Apotek Online Lifepack
Ini Alasan Kenapa Anda Tidak Boleh Meremehkan Osteoporosis, Berikut Tips Mencegah Osteoporosis
Apa aja bahaya osteoporosis? Lalu apa saja gejala yang perlu Anda ketahui? Simak selengkapnya pada ulasan yang telah Tim Lifepack rangkum berikut ini.
TRIBUNJATIM.COM - Seiring bertambahnya usia biasanya terdapat berbagai masalah kesehatan yang muncul. Satu di antara masalah kesehatan yang paling sering muncul pada orang dengan usia lanjut adalah osteoporosis atau pengeroposan tulang.
Osteoporosis atau yang dikenal juga sebagai pengeroposan tulang merupakan penyakit yang sebagian besar diderita oleh wanita yang telah mengalami menopause. Meski begitu, penyakit ini tentu tidak hanya terjadi pada wanita, melainkan merupakan masalah kesehatan tingkat internasional yang dialami oleh rentang usia 50 sampai 80 tahun.
Sebagian orang menganggap osteoporosis merupakan penyakit yang biasa terjadi. Namun ternyata penyakit ini dapat berbahaya loh!
Apa aja sih bahayanya? Lalu apa saja gejala yang perlu Anda ketahui? Simak selengkapnya pada ulasan yang telah Tim Lifepack rangkum berikut ini.
Mengenal Osteoporosis
Tulang terbuat dari kolagen dan protein yang membentuk kerangka lunak, kalsium fosfat, mineral yang menambah kekuatan dan mengeraskan kerangka. Kombinasi antara kolagen dan kalsium membuat tulang menjadi lentur dan kuat. Sebanyak 99 persen kalsium tubuh terkandung di dalam tulang dan gigi. Oleh karena itu tidak heran, asupan kalsium sangat penting bagi kesehatan tulang dan gigi.
Osteoporosis atau pengeroposan tulang biasanya ditandai dengan menurunnya massa tulang atau kepadatan tulang, kerusakan struktur jaringan tulang yang menyebabkan kerapuhan pada tulang. Orang yang menderita osteoporosis memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami patah tulang pinggul, tulang, maupun pergelangan. Biasanya penderita osteoporosis mengalami penurunan kekuatan tulang. Akibatnya penderita akan sering mengalami rasa nyeri atau sakit pada tulang.
Pada wanita, pengeroposan tulang terjadi dengan lebih cepat. Biasanya pengeroposan tulang pada wanita terjadi setelah menopause dan berlanjut hingga bertahun tahun pasca menopause.
Bahaya Osteoporosis
Mungkin Anda kebingungan mengapa osteoporosis dapat disebut penyakit yang yang berbahaya? Meski terlihat sepele karena menimbulkan rasa nyeri saja namun penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang masuk ke kategori silent disease. Penyakit ini biasanya tidak menimbulkan gejala sampai kondisi osteoporosis yang Anda alami semakin parah dan dapat fraktur (tulang patah) akibat pengeroposan yang terjadi. Fraktur biasanya terjadi pada bagian pinggul, tulang belakang, dan pergelangan.
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terhadap penyakit osteoporosis. Faktor risiko ini terbagi menjadi dua yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah.
Apa saja itu? Berikut penjelasannya.
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah
1) Jenis kelamin: Wanita berisiko lebih besar untuk terkena osteoporosis. Hal ini disebabkan karena wanita memiliki jaringan tulang yang yang lebih sedikit dibandingkan laki-laki sehingga lebih cepat mengalami pengeroposan tulang, terutama setelah memasuki menopause.
2) Usia: Semakin usia tua seseorang maka semakin besar risikonya terhadap osteoporosis. Hal ini karena tulang akan semakin kecil dan lemah sesuai dengan pertambahan usia.
3) Berat badan: Semakin kecil ukuran badan seseorang, terutama pada wanita maka semakin besar risiko orang tersebut untuk terkena osteoporosis.
Faktor Risiko yang Dapat Diubah
1) Hormon: Perubahan hormon seperti ketika masa menstruasi, atau saat menopause yang mana terjadi penurunan kadar hormon estrogen atau penurunan kadar hormon testosteron pada pria juga dapat meningkatkan risiko terhadap osteoporosis.
2) Anoreksia: Biasanya pada anoreksia terjadi di ketakutan irasional akan penambahan berat badan, Hal ini menyebabkan gangguan makan yang dapat meningkatkan risiko terhadap osteoporosis.
3) Penggunaan obat-obatan: Penggunaan obat-obatan jangka panjang seperti obat glukokortikoid dan beberapa obat antikonvulsan dapat menyebabkan menurunnya kepadatan dari tulang.
4) Asupan kalsium dan vitamin D: Asupan kalsium dan vitamin D yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat meningkatkan risiko anda untuk terkena osteoporosis terutama pada usia lanjut.
Menurut dr Irma Lidia dari Tim Dokter Lifepack, anjuran konsumsi vitamin D bagi wanita dewasa usia 50 tahun ke bawah dan pria dewasa usia 70 tahun ke bawah dianjurkan memenuhi kebutuhan 400-800 IU vitamin D dan 1.000 mg kalsium setiap hari. Sedangkan untuk wanita di atas usia 51 tahun dan pria di atas usia 71 tahun membutuhkan asupan 800-1.000 IU vitamin D dan 1.200 mg kalsium setiap hari.
5) Gaya hidup: Gaya hidup seperti kurangnya aktivitas fisik atau terlalu banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat dapat membuat tulang menjadi lemah.
6) Merokok: Tidak hanya pada jantung dan paru-paru, perilaku merokok juga berdampak buruk kepada tulang.
7) Konsumsi alkohol: Konsumsi alkohol berlebih dapat meningkatkan risiko terhadap pengeroposan tulang.
Pencegahan
Osteoporosis merupakan penyakit yang dapat dicegah, berikut beberapa tips mencegah osteoporosis:
- Melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, menari, dan mengangkat beban.
- Batasi konsumsi alkohol
- Berhenti merokok dan jangan lakukan perilaku merokok jika Anda tidak merokok
- Konsumsi obat yang diresepkan oleh dokter untuk mengatasi pengeroposan tulang yang terjadi
- Konsumsi makanan seimbang terutama yang mengandung tinggi kalsium dan vitamin D.
- Berjemur di bawah sinar matahari agar tubuh mendapatkan vitamin D yang cukup.
Itulah informasi mengenai osteoporosis. Tetap jaga pola hidup sehat untuk mencegah osteoporosis!
Ingin berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter mengenai kesehatan? Unduh aplikasi Lifepack. Tebus resep obat, bebas antre. Tersedia melalui Google Play Store maupun App Store.
Ditulis oleh: Nada Karisma
Ditinjau oleh: dr Irma Lidia
Referensi:
MedlinePlus. Osteoporosis. Diakses pada 2020.
National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Osteoporosis. Diakses pada 2020.
National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Osteoporosis Overview. Diakses pada 2020.