Pemkab Tulungagung Kembali Terapkan WFH, Hanya Setengah ASN yang Akan Masuk Kantor
Tulungagung masuk zona kuning dalam peta sebaran Covid-19. Pemkab Tulungagung kembali menerapkan work from home (WFH) bagi ASN.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Pemkab Tulungagung kembali menerapkan work from home ( WFH ) bagi para aparatur sipil negara (ASN).
Kebijakan ini ditetapkan oleh Surat Edaran (SE) Bupati Tulungagung 800/87/203/2020, tertanggal 15 Oktober 2020.
Surat edaran ini secara efektif mulai berlaku mulai Kamis (22/10/2020).
Di dalamnya mengatur aktivitas kerja ASN dalam dalam tatanan normalitas baru.
Secara teknis, ASN akan dibagi menjadi dua, setengah bekerja dari rumah dan setengah lainnya ngantor seperti biasa.
“WFH ini hanya berlaku untuk jajaran staf. Sementara untuk para pejabat tetap masuk seperti biasa” terang Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Tulungagung, Arief Boediono, Rabu (21/10/2020).
Baca juga: Warga Desa Besole Tulungagung Tolak Tukar Guling Tanah Kas Desa, Anggap Merugikan
Baca juga: Damkar Kabupaten Tulungagung Kekurangan Sarpras, APD Harus Saling Bergantian
Lanjur Arief Boediono, Tulungagung masuk zona kuning dalam peta sebaran virus Corona ( Covid-19 ).
Menurut ketentuan, ASN di zona kuning yang bekerja maksimal adalah 75 persen.
Namun Pemkab Tulungagung memilih 50 persen dengan alasan keamanan.
“Ketentuan ini sudah diatur dalam aturan dari Kemenpan. Kemudian dijabarkan dengan SE bupati,” sambung Arief Boediono.
Arief Boediono membantah keputusan WFH ini diambil karena ada ASN yang terinfeksi virus Corona.
Baca juga: Fenomena La Nina Belum Berdampak, Ada Tujuh Desa di Tulungagung Masih Alami Kekeringan
Baca juga: Bulog Tulungagung Siap Memasok Beras BPNT untuk Tutup Peluang Kecurangan, Menjamin Kualitas SNI
Keputusan ini diambil semata-mata untuk menerapkan protokol kesehatan.
Para ASN yang WFH ini bukan libur, namun tetap mengerjakan tugas kantor dari rumah masing-masing.
“Mereka tetap mengerjakan kewajibannya dari rumah. Sewaktu-waktu dipanggil mereka juga harus berangkat,” tutur Arief Boediono.