Rencana Keji Pemutilasi Pria di Kalibata City: dari Tinder, Kontrak Rumah & Sudah Gali Lubang Makam
Rencana keji sebenarnya pasangan kekasih pelaku mutilasi pria di apartemen Kalibata City, ternyata sudah memiliki rencana matang.
TRIBUNJATIM.COM - Kasus pembunuhan dan mutilasi jenazah pria di Apartemen Kalibata City mengundang perhatian.
Rencana sebenarnya para pelaku pemutilasi manajer HRD di Apartemen Kalibata City akhirnya terkuak.
Begitu keji kedua pasangan kekasih itu sudah mempersiapkan dengan matang demi menyembunyikan jejak kejahatan.
Beruntungnya, polisi berhasil lebih dulu mengetahui dan menangkap para pelaku.
• Pembunuhan Keji Pengantar Galon Jadi Tontonan, Istri Lari Tak Pakai Sandal, Warga: Baik Itu, Kasihan
Dikutip TribunJatim.com dari TribunJakarta.com, mari kita simak fakta-fakta selengkapnya.
Berawal Kenalan dari Tinder
Polisi telah menangkap dua orang pelaku pembunuhan disertai mutilasi ini.
Keduanya merupakan pasangan kekasih, yakni DAF (24) dan LAS (26). Mereka merencanakan pembunuhan terhadap RHW.
Pembunuhan ini bermula ketika korban berkenalan dengan LAS melalui aplikasi Tinder.
Setelah intens berkomunikasi, RHW dan LAS memutuskan untuk bertemu pada Senin (7/9/2020).
Pada Rabu (9/9/2020), keduanya menyewa kamar di apartemen di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Kamar itu disewa selama tiga hari hingga Sabtu (12/9/2020).
"Saat masuk kamar di tanggal 9 September, ternyata DAF sudah lebih dulu masuk. Dia bersembunyi di kamar mandi," ujar Nana.
Ketika korban dan LAS sedang berhubungan intim, DAF keluar dari tempat persembunyiannya.
DAF langsung menghampiri LAS dan memukul kepala bagian belakang korban menggunakan batu bata sebanyak tiga kali.
• Temuan Tulang Manusia Kuak Dugaan Skandal Anggota TNI, Mutilasi Dibantu Selingkuhan, 2 Cewek Ditahan
Selain itu, jelas Nana, DAF juga melakukan tujuh tusukan kepada RHW hingga korban meninggal dunia.
Di hari dan lokasi yang sama, jenazah RHW dimutilasi menggunakan gergaji dan sebilah golok.
Pada Sabtu (12/9/2020), potongan tubuh korban yang dibungkus plastik kresek dan dimasukkan ke koper dibawa ke Apartemen Kalibata City.
Itu adalah hari di mana keluarga korban melapor ke Polda Metro Jaya terkait orang hilang.
Empat hari kemudian, jenazah korban yang sudah dimutilasi ditemukan di sebuah kamar di lantai 16 Tower Ebony.
• Dituntut Pidana Seumur Hidup, Sugeng si Pemutilasi Sebut Tuntutan JPU Imajinatif: Minta Dibebaskan
Kontrak Rumah
Diwartakan sebelumnya, dua orang yang diamankan ini diduga terlibat kuat dalam kasus pembunuhan seorang pria yang jasadnya ditemukan termutilasi di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan.
Akhirnya polisi mengamankan seorang pria dan seorang wanita di Perumahan Permata Cimanggis, Klaster Jamrud, Cimapeun, Tapos, Kota Depok, pada Rabu (16/9/2020) sore.
Salah seorang warga sekitar bernama Arnet, menjelaskan, tetangga sekitar mengetahui pelaku memang baru mengontrak rumah di Klaster Jamrud pada Selasa (15/7/2020) dua hari yang lalu.
“Baru, dua hari yang lalu lah hari Selasa. Kurang lebih dua hari tinggal disitu,” kata Arnet di lokasi kejadian, Kamis (17/9/2020).
Arnet juga menuturkan, menurut Ketua Lingkungan sekitar keduanya berstatus sebagai pasangan suami istri.
“Infonya sih begitu sudah menikah. Karena kalau memang belum menikah kan gak dibolehin tinggal berdua sama Ketua Lingkungan sini,” tuturnya.
Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan TribunJakarta.com belum bisa menyambangi langsung kediaman yang jadi lokasi penangkapan kedua terduga pelaku.
Hal tersebut disebabkan, terbatasnya akses yang diberikan oleh petugas keamanan perumahan setempat.
"Maaf tidak bisa, kami dapat arahan dari Polda Metro Jaya agar steril. Mungkin bisa dikonfirmasi langsung ke Polda," kata seorang petugas keamanan setempat yang tak diketahui namanya.
Sudah Siapkan Lubang Makam
Lurah Cimpaeun, Hidayat, menuturkan, menurut informasi yang ia terima, diketahui bahwa kedua orang itu menyiapkan lubang di dalam rumah yang diduga akan digunakan untuk mengubur korbannya.
"Memang benar ada info itu, yang dilaporkan ke saya terjadi penangkapan terhadap pelaku mutilasi di perumahan permata Klaster Jamrud. Rencananya mau ada pemakaman di dalam rumah itu, sudah digali tapi keburu tertangkap," kata Hidayat di lokasi kejadian, Kamis (17/9/2020).
"Posisi lubang ada di dalam kontrakan. Pelaku penghuni kontrakan di situ. Info lebih detail saya belum tahu," timpalnya lagi.
Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh warga sekitar bernama Arnet.
Ia menuturkan, bahwa berdasarkan informasi yang ia ketahui, lubang galian berada di dekat ruangan dapur rumah tersebut.
"Infonya sih begitu di dapur, tapi saya penasaran mau lihat enggak boleh. Kan dipasang garis polisi juga," tuturnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa terduga pelaku baru mengontrak rumah di Klaster Jamrud pada Selasa (15/7/2020) atau dua hari yang lalu.
“Baru, dua hari yang lalu lah hari Selasa. Kurang lebih dua hari tinggal disitu,” kata Arnet
Arnet juga menuturkan, menurut Ketua Lingkungan sekitar keduanya berstatus sebagai pasangan suami istri.
Pelaku Kuras Rekening dan Harta Korban
Bukan hanya dibunuh, jenazah korban berinisial RHW juga dimutilasi. Tubuhnya dipotong menjadi 11 bagian.
DAF dan LAS menghabisi nyawa RHW dengan tujuan menghabisi rekening korban.
Dalam kasus ini, LAS berperan merayu RHW hingga korban mau memberitahu pin ATM-nya.
Setelah dibunuh dan jenazahnya dimutilasi, rekening korban dikuras oleh kedua tersangka.
• Heboh Kemunculan Pria Ngaku Pembunuh Yodi Prabowo, Ini Fakta Sebenarnya, Polisi: Memang Tidak Benar
"Mereka menguras rekening korban dengan membeli logam mulia, motor Yamaha Nmax, dan sewa rumah di Cimanggis, Depok," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana saat merilis kasus ini, Kamis (17/9/2020).
Kedua tersangka membeli 11 buah logam mulia dengan berbagai ukuran.
Jika ditotal dengan motor dan harga sewa rumah, jumlah uang yang diambil dari rekening korban mencapai Rp 97 juta.
Pembunuhan ini bermula ketika korban berkenalan dengan LAS melalui aplikasi Tinder.
Pilu Korban Baru Berpamitan dengan Orang Tua
Dikutip dari TribunJogja pihak keluarga RHW terakhir berkomunikasi, pada Rabu (9/9/2020).
Kala itu sang ibu bernama Sulistyani masih sempat berkomunikasi dengan putranya siang hari.
Bahkan, RHW memiliki keinginan agar ibu dan bapaknya segera berangkat umroh.
Tak disangka, obrolan tersebut justru menjadi obrolan terakhir RHW dengan keluarga karena Rabu malamnya pihak keluarga sudah tidak dapat menghubunginya.
"Terakhir itu hari Rabu masih komunikasi. Om RHW bilang, pokoknya ibu harus segera umroh biar saya yang biayai. Sudah ya bu, Har pergi meeting dulu," kata keponakan RHW, bernama Aden Putera Ichlasul Amal di rumah duka, menirukan percakapan RHW dengan ibunya.
• Motif Otak Pembunuhan Bos Pelayaran Terkuak, Total Ada 12 Pelaku, Sewa Pembunuh Bayaran Rp 200 Juta
Seusai percakapan tersebut, pihak keluarga mulai putus komunikasi.
Semua keluarga besar pun merasa khawatir.
"Karena om RHW ini anak pertama. Baik sekali kepada adik-adiknya dan keponakan. Kalau keponakan paling dekat dengan saya. Ya kami mulai khawatir semenjak itu kok hp-nya tidak bisa dihubungi," katanya.
Selang tiga hari, tepatnya pada Sabtu (12/9/2020) pihak keluarga mendapat kabar RHW dinyatakan hilang.
"Saya dapat kabar dari kakak saya di Jakarta. Om RHW beberapa hari tidak kembali ke kamarnya, itu sejak kami sekeluarga putus komunikasi," imbuh Aden.
Artikel di atas dirangkum dari artikel yang tayang di TribunJakarta.com dalam topik Penemuan Mayat Pria Korban Mutilasi