BPCB Jatim Lanjutkan Ekskavasi Tahap Keempat Situs Pendem Kota Batu, Ditemukan Tumpukan Batu Andesit
Tim Arkeolog BPCB Jawa Timur melanjutkan ekskavasi tahap keempat Situs Pendem di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Benni Indo
TRIBUNJATIM.COM, KOTA BATU - Tim Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur melanjutkan ekskavasi tahap keempat Situs Pendem di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Rabu (11/11/2020).
Ekskavasi ini untuk mencari bentuk, keluasan dan fungsi struktur bata yang telah tampak dari hasil kegiatan ekskavasi sebelumnya.
Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, kegiatan ekskavasi bekerja sama dengan Pemdes Pendem.
Dari ekskavasi yang telah dilakukan selama tiga tahap kemarin, berhasil membuka kotak galian seluas 10 x 8 meter persegi. Luasan galian tersebut berhasil menampakkan profil pondasi bangunan bata berukuran 7.5 x 7.5 meter yang tersusun dari enam lapis bata, dengan dimensi bata penyusun berukuran panjang 35-36 centimeter dan lebar 25-26 centimeter, dengan ketebalan 9-10 sentimeter.
"Bentuk bangunan memiliki arah orientasi 103 derajat dari arah utara kompas. Pada bagian tengah bangunan ditemukan konsentrasi tumpukan bongkahan batu andesit yang kemudian menyulitkan proses ekskavasi. Namun saat batu tersebut diangkat dari kedalaman 1 meter dari tanah permukaan ditemukan lubang sumuran berbentuk bujur sangkar berukuran 2,1 x 2,1 meter persegi," jelasnya, Rabu (11/11/2020).
Saat ini batu andesit masih menutup lubang sumuran.
Baca juga: Dewan Dorong Pemkot Ambil Langkah-langkah Strategis Upayakan Kota Batu Masuk Zona Kuning Covid-19
Baca juga: Dishub Kota Batu Pastikan Damri Tak Mengambil atau Menurunkan Penumpang di Luar Terminal
Penggalian sumuran dihentikan sementara dalam di kedalaman 1.20 meter. Hasil ekskavasi keempat ini ditemukan beberapa pecahan tembikar dari beberapa wadah berhias seperti bejana, tempayan, vas, dan pecahan mulut botol kaca. Pihaknya menduga jika peninggalan itu berasal dari masa kolonial.
Satu hal yang cukup menarik adalah keberadaan candi di Situs Pendem ini tidak terdeteksi dalam catatan masa Hindia-Belanda tentang peninggalan purbakala di wilayah Indonesia. Namun dari sumber sejarah lain, yaitu catatan perjalanan seseorang asal Belanda yang bernama JI van Sevenhoven, disebutkan bahwa ia menjelajah Malang pada 1812 dan mengindikasikan keberadaan candi ini.
"Dalam sumber itu, dia menyebut adanya candi setelah melintas dari kebun kopi di Naya yang kini menjadi Dinoyo, dan kemudian melintasi Alu yang mungkin kini menjadi Ngelo. Setelah dari Alu, ia berlanjut ke Kaling yang kini menjadi Sengkaling," paparnya.
Baca juga: Respons TACB Kota Malang Soal Penemuan Rel Kereta Api Kuno Zaman Belanda di Kayutangan Heritage
Baca juga: Harga Tiket Masuk Lembah Indah, Tempat Glamping Mewah di Malang, Ada Outbound hingga Flying Fox
Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Sidiq menjelaskan jika ia menganggarkan hampir Rp 200 juta untuk menunjang ekskavasi. Selain itu, Disparta juga merencanakan pembangunan gapura serta fasilitas penunjang lainnya di sekitar candi.
"Anggaran hampir Rp 200 juta untuk peralatan dan ekskavasi, nanti juga ada pelebaran jalan, pembuatan gapura, dan fasilitas lain," kata Arief.
Kepala Desa Pendem, Tri Wahyuwono Efendi, optimistis jika situs candi di Desa Pendem akan menjadi pusat pariwisata desa di masa mendatang. Pendik, sapaan akrabnya mengatakan kalau warga sekitar sangat mendukung proses pemugaran dan penataan untuk menjadi kawasan tujuan wisata budaya.
"Warga sangat mendukung sekali untuk hal itu. Tapi pembebasan lahan juga harus segera direalisasikan. Pemkot Batu sudah sejak lama membicarakan tentang pembebasan lahan," tutupnya.
Editor: Dwi Prastika