Pembangunan Infrastruktur di Tahun 2021 Akan Jadi Upaya Mengejar Target di Tahun Ini
Pakar Ekonomi Muhammad Chatib Basri memprediksi, perekonomian Indonesia tahun 2021 tidak akan bisa tumbuh terlalu tinggi.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pakar Ekonomi Muhammad Chatib Basri memprediksi, perekonomian Indonesia tahun 2021 tidak akan bisa tumbuh terlalu tinggi.
Hanya akan tumbuh kurang dari target APBN 2021 yang sebesar 5 persen atau hanya mencapai 3,5 persen - 4 persen.
“Meski pun pertumbuhan ekonomi sudah menunjukan perbaikan, namun perekonomian Indonesia baru akan mulai pulih tahun 2022 yaitu setelah persoalan pandemi Covid-19 bisa diatasi," kata Chatib Basri saat menjadi pembicara di sesi pertama Webinar dengan topik “Shell Bitumen di Indonesia: Bangun Konektivitas, Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Rabu (18/11/2020).
Namun dalam hal pembangunan infrastruktur, Chatib yang tercatat sebagai Co-Founder and Senior Partner PT CReco Consulting itu, memprediksi, pemerintah Indonesia akan mengejar target pembangunan yang tertunda tahun ini.
"Tapi kalau saran saya, pemerintah lebih baik menunda dulu belanja yang cenderung ekspansif," tambah Chatib.
Dalam kesempatan yang sama, hadir Hedy Rahadian, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang mengangkat topik “Rencana dan Program Prioritas Pembangunan Infrastruktur Jalan untuk Mendukung Pemulihan dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”.
Hedy menyebutkan, bahwa untuk mendukung aktivitas ekonomi dan mendorong pemerataan pembangunan nasional, pihknya mendapatkan pagu anggaran 2021 sebesar Rp 53,96 triliun yang diperuntukkan bagi pembangunan konektivitas infrastruktur jalan.
“Saat ini, sebagian besar anggaran pemerintah digunakan untuk penanganan Covid-19. Namun demikian pembangunan infrastruktur tidak akan terhenti, karena ini merupakan kebutuhan jangka panjang masyarakat," ungkap Hedy kepada TribunJatim.com.
Terkait topik “Rencana dan Program Prioritas Pembangunan Infrastruktur Bandara”, Stephanus Millyas Wardana, VP of Airport Engineering Development PT Angkasa Pura II, menyampaikan, Pandemi Covid-19 ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap dunia penerbangan di Indonesia.
"Trafik Penerbangan, baik domestik maupun internasional, mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir ini," kata Stephanus.
Namun PT Angkasa Pura II (Persero) meyakini akan adanya traffic rebound yang akan memberikan lonjakan pertumbuhan penerbangan di bandara-bandara Indonesia.
"Dalam menghadapi adanya lonjakan pertumbuhan ini, kami mempersiapkan segala infrastruktur guna menunjang operasional penerbangan dan memastikan seluruh fasilitas yang ada dalam kondisi sesuai standar sehingga dapat selalu memberikan kenyamanan, keselamatan, dan keamanan bagi pengguna jasa kebandarudaraan," ungkap Stephanus.
Sementara di sesi kedua, Susi Hutapea, Shell Bitumen Country Business Manager Indonesia memaparkan mengenai Peran Shell Bitumen Indonesia dalam Mendukung Pembangunan Konektivitas di Indonesia.
“Shell Bitumen akan terus menjadi mitra strategis bagi pemerintah dan konsumen dalam upaya peningkatan konektivitas di negeri ini melalui beragam produk dan solusi Bitumen berkualitas tinggi dan tahan lama," kata Susi.
Shell Bitumen merupakan pemasar aspal internasional terbesar di dunia dengan pengalaman 100 tahun secara global.