Belajar 'Cara Mudah Jualan Online' Bareng Owner Startup Jatim: Riset dan Pahami 3 Kaidah Warna Ini
Ngobrol bareng owner startup Jawa Timur di Youth Entrepreneurs gelaran Disperindag Jatim. Belajar cara mudah jualan online.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gelaran webinar Youth Entrepreneurs yang diselenggarakan oleh Disperindag Jatim, Jumat (6/11/2020), mengundang berbagai founder dan owner startup asal Jawa Timur.
Para founder dan owner start up tersebut memaparkan terkait keilmuan "Cara Mudah Jualan Online Langsung Banjir Order” kepada para peserta yang terdiri dari siswa siswi SMK.
Materi salah satunya dipparkan Co-Founder DGPreneur, Kiki Galuh Candrayanti.
Baca juga: Anne Asal Malang Ajak Milenial Tidak Golput, Harap Pemimpin Mengerti Zaman Now: Tidak Terikat Partai
Baca juga: Dishub Kota Batu Pastikan Damri Tak Mengambil atau Menurunkan Penumpang di Luar Terminal
“Sebelum memulai usaha, riset online sangat perlu untuk dilakukan sebab kebanyakan UKM kita selalu membuat produknya dulu. Jadi mereka tidak tahu target market siapa, lalu mau dijual dimana,” ujar Kiki dalam presentasinya.
Kiki menjelaskan, bahwa Google sebenarnya sudah menyiapkan tools yang bisa dipakai untuk melakukan riset pasar sebelum membuat sebuah produk.
Salah satunya masyarakat bisa memaksimalkannya dengan menggunakan Google Tren.
Baca juga: Kompetisi Tak Jelas, Persik Sewakan Stadion Brawijaya Kediri Demi Tutupi Kekurangan Biaya Perawatan
Baca juga: Gelandang Persebaya Surabaya Blak-blakan Akui Lebih Enak Jadi Pemain Ketimbang Pelatih, Kenapa?
“Internet marketing itu mudah teman-teman, jika kalian ingin menggunakan website sah-sah saja. Tapi kalau omset sudah Rp 200 juta. Sedangkan kalau mau memulai dengan yang organik bisa dilakukan melalui Google,” tambahnya.
Menurut Kiki, yang harus dipahami agar produk bisa tampil di halaman pertama tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk adsense adalah dengan memahami kaidah 3 warna (biru, hijau dan hitam).
“Jadi biru itu untuk judul, nama akun, dan tittle, hijau untuk link, url web, dan hitam untuk artikel atau deskripsi. Jadi dengan melakukan riset produk dan kaidah 3 warna tersebut maka pekerjaan jadi lebih efektif dan sasaran/market bisa diketahui,” kata Kiki.
Kemudian Malindra Oetavianto selaku Founder Munny Creative Agency turut menjabarkan dan melanjutkan penjelasan dari Kiki.
Menurut Malindra, dengan melakukan riset produk terlebih dahulu, dapat membuat pelaku usaha lebih siap dalam menjual suatu produk.
“Jadi semua media itu diberikan kesempatan oleh Google untuk masuk di halaman satu, teknik yang kita lakukan akan membuat produk kita bisa bersaing dengan milik kompetitor” ujarnya.
Selain itu, diakui Malindra, digital marketing merupakan sebuah kegiatan mudah jika mau mencoba dan belajar.
Dan jika omset sudah stabil dan profit sudah ada, lanjutnya, maka bisa digunakan website untuk proses lanjutan.
“Jadi kalau omset masih naik turun atau istilahnya masih dalam tahap trail and eror, cara-cara gratisan ini bisa dipakai agar lebih efektif,” kata Malindra.
Sementara itu, Afrizal Amri. R selaku owner Padhepokan Production Community mengatakan startupnya fokus pada pembuatan cerita-cerita animasi.
“Kami memulai bisnis ini awalnya cuma dari sekumpulan mahasiswa yang mau cari kegiatan di tahun 2014. Kemudian tahun 2015-2016 kita sempat ikut inkubasi,” ujar Afrizal.
Ia menceritakan, tahun 2017-2019 tim yang dibentuk sebelumnya solid kemudian hampir pecah kongsi, padahal tim yang solid adalah kunci sukses dalam membuat sebuah bisnis digital.
Sehingga di tahun tersebut, dirinya mengaku menghadapi banyak sekali tantangan yang membuatnya hampir menyerah.
“Namun, di tahun 2020 jadi kebangkitan kita untuk keluar dari zona nyaman. Jadi pesannya untuk memulai bisnis digital itu kita harus disiplin, mandiri, dan bermental kuat. Sehingga kita bisa berhasil. Kalau ada rintangan, ya terjang saja, karena itulah sisi kenikmatamnya lantaran kita akan tertantang,” pungkas Afrizal.
Penulis: Fikri Firmansyah
Editor: Heftys Suud