Suara 'Bruk' Bikin Pria Blitar & Keluarga Semburat Lari, Kaget Tahu Atap Rumah Jebol, Lihat Nasibnya
Suasana panik dialami keluarga Pramono (48), warga Dusun Carang Kembang, Desa Suru, Kecamatan Doko.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Sudarma Adi

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Suasana panik dialami keluarga Pramono (48), warga Dusun Carang Kembang, Desa Suru, Kecamatan Doko, Blitar.
Itu terjadi saat rumah tertimpa pohon akibat diterjang angin puting beliung yang terjadi bersamaan hujan lebat, Rabu (30/9) petang kemarin.
Meski tak sampai ambruk namun rumah korban rusak parah.
• Kasat Sabhara Polres Blitar Ajukan Pengunduran Diri Anggota Polri Ke Polda Jatim, Ini Alasannya
• Ekskavasi Lanjutan Candi Gedog Kota Blitar Awal Oktober Ini, Fokus Temukan Bangunan Induk
• Kurangi Risiko Penyebaran Covid-19, Usia Petugas KPPS di Pilwali Blitar 2020 Dibatasi 20-50 Tahun
Apalagi, itu terjadi saat hujan deras, sehingga membuat Pramono, dan keluarga langsung lari untuk menyelamatkan diri.
Sebab, kejadiannya berlangsung begitu cepat ketika atap rumahnya tertimpa Pohon Wadang, yang cukup besar. Yakni, tingginya sekitar 30 meter dengan diamater sekitar 130 cm.
"Untungnya, kami mendengar suara bruk (pohon ambruk di atap rumah) sehingga kami langsung lari dan mencari anak saya (yang masih anak-anak). Saat itu anak saya, sudah bersembunyi di dapur bersama ibunya," tutur Pramono.
Begitu sadar atap rumahnya jebol dan air hujan masuk ke dalam rumahnya, Pramono dan keluarganya hanya bisa bertahan di dapur.
Sebab, dapur rumahnya tak sampai terkena timpahan pohon sehingga masih aman buat berteduh. Akibat kejadian itu, rumahnya tak bisa ditempati meski temboknya hanya retak-retak saja.
"Nggak bisa ditempati, wong atapnya jebol. Untungnya, kami semua selamat," paparnya.
Karena pohon yang menimpa atap rumahnya itu cukup besar, sehingga sampai Kamis (01/10) siang, belum dipindahkan. Itu karena menunggu bantuan tenaga dari warga. Sebab, pohonnya terlalu besar jika hanya disingkirkan beberapa orang saja.
"Untuk menyingkirkan pohon itu, ya harus dipotong dari bawah dulu karena pohonnya terlalu besar," ungkapnya.
Menurutnya, petang kemarin itu, hujan memang cukup lebat dan berlangsung tiga jam atau berakhir malam hari.
Bersamaan hujan itu, sekitar satu jam kemudian atau pukul 16.00 WIB, datang angin lebat dan menyapu pepohonan.
Bahkan, beberapa pepohonan yang ada di sepanjang jalan Dusun Bambang atau tetangga Dusun Carang Kembang, banyak yang tumbang. Tumbangnya pohon itu, menyebabkan putusnya kabel PLN, hingga menyebabkan listrik padam hingga kembali menyala pada pukul 20.00 WIB.
"Akibatnya, malam itu warga tak bisa membersihkan pepohonan yang tumbang di jalan. Itu karena gelap, sehingga baru bisa dibersihkan pagi ini," ujar AKP Iptu Hari PY, Kapolsek Doko.
Selain rumah Pramono, tak ada kerusakan lainnya. Hanya kabel listrik yang putus. Untuk rumah warga lainnya, aman, namun banyak pohon di pekarangan rumah warga, yang ambruk.
"Termasuk, tak ada yang mengalami luka-luka karena saat kejadian atau puting beliung itu, warga sudah berada di rumahnya," pungkasnya