Pria Tulungagung Ditemukan Tewas Setelah 9 Hari Hilang, Terungkap Sosoknya Sebenarnya
Penemuan jenazah membuat warga Tulungagung heboh. Sebab, pria yang telah 9 hari hilang, ditemukan tewas.Warga sampai heboh dan geger!
Penulis: David Yohanes | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG -
Penemuan jenazah membuat warga Tulungagung heboh.
Sebab, pria yang telah 9 hari hilang, ditemukan tewas.
Warga sampai heboh dan geger!
Jenazah yang dievakuasi Basarnas dari Pantai Coro, Desa Besole, Kecamatan Besuki ternyata adalah Slamet Riyadi (59).
Slamet merupakan seorang nelayan penangkap lobster asal Dusun Jengglung, Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung.
• Nahas Bocah Manusia Silver Tewas Terlindas Truk, Kondisi Tragis, Ratapan Pilu Ibu: Sakitnya Hidup
Sebelumnya, jenazah yang sudah rusak itu sempat diduga Karyanto (38), nelayan asal Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek yang hilang sembilan hari silam.
Kepala Desa Jengglungharjo, Rudi Santoso memaparkan, Slamet berangkat mencari lobster di sekitar Pantai Coro pada Minggu (30/8/2020).
Saat itu dia pamit pada keluarganya, akan pergi selama empat hari.
“Dia ini nelayan lobster yang menyisir tebing-tebing sarang lobster. Jadi dia tidak menggunakan perahu, tapi dari darat,” terang Rudi, Kamis (3/9/2020).
Keluarga pun tidak merasa curiga, karena Slamet sudah biasa pergi beberapa hari sebelum pulang dengan membawa tangkapan lobster.
Karena itu keluarga tidak pernah menyangka Slamet hilang di laut.
Selama ini keluarga juga tidak melapor ke polisi, karena mengira Slamet masih menyisir tebing menangkap lobster.
“Begitu kemarin ada kabar penemuan mayat di Pantai Coro, akhirnya keluarga inisiatif mencari tahu,” sambung Rudi.
Rudi bersama beberapa perangkat mendampingi keluarga memeriksa jenazah, yang disimpan di Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJ) RSUD dr Iskak.
Menurutnya, secara fisik jenazah tidak bisa dikenali karena sudah rusak.
Keluarga kemudian berusaha mengidentifikasi jenazah lewat deretan giginya.
“Kami sangat terbantu dengan Tim Inafis (Polres Tulungagung) yang bekerja luar biasa. Mereka yang berupaya keras mengidentifikasi dengan alatnya,” ungkap Rudi.
Karena sudah rusak, sidik jari jenazah tidak bisa langsung terbaca.
Tim Inafis berupaya keras kembali menyusun sidik jari tangan korban yang mulai terkelupas.
Upaya ini membuahkan hasil. Sidik jari jenazah akhirnya terbaca dan keluar data kependudukannya.
“Akhirnya bisa dibaca alatnya, dan ternyata memang Slamet Riyadi. Keluarga juga sudah meyakini,” ujar Rudi.
Jenazah Slamet sudah rusak, diduga karena terombang-ambing di antara tebing Pantai Coro yang dikenal sangat tajam.
Jenazah Slamet segera dibawa pulang, dan dimakamkan Rabu (2/9/2020) malam.
Sebelumnya pemancing di Pantai Coro melihat sesosok jenazah mengapung dimainkan ombak, Selasa (1/9/2020) sore.
Temuan ini kemudian diteruskan ke aparat terkait dan Basarnas, Pos SAR Trenggalek.
Karena sudah gelap dan ombak besar, tim SAR Basarnas mengevakuasi jenazah pada Rabu (2/9/2020) pagi, ke Dermaga TPI Pantai Popoh.
Rombongan warga asal Kecamatan Munjungan sempat datang ke Pantai Popoh untuk mengidentifikasi jenazah ini.
Mereka menduga jenazah ini adalah Karyanto (38), nelayan asal Trenggalek yang terjatuh saat melaut.
Namun dari ciri fisik dan deretan giginya, keluarga memastikan jenazah itu bukan Karyanto.
Hingga kemudian warga Jenglungharjo datang dan memastikan, jenazah itu adalah Slamet Riyadi.