20 Sekolah di 5 Kecamatan di Trenggalek Susul Pembelajaran Tatap Muka
Sebanyak 20 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di lima kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur akan menggelar pembelajaran tatap muka.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Sebanyak 20 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di lima kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur akan menggelar pembelajaran tatap muka.
Sekolah-sekolah ini menyusul 4 sekolah di Kecamatan Watulimo yang telah lebih dulu memulai pembelajarana dengan model itu pada 18 Agustus lalu.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menjelaskan, rencana perluasan pembelajaran tatap muka itu merupakan hasil evaluasi dari uji coba yang digelar di Watulimo.
"Saat ini akan ditambah di lima kecamatan yang zona hijau dan kuning," kata pria yang akrab disapa Mas Ipin itu, Selasa (1/9/2020).
Sebanyak 20 sekolah yang akan menggelar pembelajaran tatap muka itu rinciannya: masing-masing 5 SMP di Kecamatan Gandusari dan Kampak, 4 SMP di Kecamatan Suruh, dan masing-masing 3 SMP di Kecamatan Tugu.
Tak cuma negeri, beberapa dari jumlah sekolah itu adalah SMP swasta.
Mas Ipin mengatakan, pihaknya akan memperluas lagi pembelajaran tatap muka apabila tak ada klaster baru Covid-19 di sekolah-sekolah itu.
"Setelah itu kalau tidak ada klaster penyebaran, akan kita buka secara luas di seluruh Kabupaten Trenggalek," ucap dia kepada TribunJatim.com.
Jika pembelajaran tatap muka di tingkat SMP aman, pemkab baru akan membuka pembelajaran tatap muka di tingkat sekolah dasar.
"Baru kalau aman, kami turunkan di tingkat SD kelas IV, V, dan VI," ucap dia.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Trenggalek Totok Rudijanto menambahkan, pembelajaran tatap muka susulan di 20 SMP itu akan dimulai 7 September mendatang.
Saat ini, pihaknya masih memantau kesiapan di masing-masing sekolah.
"Persiapan rata-rata sudah 90 persen lebih," sambung Totok kepada TribunJatim.com.
Prosedur pembelajaran tatap muka itu nanti masih akan sama dengan yang berjalan di 4 SMP di Kecamatan Watulimo. Yakni menggunakan sistem bauran.
• Terungkap 30 Kota di Indonesia Tak Terdampak Covid-19, 6 Bulan Berlalu Masih 0 Kasus? Aceh-Maluku
• Kasus Dugaan Penelantaran Anak, Ayah Atta Dilaporkan Mantan Istri Kedua: Tidak Diakui Pak Halilintar
• Rekom PDI Perjuangan Diumumkan Besok, Dyah Katarina Istri Mantan Wali Kota Bambang DH: Siap Kawal
"Ini nanti dibagi dua bergantian. Sehari [sebagian siswa] belajar tatap muka, sehari daring (dalam jaringan)," kata dia.
Totok bilang, proses pembelajaran di kelas juga dijalankan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Selain membatasi jumlah siswa di satu kelas, pihak sekolah juga wajib menerapkan protokol kesehatan untuk para siswa.
Mereka wajib menggunakan mencuci tangan, menjaga jarak, menggunakan masker, dan memakai alat pelindung diri lain yang dianggap perlu. (aflahulabidin/Tribunjatim.com)