Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kasus Demam Berdarah di Trenggalek Masih Landai, Dinkes Minta Warga Tetap Waspada

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Trenggalek melandai. Meski telah memasuki penghujung musim penghujan, data Dinas Kesehatan setempat

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJABAR.COM
ilustrasi nyamuk sebabkan demam berdarah 

 TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Trenggalek melandai.
Meski telah memasuki penghujung musim penghujan, data Dinas Kesehatan setempat menunjukkan jumlah kasus yang masih terkendali.

Mulai Juni hingga September, jumlah kasus DBD per bulannya di bawah 20 kasus. Rinciannya: 10 kasus Juni, 13 kasus Juli, 15 kasus Agustus, dan 9 kasus September.

Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek Saeroni menjelaskan, masyarakat tetap harus waspada.

Sebab nyamuk Aedes aegypti, hewan sarana penularan DBD, biasanya mulai banyak muncul pada November hingga Feberuari.
Itu merujuk pada kasus-kasus DBD yang terjadi di Trenggalek tahun sebelumnya.

"Sebenarnya untuk saat ini sudah mulai masanya (DBD), tapi masih landai. Biasanya, November dan Desember angka kasus mulai tinggi sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan," kata Saeroni kepada TribunJatim.com, Senin (19/10/2020).

Baca juga: Fenomena La Nina Belum Berdampak, Ada Tujuh Desa di Tulungagung Masih Alami Kekeringan

Baca juga: Pura-pura Jadi Anggota KPK dan Polda Jatim, Pelaku Penipuan Dicokok Polisi Saat Makan Soto di Gresik

Baca juga: Satgas Penanganan Covid-19 Nganjuk Pastikan RS Darurat Masih Mencukupi Rawat Pasien Covid-19

Cara antisipasi yang paling baik adalah dengan menjaga lingkungan bersih. Terutama dengan menekankan pemberantasan sarang nyamuk di sekitar tempat tinggal warga.

Sementara itu, Dinas Kesehatan juga akan menerjukan tim ahli epidemologi di lingkungan tempat tinggal pasien DBD.
Tim akan mencari tahu kemungkinan asal mula jentik-jentik dan sarang nyamuk di sana.

Cara itu, sambung Saeroni, sebagai salah satu upaya pencegahan lonjakan kasus DBD di sebuah lingkungan.

"Apabila tidak ditemukan jentik, tim akan mensterilkan dengan memberikan pertisida pengendali larva nyamuk penyebab DBD, meminta warga menguras bak mandi, mengubur kaleng bekas, dan memberi penyuluhan soal DBD kepada warga," ucap dia kepada TribunJatim.com.

Sementara untuk fogging, pihaknya baru akan melaksanakannya dalam kondisi tertentu. Untuk tahun ini, fogging dilaksanakan di beberapa lokasi pada awal tahun.

"Sementara di pertengahan tahun kedua ini, belum," ujarnya. (fla/Tribunjatim.com)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved