Nasib Tragis Pria Blitar, Asyik Berswafoto di Tepi Pantai, Hilang Ditelan Ombak, Lihat Nasibnya Kini
Niatnya, mungkin ingin mencari sensasi beda, sehingga nekat selfie atau swafoto di tepi laut.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Niatnya, mungkin ingin mencari sensasi beda, sehingga nekat selfie atau swafoto di tepi laut.
Namun, tak disadari akan bahayanya, tiba-tiba datang ombak besar dan langsung menggulungnya, hingga membuatnya hilang ditelan ombak.
Adalah Yoga (21), warga Dusun/Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan, Blitar. Ia digulung ombak di Pantai Putuk Lesung, yang ada di deretan Pantai Serang, Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Rabu (9/9) petang kemarin.
• Ajak Penyelenggara dan Partai Politik Disiplin Patuhi Protokol Kesehatan Pilwali Blitar
• Dua Bakal Pasangan Calon Pilwali Blitar 2020 Jalani Tes Kesehatan di RSSA Kota Malang
• Truk Tronton Terguling di Jalan Raya Malang-Blitar, Muatan Tebu 30 Ton Tumpah Bikin Macet 5 Km
Sementara, satu temannya, Hendri (21), yang juga sama-sama terseret ombak bersamaan dengan korban, berhasil menyelamatkan.
"Ia berhasil berenang sejauh 10 meter hingga kembali ke tepian," ujar Handoko, Kades Serang.
Hingga Kamis (10/9) sore kemarin, petugas gabungan polsek setempat, tim SAR, dan para nelayan masih mencarinya. Namun, tanda-tanda korban ditemukan, belum tampak.
"Ombaknya memang besar dalam minggu ini sehingga cukup berbahaya, jika wisatawan melakukan selfie di tepi pantai," ujar Handoko,
Menurutnya, Pantai Putuk Lesung itu memang merupakan salah satu destinasi wisata pantai di Kabupaten Blitar. Selama ini juga sering dikunjungi wisatawan karena memang lokasinya terjaungkau atau merupakan deretan wisata Pantai Serang.
Dari Pantai Serang yang dikenal hamparan pasir putihnya itu hanya berjarak sekitar 1 km. Atau tepatnya berada di sebelah tenggaranya.
"Cuma, yang membedakan dengan Pantai Serang, adalah batu karangnya. Kalau di Pantai Serang berupa hamparan pasir putih, sedang di Pantai Putuk Lesung itu, tepinya terjal karena banyak batu karang," paparnya.
Ditambahkannya, korban datang ke lokasi itu sudah ada agak sore atau pukul 17.00 WIB. Ia datang bertiga dengan teman sekampungnya, Mistam (21) dan Hendri (21).
Saat mereka tiba di pantai itu, kondisinya sudah sepi karena memang sudah agak sore. Mungkin, saja mereka sengaja datang sore, karena ingin mencari sensasi bagus buat selfienya.
"Begitu tiba di pantai, mereka langsung menuju lokasi batu karang. Di situ, mereka bergantian selfie, sambil menunggu datangnya ombak, buat background fotonya," paparnya.
Mereka berfoto dengan berdiri di atas batu karang, yang dihantam ombak besar. Ombak yang habis menghantam batu karang itu, dijadikan background selfie-nya. Itu memang cukup bagus namun juga sekaligus membahayakan.
Sebab, seringkali ombak besar datang dengan tanpa terduga. Begitu juga yang ia alami. Saat berdiri di atas batu karang bersama Hendri, datang ombak besar dan mengantam batu karang itu. Entah bagaimana kejadiannya, keduanya tersapu ombak dan langsung terseret. Sedang, Hendri berhasil menyelamatkan diri.
"Keduanya sempat terhantam ombak dan tergulung. Namun, Hendri, berhasil menyelamatkan diri. Namun, entah kenapa korban, yang juga bisa berenang, tak berhasil menyelamatkan diri seperti temannya," ujarnya.
Dugaannya, ombak yang menghantam korban lebih ganas dibandingkan yang mengenai Hendri. "Sudah dua hari ini dilakukan pencarian, cuma medannya cukup sulit karena banyak batu karang. Terutama di tepinya, sehingga perahu petugas agak kesulitan menjaungkau ke tepian," paparnya.
Bahkan, pencarian pada hari kedua, Kamis petang kemarin, petugas sudah menjangkau sampai ke Pantai Serang, yang berjarak 1 km dari tempat tenggelamnya korban. "Untuk korban yang selamat, masih setia, menunggui di tepi pantai," ujarnya.
AKP Imam Subeckhi, Kabag Humas Polres Blitar mengatakan, petugas masih melakukan pencarian bersama tim SAR. "Pencarian masih terus dilakukan dan baru dihentikan petang hari, baru dilanjutkan besuknya," ungkapnya.
Siswa SMK terseret arus sungai
Bersamaan itu, Rabu (9/9) pada jam yang sama atau sekitar pukul 17.20 WIBn juga terjadi peristiwa serupa. Yakni, Dwi Santoso (17), warga Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, tenggelam di Sungai Kali Lodoagung, yang berjarak sekitar 10 km dari rumahnya.
Hingga Kamis (10/9) petang kemarin, jasad korban belum ditemukan meski sudah dilakukan pencarian.
Dugaannya, korban terseret arus sungai, yang sedang deras. Sebab, sungai itu memang dikenal arusnya deras meski tidak habis hujan.
"Pencarian sudah dilakukan hingga sejauh 5 km atau sampai di bawah Jembatan Kademangan," ujar AKP Imam subeckhi.
Menurutnya, sore itu korban bersama dua teman sekampungnya, Farisna Adit W (19), dan Sutrisno (19). Mereka datang ke lokasi itu, dengan mengendarai sepeda motor. Tujuannya, memang berenang karena sungai itu airnya cukup bersih.
Sesampai di lokasi, yang berenang adalah korban dan Farisna sedang Sutrisno hanya menunggu di atas jembatan. Saat berenang itu, entah apa yang terjadi, korban mendadak tenggelam. "Dugaannya, korban terseret arus karena arusnya deranya," pungkasnya