Penanganan Covid
Jawa Timur Juara Umum Kompetisi Sains Nasional 2020, Khofifah: Pandemi Tak Halangi Prestasi Siswa
Siswa Jatim berhasil menyabet 70 medali KSN 2020. Yang terinci 19 medali emas, 24 perak, dan 27 perunggu.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Provinsi Jawa Timur kembali menuai prestasi membanggakan.
Terbaru, Rabu (17/11/2020), Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengumumkan secara daring hasil Kompetisi Sains Nasional (KSN).
Kompetisi ini merupakan salah satu kompetisi pendidikan paling bergengsi di Indonesia.
Dalam ajang tersebut Provinsi Jawa Timur diumumkan sebagai Juara Umum KSN 2020 .
Capaian itu diperoleh Jatim setelah siswa Jatim berhasil menyabet 70 medali. Yang terinci 19 medali emas, 24 perak, dan 27 perunggu.
Baca juga: Setahun Khofifah Bentuk Biro Pengadaan dan Jasa, Raih Penghargaan dan Jadi Pusat Keunggulan
Baca juga: Nekat Cari Ikan di Laut Selatan, Warga Lumajang Hanyut Terseret Arus Deras
Prestasi membanggakan ini begitu istimewa karena menjadi capaian yang ditunggu setelah 18 tahun sejak pertama kali Jatim aktif berkompetisi di tahun 2002.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan kebanggaannya pada seluruh siswa Jawa Timur.
“Dalam suasana pandemi seperti ini, justru anak-anak Jawa Timur menunjukkan prestasi terbaiknya. Para kepala sekolah dan guru pun telah menunjukkan kinerja terbaik membangun generasi emas Jawa Timur,” kata Khofifah.
Berbagai prestasi dan inovasi pendidikan di Jawa Timur menunjukkan bahwa ekosistem pendidikan Jawa Timur di masa kepemimpinan Khofifah telah terbangun lebih kondusif untuk meningkatkan standar kualitas pendidikan di Jawa Timur.
Program Jatim Cerdas yang merupakan salah satu program prioritas dari Nawa Bhakti Satya Pemerintah Provinsi Jawa Timur bukan sekedar isapan jempol belaka.
Program ini telah menjadi pemicu inovasi dan prestasi pendidikan di Jawa Timur.
“Dalam RAPBD Tahun 2021, Pemprov Jatim menganggarkan Rp 11,868 triliun untuk membiayai sektor pendidikan,” kata Khofifah.
Anggaran itu setara 51,74 persen anggaran perangkat daerah akan digunakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Jatim.
Dalam rangka optimalisasi kualitas dan serapan lulusan SMA, SMK dan SLB di Jawa Timur, Pemprov Jatim juga telah mengembangkan ekosistem kerjasama dengan banyak dunia usaha, dunia industri dan perguruan tinggi.
Salah satu contoh, Pemprov telah menandatangani kerjasama antara PT Maspion dengan 300 SMK di Jawa Timur yang disaksikan langsung Gubernur Jawa Timur.
Kerjasama yang yang telah dilakukan dengan ratusan perusahaan dalam dan luar negeri ini memberikan peluang luas bagi para lulusan sekolah di Jatim untuk lebih cepat bekerja.
Contoh konkrit adalah SMKN Grati Kabupaten Pasuruan, SMK Muhammadiyah Gondanglegi Malang, SMK PGRI 2 Ponorogo, yang bekerja sama dengan ratusan perusahaan dalam dan luar negeri, sehingga lulusannya 90 persen lebih bisa langsung diterima kerja di perusahaan-perusahaan tersebut.
Program Jatim Cerdas Pemprov Jatim tidak hanya melahirkan alumni sekolah yang siap kerja, tapi juga andal dalam berwirausaha.
Banyak sekolah yang secara khusus juga menyiapkan siswa siswinya untuk menjadi start up dan wirausahawan muda.
Baca juga: Imel Putri Cahyati Pamer Pesta Mewah Ulang Tahunnya, Hartanya Bak Tak Luntur Cerai dari Sirajuddin
SMKN Tutur Kapaten Pasuruan dan SMK PGRI 1 Mejayan Kabupaten Madiun adalah contoh sekolah yang memiliki program khusus untuk kewirausahaan.
Tidak hanya pada jenjang pendidikan SMK, program-program di SMA juga telah dirancang untuk mengembangkan kompetensi kewirausahaan siswa.
Program SMA double track kerjasama Dinas Pendidikan Jawa Timur dengan ITS Surabaya adalah salah satu bentuk program untuk meningkatkan kemampuan vokasional dan kewirausahaan siswa SMA.
Di sisi lain Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wahid Wahyudi menegaskan berbagai kebijakan yang disertai dengan skema anggaran yang memadai telah menjadi stimulasi tumbuh kembangnya inovasi dan prestasi pendidikan.
Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) untuk 4.000 lebih SMA, SMK dan SLB negeri dan swasta dengan 1,3 juta lebih siswa di Jatim yang dilaksanakan sejak Tahun 2019.
Selain telah meringankan biaya yang dikeluarkan oleh para orang tua, program ini juga menjadikan ruang fiskal sekolah lebih leluasa untuk mendorong inovasi dan prestasi di masing-masing satuan pendidikan.
“Peningkatan kesejahteraan para guru dan tenaga Kependidikan, khususnya untuk 20 ribu lebih Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) juga menjadi wujud perhatian Pemprov Jatim terhadap kualitas pendidikan,” kata Wahid.
SMK Pengampu, SMA Pengimbas, Pesantren Vokasi (SMK Mini), SMA double track, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan serta program lain menyangkut peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan adalah bagian dari program pendidikan yang dijalankan secara berkelanjutan selama ini untuk memacu percepatan kualitas pendidian di Jawa Timur.
Selama masa pandemi Covid-19 meskipun sebagian anggaran dialihkan untuk penanganan pandemi ini, perhatian Pemprov Jatim untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan tidaklah surut.
Pengembangan kompetensi guru untuk pembelajaran daring, pengembangan learning management system, kerjasama dengan komunitas dan pemerintah Kabupaten/Kota dan Desa.
Selain itu penyediaan anjungan belajar mandiri untuk sekolah yang belum terjangkau internet adalah sebagian dari inovasi yang telah dicetuskan selama masa pandemi. (SURYA/Fatimatuz Zahroh)
Editor: Pipin Tri Anjani