Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pananganan Covid

Dorong Masyarakat Tertib Protokol Kesehatan, Satgas Luncurkan Sistem 'Bersatu Lawan Covid-19'

Satgas luncurkan Sistem Bersatu Lawan Covid-19 (BLC) Monitoring Perubahan Perilaku. Dorong ketertiban masyarakat menerabkan protokol kesehatan.

Editor: Hefty Suud
Freepik
ILUSTRASI virus Corona atau Covid-19. 

TRIBUNAJTIM.COM - Tingkatkan penanganan pandemi virus Corona ( Covid-19 ), Satgas Penanganan Covid-19 Indonesia luncurkan inovasi. 

Koordinasi Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menyebut inovasi dari bidang Data dan IT dan Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19.

Sistem ini dikenal sebagai "Sistem Bersatu Lawan Covid-19 (BLC) Monitoring Perubahan Perilaku".

Baca juga: Perpanjangan Izin Operasional Lembaga Pendidikan di Surabaya Dipermudah: Cukup Cek Berkas Online

Baca juga: KPU Kabupaten Malang Siap Gelar Debat Paslon Bupati Malang, KPU: Tidak Perlu Bawa Contekan

Sistem ini dirancang untuk menghasilkan data yang realtime, terintegrasi, sistematis, interoperabilitas, dan sistem yang melibatkan koordinasi antar lintas sektor.

Hal itu disampaikan Wiku saat memberikan keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/10/2020).

"Melalui sistem ini, petugas di lapangan dapat memasukkan berbagai data terkait dengan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat di lokasi-lokasi pengawasan secara real time," kata Wiku, dikutip TribunJatim.com dari Tribunnews.com.

Baca juga: Dulu Makan Sehari Susah, Berubah Kini Hidup Ade Londok Odading: Mobil Sport hingga Umrahkan Emak

Baca juga: Sosok Miliarder Terkaya Ketiga di Indonesia, Wafat di Usia 91 Tahun, Wariskan Harta Rp 87,92 Triliun

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut per 13 Oktober 2020 ada 4.777 kasus sembuh. (Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)

Data yang dimasukkan para petugas di lapangan, akan diolah menjadi data statistik untuk mengetahui lokasi atau area terbanyak dengan lokasi geografisnya, dan menemukan pelanggaran protokol kesehatan.

Data statistik itu nantinya dapat digunakan untuk mengoptimalisasi pelaksanaan operasi yustisi.

Wiku menjabarkan, salah satu fitur yang terdapat dalam sistem BLC Perubahan Perilaku ialah kuesioner untuk melaporkan kerumunan yang terjadi dan juga memonitor kepatuhan individu dan institusi terhadap protokol kesehatan.

Termasuk dapat digunakan memetakan lokasi dan institusi yang perlu meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Hasil pelaporan monitoring dalam sistem itu, berbentuk sebuah dashboard nasional yang berbentuk alat navigasi.

Saat ini, kata Wiku, sudah berjalan selama 4 minggu, dan sudah ada 18.960.212 orang yang dipantu. Juga ada 3.480.380 titik pantau di seluruh Indonesia dan ada 485 kabupaten/kota yang dipantau termasuk seluruh provinsi di Indonesia.

"Data yang dihasilkan bersifat realtime, dan akan terus diperbarui berdasarkan laporan yang masuk, melalui dashboard ini pula dapat diketahui jumlah orang yang dipantau, titik pemantauan, jumlah kabupaten/kota serta provinsi yang dipantau," papar Wiku.

Melalui dashboard itu juga dapat dipetakan wilayah di Indonesia yang perlu ditingkatkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved