Diduga Wanita Panggilan, Nginap Lima Hari di Hotel Jalan Arjuno, Ditemukan Tewas Dalam Kamar
Korban diketahui berinisial FYR (27) warga Desa Madulegi, Kelurahan,Madulegi, Kecamatan Sukodadi, Lamongan
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wanita berpawakan gemuk ditemukan tak bernyawa di kamar hotel Red Planet Jalan Arjuno 64-66 Surabaya, Senin (9/11/2020) sore.
Korban diketahui berinisial FYR (27) warga Desa Madulegi, Kelurahan,Madulegi, Kecamatan Sukodadi, Lamongan.
Informasi yang dihimpun TribunJatim.com, mayat perempuan itu ditemukan pertama kali oleh resepsionis hotel, Yanuar Pardianto (36), warga Jalan ketintang Baru.
Saat itu, waktu menginap korban sudah habis dan harus cek out dari hotel pada pukul 13.00. Namun hingga sore hari, korban belum juga keluar.
Selanjutnya, pihak resepsionis hotel menghubungi manager hotel untuk konfirmasi ke kamar korban.
Baca juga: Tabrakan Truk vs Sepeda Motor di Tulungagung, Pengendara Motor Tewas, Sopir Truk Pilih Kabur
Tak lama resepsionis dan manager mendatangi kamar korban dan mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban.
"Pintu kamarnya kami ketuk sebanyak tiga kali, namun tidak ada respon dari korban," kata Yanuar kepada polisi.
Pihak hotel yang curiga, lantas membuka pintu kamar dengan menggunakan kunci cadangan.
Setelah pintu terbuka, akhirnya baru diketahui jika korban sudah meregang nyawa di atas tempat tidur.
"Kami sempat melihat korban dari pantulan kaca kamar. Wajahnya ada darah," ungkap Yanuar.
Temuan mayat ini kemudian dilaporkan ke Mapolsek Sawahan dan comand centre 112.
Petugas yang datang kemudian melakukan pemeriksaan. Petugas medis menyatakan korban sudah meninggal dunia. Kemudian jenazahnya dibawa ke RSUD dr Soetomo guna divisum.
Sementara itu, Kanitreskrim Polsek Sawahan Iptu Ristitanto mengatakan, berdasarkan keterangan manajemen hotel, korban menginap sejak tanggal 5 November.
"Selama lima hari menginap, korban sendirian dan tidak ada orang lain. Ini setelah polisi melakukan pengecekan berdasarkan rekaman CCTV hotel," kata Risti saat dikonfirmasi, Senin (9/11/2020) sore.
Setiap jam 09.00, korban selalu pergi dan kembali ke hotel hingga tengah malam.
Untuk penyebab kematian korban, Ristitanto mengatakan dari hasil pemeriksaan petugas inafis dan dokter tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Kata dokter yang memeriksanya, ada pembulu darahnya yang pecah sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," jelas Risti.
Pemeriksaan dihandpone korban juga menunjukkan jika korban kerap menawarkan jasa layanan seks melalui aplikasi miChat.
"Memang kalau kami periksa ada miChatnya. Dugaan kami mungkin pramuria," tandasnya.