Warga Tulungagung Antusias Mengikuti Jamasan Pusaka Tombak Kiai Upas
Iring-iringan penari berjalan dari Dalem Kanjengan, di Jalan Oerip Sumoharjo Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (4/9/2020).
Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
Akhirnya raja mengirim anaknya, Retno Pembayun untuk memperdaya Mangir.
Retno Pembayun yang menyamar jadi penari tledek berhasil memikat hati Mangir.
Keduanya kemudian menikah. Seiring perjalanan waktu, Pembayun mengungkap jati dirinya sebagai anak raja.
Ia kemudian mengajak Mangir untuk menghadap ayahandanya, yang juga seorang raja Mataram.
Saat hendak sowan mertua inilah, Mangir harus meninggalkan tombak Kyai Upas.
Sebab tradisi ketika menghadap raja, tidak boleh membawa senjata.
Saat tanpa senjata itulah Mangir dibunuh. Namun sepeninggal Mangir, tombaknya menimbulkan pagebluk (wabah penyakit).
Untuk menghentikan pagebluk, tombak pusaka ini dibawa ke Kadipaten Ngrowo, yang sekarang menjadi Kabupaten Tulungagung.
Tombak pusaka ini terpelihara sampai sekarang. (David Yohanes/Tribunjatim.com)