Pilkada Surabaya
Merespons Hasil Survei Poltracking, PDIP Surabaya: Kok Bisa Satu Survei Keluar Dua Hasil Berbeda?
PDI Perjuangan Kota Surabaya meragukan validitas hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis pada Senin (2/11/2020).
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Bobby Constantine
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - PDI Perjuangan Kota Surabaya meragukan validitas hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis pada Senin (2/11/2020).
Hasil survei tersebut memotret kecenderungan pemilih di Surabaya jelang Pilkada Surabaya 2020, 9 Desember mendatang.
Berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia, 51,7 persen warga Kota Surabaya sudah mantap memilih paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU). Sedangkan pesaingnya, Eri Cahyadi dan Armuji ( ErJi ) hanya meraih suara 34,1 persen (selisih 17,6 persen).
Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Adi Sutarwijono lantas membandingkan hasil survei tersebut dengan pernyataan Direktur Komunikasi dan Media Tim Pemenangan MAJU Imam Syafi’i, Selasa (27/10/2020) lalu.
Saat itu, Imam Syafi'i juga mengutip hasil survei Poltracking yang menyebut pasangan Machfud Arifin-Mujiaman unggul 20 persen.
"Kami heran, orang awam pun bertanya, mana mungkin satu survei hasilnya ada dua hasil (selisih), 20 persen dan 18 persen. Ini mungkin kejadian pertama di Indonesia sejak kita mengenal pemilihan langsung," kata Adi Sutarwijono ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin (2/11/2020).
Baca juga: Eri Cahyadi Berkomitmen Wujudkan Kampung Ramah Pendidikan Anak, Siapkan Guru Les SD-SMA di Balai RW
Adi Sutarwijono yang juga Ketua DPRD Surabaya ini pun mengaku heran. Perbedaan pernyataan Media Center tim pemenangan yang merilis setiap pemberitaan berbeda dengan hasil lembaga survei dinilai tak wajar.
"Media Center merilis pernyataan tentu dengan berbagai pertimbangan dan melalui berbagai filter. Ini yang membuat kami ragu," kata Adi Sutarwijono yang juga mantan Jurnalis ini.
Selain itu, ia juga menyorot perbedaan hasil survei Poltracking dengan sejumlah lembaga survei lainnya. Misalnya, Populi Center yang merilis hasil survei belum lama ini.
Pada survei Populi Center yang dilakukan 6 hingga 13 Oktober 2020, elektabilitas (tingkat keterpilihan) Eri yang berpasangan dengan Armuji sukses meninggalkan Machfud-Mujiaman. Persentasenya, Eri Cahyadi-Armuji mendapatkan 41 persen.
Kemudian, pasangan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno dengan persentase 37,7 persen.
Baca juga: Peta Elektabilitas Paslon Pilkada Surabaya 2020 Versi Jenis Pekerjaan, Machfud-Mujiaman Unggul
"Pada survei Populi Center, selisih elektabilitas sangat tipis. Sehingga, Populi tidak bisa menyimpulkan siapa pemenang Pilkada Surabaya," katanya.
Indikator berikutnya, Adi Sutarwijono juga meragukan popularitas Mujiaman yang menyalip Calon Wakil Wali Kota, Armuji. Angkanya 60,2 persen untuk Mujiaman, dan 59,6 persen untuk Armuji.
"Pak Armuji ini Anggota DPRD Surabaya lima periode, dua periode Ketua DPRD Surabaya, dan juga menjadi Anggota DPRD Jatim. Istilahnya, siapa yang tidak kenal Pak Armuji," katanya.
Namun, hasil survei ini menjadi pelecut untuk bergerak memenangkan pasangan Eri Cahyadi dan Armuji.
"Bagi PDI Perjuangan, hasil survei bukan tolok ukur hasil akhir. Hasil survei menjadi kaca benggala pergerakan masing-masing calon," katanya.
"Tentu, hasil ini akan memacu kami untuk bergerak memenangkan pasangan Eri Cahyadi dan Armuji. Yang mana, seluruh kader, simpatisan, hingga struktur bergerak bersama memenangkan pasangan calon nomor urut 1," tegasnya.
Hasil survei ini juga dipertanyakan pengamat sosial politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Andri Arianto.
Baca juga: Guru SMA Eri Cahyadi di Surabaya Terharu Lihat Kiprah Muridnya: Tersentuh Rasanya, Insyaallah Amanah
Menurut dia, tak masuk akal jika popularitas Mujiaman mengalahkan Armuji.
"Dia meraih sekitar 136.000 suara khusus untuk Surabaya saja. Jadi sangat aneh jika Pak Armuji kalah populer dibanding Pak Mujiaman di Surabaya,” ujar Andri dikonfirmasi, Senin (2/11/2020).
Apalagi, kata Andri, Mujiaman belum teruji dalam memikat pemilih dan menghimpun suara. Berbeda dengan Armuji yang sudah terbukti sebagai wakil rakyat dengan perolehan 136.000 suara di Surabaya.
Jika berpasangan, Andri mengakui, pasangan calon (paslon) Machfud Arifin-Mujiaman bisa jadi lebih populer dibanding paslon Eri Cahyadi-Armuji karena Machfud Arifin sudah melakukan sosialisasi sejak awal 2019. Machfud juga jor-joran dalam belanja billboard hingga baliho.
Andri menjelaskan, ada tiga poin dalam popularitas yang dimiliki seseorang. Yakni popularitas positif, popularitas netral, dan popularitas negatif. Jika popularitas netral, hanya sekadar tahu saja. Sedangkan popularitas positif, mengetahui dengan lebih jauh seperti sepak terjang dan prestasinya.
“Untuk popularitas negatif, masyarakat tahu karena hal-hal negatifnya. Mungkin saja, masyarakat tahu Pak Mujiaman karena banyaknya aduan masyarakat saat Pak Mujiaman masih menjabat sebagai Direktur Utama PDAM Surabaya. Kan banyak banget gangguan PDAM, bahkan sering mati sampai berhari-hari. Saat ada gangguan air PDAM, masyarakat pasti akan mengadu ke PDAM. Nah orang yang paling disalahkan ya pucuk pimpinan tertinggi,” ungkapnya.
Baca juga: Sebulan Running, Elektabilitas Eri Cahyadi Sukses Salip Machfud Arifin, Populi Center:41% Vs 37,7%
Seperti diketahui, Poltracking Indonesia telah menyelenggarakan survei pada 19-23 Oktober 2020, dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1200 responden dengan margin of error +/- 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Klaster survei ini menjangkau 31 kecamatan di seluruh Kota Surabaya secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Editor: Dwi Prastika