rencana melakukan aksi pembunuhan terhadap Sugianto.
"Tersangka NL selalu terlibat aktif dalam penyusunan rencana tersebut, karena yang paling tahu situasi kantor korban," ujar Nana.
• Tak Terima Putrinya Sebulan Diculik, Sang Ibu Berencana Pisahkan dari Duda Beranak Tiga: Biar Lupa
• Remaja Pembunuh Bocah di Sawah Besar Divonis 2 Tahun Penjara, Kini Rajin Ibadah dan Ingin Dekat Ayah
Pada perencanaan awal, kata Nana korban akan diajak keluar oleh tersangka R yang berpura-pura sebagai petugas pajak untuk dieksekusi 10 Agustus 2020.
"Setelah masuk mobil korban akan dicekik menggunakan tali," kata Nana.
Namun pada saat dihubungi kata Nana, korban tidak mau bertemu dengan tersangka R yang mengaku sebagai petugas pajak.
"Kemudian direncanakan lagi untuk pembunuhan dengan cara menembak korban, dengan menggunakan senjata api jenis Pistol browning tipe bda atau browning double action 380 auto warna hitam coklat," katanya.
Pembunuhan dengan ditembak kata Nana, direncanakan dilakukan pada Kamis 13 Agustus 2020, oleh tersangka DM alias M sebagai eksekutor dan tersangka SY sebagai joki. "Mereka berdua berboncengan motor ke lokasi di dekat kantor korban," kata Nana.
Karena korban diketahui selalu pulang ke rumah untuk makan siang, saat itulah penembakan kepada korban akan dilakukan.
"Dan rencana itu berjalan baik. Dimana eksekutor menembak korban lima kali, dan mengenai kepala dan punggung korban," katanya.
Ke 12 pelaku yang terlibat dalam pembunuhan berencana ini kata Nana adalah NL sebagai otak pelaku, lalu suami sirinya R alias MM.
• Skenario Keji Sekretaris Bunuh Bos karena Dihamili, Santet Kebal Lalu Sewa Pembunuh Bayaran: Sakit
• Misteri Kematian Ibu Kos di Sidoarjo Terungkap ke Publik, Pembunuhnya 2 Pembantu Korban
Kemudian DM (50) selaku eksekutor, SY (58) sebagai joki, S (20) yang mengantar senjata kepada tersangka AJ di Cibubur dan mengumpulkan HP milik tersangka AJ dan SY guna direset untuk dijual di media sosial.
Lalu MR (25) yang berperan menyerahkan senjata, lalu AJ (56) yang menyiapkan senjata api yang digunakan untuk membunuh korban dan melatih menembak DM alias M selaku eksekutor, DW (45) alias D, R (52) dan RS (45) yang turut serta dalam perencanaan pembunuhan.
Selain itu TH (64), pemilik senjata api yang digunakan di TKP dan didapat dari membeli di perbakin dan SP (57) perantara pembeli senpi milik TH seharga Rp 20 Juta untuk mendapat bagian Rp 5 Juta.
Karena perbuatannya kata Nana para tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 (dua puluh) tahun, juncto Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan biasw dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun serta Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951, dengan hukuman penjara sementara setinggi-tingginya 20 tahun. (bum)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Nur Luthfiah, Otak Pembunuhan Bos Pelayaran Siapkan Dana Rp 200 Juta untuk Sewa Pembunuh Bayaran