20 Kali Listrik Mati Akibat Layang-layang Nyangkut, PLN Tulungagung: Pemilik Bakal Dilaporkan Polisi
ULP PLN Tulungagung alami 20 kali lebih kasus listrik mati gegara layangan nyangkut. Mulai sekarang, pemilik bakal dilaporkan ke polisi.
Penulis: David Yohanes | Editor: Hefty Suud
Langkah ini karena PLN masih menggunakan pendekatan persuasif, dan unsur kasihan kepada pemilik layang-layang.
Namun menurut Aji, pimpinan PLN telah memerintahkan menindak tegas pemilik layang-layang yang menyebabkan pemadaman listrik.
Hal ini untuk menimbulkan efek jera di antara pemilik layang-layang yang tidak bertanggung jawab.
"Pimpinan sudah memerintahkan, mulai sekarang akan dilaporkan polisi. Karena sepertinya ini sulit dihentikan," sambung Aji.
Sejauh ini belum ada kejadian travo yang terbakar hubungan pendek karena layang-layang yang turun di jaringan PLN.
Namun setiap kejadian pasti ada sejumlah sekring yang meledak.
Satu sekring harganya sekitar Rp 300.000.
Masih menurut Aji, kerugian terbesar saat pemadaman dadakan ini adalah industri.
Sebagai contoh, saat kejadian di Desa Majan, ikut mempengaruhi Pabrik Gula Mojopanggung, karena berada di satu jaringan.
Tak jarang PLN menerima komplain karena kondisi ini.
"Industri seperti Pabrik Gula Mojopanggung kan beroperasi selama 24 jam. Jadi mati satu jam saja sudah sangat berpengaruh," ungkap Aji.
Untuk mencegah pemadaman karena layang-layang, kini PLN membentuk tim patroli layang-layang.
Tim patroli ini dibagi dalam tiga shift, pagi siang dan malam hari.
Mereka sudah mulai bergerak selepas subuh, dengan dua mobil.
Patroli diintensifkan saat malam hari untuk menyisir layang-layang yang terbang di atas jaringan listrik.