Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kupas Estetika Keris Bareng Kolektor Lumajang, Bernilai Filosofi Tinggi: Amati Bilah atau Guratannya

Abdus Salam, kolektor asal Yosowilangun, Lumajang kupas nilai estetika keris. Benda pusaka dengan nilai filosofi tinggi: ada di bilah atau guratannya.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Hefty Suud
SURYA/TONY HERMAWAN
Abdus Salam (kiri), kolektor asal Yosowilangun, Lumajang dan Agung (kanan) saat menunjukkan koleksi keris, Sabtu (29/8/2020). 

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Keris yang merupakan salah satu jenis benda pusaka dan merupakan senjata tikam milik orang-orang dari zaman kerajaan.

Kerap dianggap 'mistis banget', beberapa masyarakat masa kini enggan memiliki keris di rumah.

Namun, di tangan Abdus Salam, kolektor keris asal Yosowilangun, Lumajang, keris memiliki makna filosofis.

Ia pun berupaya mengenalkan makna lebih jauh soal keris. Menurutnya, keris merupakan benda budaya yang memiliki nilai filosofi tinggi.

Lindungi Ponpes dari Covid-19, National Hospital Surabaya Donasi Alat PCR Swab ke RS UNIPDU Jombang

Pemkab Malang Rencana Tarik Denda Rp 100 Ribu Khusus Warga Tak Pakai Masker: Tunggu Waktu

"Minat generasi muda saat ini untuk benda pusaka masih sangat kurang. Kenapa, karena keris nuansanya mistis banget. Padahal, kita amati keris itu mengandung filosofi dan ilmiah juga. Sehingga tugas kami sebagai seorang pencari pusaka memberi edukasi pada generasi muda bagaiamana caranya mencintai benda-benda pusaka," kata Abdus, Sabtu (29/8/2020).

Filosofi keris tersebut bisa dilihat dari bentuk bilah atau guratan yang memiliki lekuk berbeda-beda. 

Seperti keris berjenis tilam upih atau tilam sari yang mempunyai bentuk merunduk dan condong ke depan.

Yang mana artinya, dalam menjalani kehidupan tidak usah aneh-aneh harus sesuai kaidah agama dan norma masyarakat.

NEWS VIDEO - Usir Jenuh dengan Olahraga Boxing, Kelas Bugar Surabaya: Pemula Coba 3 Gerakan Ini!

Isi Percakapan Telepon Messi dan Pep Guardiola Tersebar, Fakta Terkuak, La Pulga Ingin Gabung City?

"Bentuk menunduk menggambarkan kita harus menghormati sesama. Kemudian keindahannya atau artnya sering kami ngobrol dengan orang asing keris adalah lukisan di atas besi baja," ucap Agus.

Makna-makna seperti inilah yang ingin Agus sampaikan ke generasi muda. Biasanya lewat media pameran pesan itu disampaikan pada khlayak.

"Kita juga pernah mengadakan pameran dan juga mendatangkan pakar-pakar keris tentang teknik pembuatan keris sehingga dengan mengetahui tentang penemuan keris sehingga nuansa mistis pada generasi muda pelan-pelan akan berkurang," ujarnya.

Bicara soal keris, setiap pemiliknya pun memiliki cerita yang berbeda-beda untuk mendapatkan kerisnya tersebut. 

Ada yang membeli dari kolektor atau penjual dan ada pula yang langsung memesan dari sang Empu.

Agus sendiri mendapat keris dari warisan leluhurnya. Kala itu, ia mendapat 7 keris dari kakeknya. Kini, sudah ada 47 koleksi keris di rumahnya.

Berbeda lagi dengan Agung. Pengakuannya, sejak bulan Mei lalu ia baru jatuh hati dengan keris.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved