Penanganan Covid
Keseimbangan Iman dan Imun Jadi Kunci Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Tanggulangi Covid-19
Dengan konsep imun dan iman yang berjalan seiring, Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo yakin zona hijau bertahan hingga pandemi Covid-19 berakhir
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo menjadi salah satu pondok pesantren tangguh yang mampu menanggulangi virus Corona ( Covid-19 ) yang sempat menyerang para santri.
Dengan langkah yang tepat, 86 warga Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo yang sempat positif Covid-19 berhasil sembuh dan hingga kini tidak ada kasus Covid-19 baru di pondok pesantren tersebut.
Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo sendiri memang telah menerapkan pembelajaran tatap muka sejak bulan Juli 2020 lalu.
Dengan konsep imun dan iman yang berjalan seiring, Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo yakin zona hijau kampus akan bertahan hingga pandemi Covid-19 berakhir, dan tidak ada penularan virus Corona walaupun dilaksanakan pembelajaran tatap muka.
"Konsepnya imun dan iman harus seimbang. Covid-19 ini adalah cobaan yang berbentuk bencana non alam. Sebelum Covid-19, Gontor memang sering terjadi wabah, seperti sakit mata. Kalau ada santri yang sakit, banyak santri lain yang tertular. Tapi alhamdulillah kita bisa mengatasinya dan tidak ada yang sampai parah karena faskes kita cukup memadai dan dokter pun juga siap," kata Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Ustaz Adib Fuadi Nuriz, Selasa (3/11/2020).
Baca juga: 2 Pekan Pembelajaran Tatap Muka, Pengajar dan Siswa 9 SMP di Ponorogo Akan Dirapid Test Acak
Baca juga: KH Abdullah Syukri Zarkasyi Wafat, Ipong Muchlissoni: Gontor dan Indonesia Kehilangan Ulama Besar
Untuk meningkatkan imun santri, pihak pondok pesantren telah meniadakan pembelajaran pada jam-jam pagi. Sebagai gantinya, santri diajak keluar ruangan untuk berjemur.
"Ini sebagai bentuk edukasi juga terhadap kesehatan dan tanggap bencana Covid-19 kepada anak-anak," lanjutnya.
Dengan sistem kurikulum Kulliyyatu-l Mu'allimiin Al-Islamiyyah (KMI), terang Adib, Pondok Gontor punya kurikulum yang berbeda dengan kurikulum di luar ponpes, salah satunya mengenai kedisiplinan yang ketat.
Pihak pondok pun memutuskan agar santri kembali lagi ke pondok untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.
"Santri kami ribuan, belum lagi yang di luar daerah. Kalau kita harus daring, terus terang saja kami tidak bisa. Selain keterbatasan peralatan, kita khawatir santri tidak online malah dolan (main), karena memang di Gontor harus disiplin," kata Adib.
Baca juga: Masyarakat Geruduk Bawaslu dan KPU Ponorogo, Tuntut Profesional Selenggarakan Pilkada Ponorogo 2020
Baca juga: Ditinggal Menggembala Kambing, Dua Motor Milik Warga Ponorogo Terbakar, Diduga Korsleting Listrik
Karena tekad pihak Pondok Gontor sudah bulat, dan siap menanggung apapun risikonya, pihak pondok bekerja sama dengan PP Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Darussalam Gontor menyampaikan permohonan bantuan untuk mengatur kepulangan santri di seluruh Indonesia untuk kembali ke Gontor.
"Kita juga bekerja sama dengan Dinkes, pemda, aparat kepolisian, dan TNI untuk mengatur pengembalian santri. Ini sempat viral juga karena pelaksanaannya sangat tertib protokol kesehatan, bahkan beberapa gubernur pun terenyuh dalam kondisi Covid-19 harus pulang ke Gontor," lanjut Adib yang juga menantu dari almarhum KH Abdullah Syukri Zarkasyi ini.
Begitu santri sampai di pondok, pihak pondok sudah siap dengan segala infrastruktur termasuk sumber daya manusia untuk mengantisipasi penularan Covid-19, yaitu terbentuknya Satgas Penanganan Covid-19 Pondok Modern Darussalam Gontor.
"Satgas kita punya struktur sampai ke bawah. Sampai tingkat asrama dan kamar. Mereka keliling kemana-mana untuk mengontrol penerapan protokol kesehatan dan itu punya dampak yang baik untuk pencegahan," jelasnya.
Dengan antisipasi yang tepat, Adib yakin tidak akan ada penularan Covid-19 yang baru di Pondok Modern Darussalam Gontor.
Editor: Dwi Prastika