Penanganan Covid
Jaga Imun Saat Pandemi Covid-19, Ibu Hamil dan Bayi Harus Tetap Dapat Gizi Seimbang dan ASI
Di masa pandemi Covid-19 ibu hamil dan bayi harus tetap mendapat asupan gizi seimbang dan air susu ibu (ASI), karena pengaruhnya luar biasa.
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Selama pandemi Covid-19 ibu hamil dan bayi harus tetap mendapat asupan gizi seimbang dan air susu ibu (ASI). Ini selain untuk meningkatkan imunitas tubuh juga sebagai upaya menekan angka kematian ibu hamil dan melahirkan, serta kematian bayi yang masih terbilang tinggi di Indonesia.
Nutrition officer UNICEF, dr Karina Widowati, MPH menyebutkan, asupan gizi yang berimbang dan beragam diperlukan untuk menjaga metabolism daya tahan ibu sekaligus menjaga perkembangan optimalisasi bayinya.
“Ya dengan tambahan kalori tadi. Artinya, asupan makanannya ibu hamil dan menyusui ini bukan dari satu kali porsi lalu menjadi dua kali porsi, tetapi porsi makanan tersebut ditambahkan kudapan agak berat lain. Seperti kentang rebus, satu gelas susu dengan tiga keping biscuit,” ujar Karina Widowati, saat menyampaikan materi dalam Webinar Series Geliat Airlangga Seri 13: Gizi Ibu Hamil & Ibu Menyusui, Rabu (14/10/2020) di Surabaya, sebagaimana siaran tertulis ke TribunJatim.com.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan Geliat Airlangga bekerjasama dengan S3 Kesehatan Masyarakat FKM UNAIR dan didukung UNICEF tersebut, Karina menekankan pada masa menyusui kebutuhan energi akan meningkat sebesar 500 kalori per hari dibanding kebutuhan biasanya. Sementara saat hamil kebutuhan energi meningkat sekitar 300 kalori per hari.
Selama ini keberagaman makanan yang dikonsumsi ibu hamil dan menyusui seringkali terbatas.
“Mau pandemi atau tidak, itu harus dikerjakan. Mumpung pandemi itu harus dipenuhi agar imun lebih baik untuk menangkal. Selama ini kita abai terkait keberagaman makanan yang harus diasup tersebut, padahal itu harus dipenuhi agar pertumbuhan bayi bagus dan komplikasi bisa dihindari,” tegas Karina Widowati.
Baca juga: Ditunjuk sebagai Duta Nasional UNICEF Indonesia yang Baru, Nicholas Saputra Soroti Isu-Isu Soal Anak
Baca juga: Saat Pandemi, Balita dengan Asupan Makan Tidak Seimbang menjadi Lebih Rentan
Baca juga: Tingkatkan Imunitas Tubuh di Tengah Pandemi Covid-19 dengan Cara Berfikir Positif
Hal sama diungkapkan person in charge (PIC) Geliat Airlangga Dr drg Nyoman Anita Damayanti, MS Menurut Anita Damayanti, pendekatan dan pendampingan langsung yang dilakukan Geliat Airlangga kepada ibu hamil, melahirkan dan menyusui selama ini, terbukti mampu menekan tingkat kematian ibu hamil dan melahirkan serta kematian bayi.
“Ini bagian dari menjaga 1.000 hari pertama kehidupan. Ketika kita menjaga ibu hamil dengan baik, sampai bayinya lahir dengan baik, maka itu akan sama artinya kita bisa menyelamatkan keduanya,” terang Anita Damayanti.
Geliat Airlangga menurut Anita Damayanti, selama ini juga menyediakan dan memberikan edukasi yang tepat tentang kesehatan kehamilan, edukasi tentang nutrisi, termasuk penguatan mental/psikologis ibu hamil. Termasuk memudahkan akses, baik akses informasi maupun akses ke fasilitas kesehatan.
Dari hasil survei, diperoleh informasi bahwa yang berpengaruh besar terhadap pemberian ASI eksklusuf menurut Anita Damayanti adalah suami. Sehingga penyuluhan tidak cukup hanya diberikan kepada para ibu hamil dan ibu menyusui saja, melainkan juga harus diberikan kepada keluarga si ibu hamil tersebut.
“Kami di Geliat Airlangga ini berkontribusi untuk merangkai puzzle. Puzzlenya itu apa, yaitu membuat si ibu hamil dan si bayi menjadi sehat,” terang Anita.
Anita Damayanti mengingatkan peserta webinar, bahwa angka kematian ibu (kematian yang terkait kehamilan) pada tahun 2015 lalu di Jawa Timur, bahkan melampaui angka 500 kasus kematian. Sedangkan angka kematian bayi bahkan menyentuh angka 5.700 kasus.
“Meskipun saat ini angkanya terus menurun namun tetap masih tinggi,” tukas Anita Damayanti.
Selain kebutuhan asupan makanan yang beragam dan bergizi, menurut pakar kesehatan anak Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya, Dr. dr. Alpha Fardah A, SP.A(K), pemberian ASI kepada bayi di masa pandemi juga penting dan tetap harus terus dilakukan.
“ASI adalah asupan paling murah, bergizi, dan paling mudah yang bisa diberikan kepada bayi hingga usia 6 bulan, dibandingkan dengan memberi asupan susu formula. Di ASI ada serat yang nantinya akan menjadi probiotik dan prebiotik yang berfungsi sebagai pembentuk kekebalan dalam tubuh,” terang Alpha Fardah.