Apresiasi Dedikasi Insan Satra Jawa Timur, Balai Bahasa Gelar Anugerah Sutasoma 2020
Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur mengelar Anugerah Sutasoma 2020 di Favehotel Sidoarjo. Apresiasi insan sastra Jawa Timur.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur kembali menggelar Anugerah Sutasoma, Kamis (15/10/2020).
Bentuk apresiasi terhadap insan sastra ini telah memasuki tahun ke-12. Kali ini berlangsung di Favehotel Sidoarjo.
Terdapat tujuh kategori Anugerah Sutasoma 2020.
Baca juga: Rumah Sakit Universitas Brawijaya Tanggapi Gugatan Warga, Bantah Lakukan Pencemaran Lingkungan
Baca juga: Gadis Mabuk Berat Berbuat Tak Senonoh ke Tiang Listrik, Orang yang Lewat Tercengang, Videonya Viral!
Masing-masing diberikan kepada Komunitas Masyarakat Lumpur Bangkalan pada kategori komunitas sastra dan Muna Masyari pada kategori Karya Sastra Indonesia Terbaik lewat karya Martabat Kematian.
Kategori Karya Sastra Daerah Terbaik jatuh pada Gurit Panglipur Wuyung karya Bonari Nabonenar.
Sastrawan berdedikasi juga turut mendapatkan apresiasi, kali ini diberikan kepada Hasnan Singodimayan.
Baca juga: Ketua Dewan Mangkir dari Pertemuan, Mahasiswa Kirim Pesan di Pintu Ruangannya: Dicari Mahasiswa
Baca juga: Pastikan Promo Hari Jadi Bebas Covid-19, Mitra Usaha GoFood Wajib Terapkan Progam Protokol J3K
Selain komunitas, penghargaan juga turut diberikan kepada guru.
Kali ini jatuh kepada Mochammad Asrori pada kategori guru Bahasa dan Sastra Indonesia berdedikasi dan Sri Ismini pada kategori guru Bahasa dan Sastra Daerah berdedikasi.
Terakhir, kategori buku esai atau kritik sastra terbaik jatuh pada buku Sastrawan Santri: Etnografi Sastra Pesantren yang ditulis oleh Badrus Shaleh (Raedu Basha).
"Anugerah Sutasoma yang diberikan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur bulan Oktober merupakan bentuk apresiasi terhadap berbagai pihak yang berperan dalam mengembangkan sastra di Jawa Timur," ungkap ketua Anugerah Sutasoma 2020 Yulitin Sungkowati.
Anugerah Sutasoma, ia melanjutkan, berbeda dengan sayembara. Tugas panitia Anugerah Sutasoma pun tidak menunggu partisipasi peserta mengirimkan dokumennya sebagai syarat.
"Dalam Anugerah Sutasoma, panitia yang aktif mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber," terangnya.
M Helmi Prasetya, perwakilan Komunitas Masyarakat Lumpur Bangkalan mengatakan, pihaknya sangat senang mendapatkan apresiasi dari Balai Bahasa dan Sastra Provinsi Jawa Timur.
"Ini merupakan penghargaan kedua dari Balai Bahasa Jatim, sebelumnya dapat tahun 2014 kemarin," ungkapnya kepada awak TribunJatim.com.
Apresiasi ini, ia melanjutkan, merupakan berkah untuk Komunitas Masyarakat Lumpur Bangkalan.