Jalan Tol KLBM Siap Operasional, Waskita Bumi Wira Hanya Tunggu Jawaban dari BPJT
Pemilik konsesi tol Krian Legundi Bunder Manyar (KLBM), PT Waskita Bumi Wira, anak usaha PT Waskita Toll Road, siap operasionalkan 3 seksi jalan tol.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Sudarma Adi
Kemudian yang ketiga adalah tol Probolinggo-Banyuwangi dengan nilai kontrak mencapai Rp 1,05 triliun.
Khusus untuk tol KLBM, Destiawan mengatakan, kehadirannya akan memberikan aksesibilitas atau mobilisasi yang sangat baik bagi kendaraan logistik ke kawasan industri Java Integrated and Ports Estate (JIIPE), yang merupakan kawasan industri terintegrasi pertama di Indonesia dan terbesar di Jatim.
“Tol ini akan menjadi backbone pada jalur logistik di Jatim," ujar Destiawan.
Ruas tol ini memberikan aksesibilitas atau mobilisasi yang sangat baik bagi kendaraan logistik, sehingga meningkatkan produktivitas
kegiatan dan menciptakan kebangkitan perekonomian, serta menciptakan lapangan kerja.
Dalam proyek ini pemegang konsesi adalah PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol.
Sementara, untuk perkembangan proyek Tol Probolinggo-Banyuwangi lama pengerjaan akan dilakukan 730 hari kalender.
Ruas ini nantinya akan dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk,
dimana Waskita hanya sebagai kontraktor pada paket I yang ber - Joint Operation (JO) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
"Untuk kontrak paket ini sudah dapat namun Surat Perintah Mulai Kerja nya (SPMK) masih menunggu dari Jasa Marga," jelas Destiawan.
Destiawan menjelaskan sinergi yang dilakukan Waskita dalam proyek ini merupakan upaya Perseroan bersinergi dengan pemerintah setempat untuk meningkatkan keterlibatan
pengusaha/mitra setempat/lokal khususnya UMKM.
Mempekerjakan masyarakat sekitar sebagai karyawan kontrak proyek dengan kemampuan dan kompetensi sesuai bidang.
Waskita juga mengakomodir UMKM melalui program PADI (Pasar Digital UMKM Indonesia).
“Strategi yang digunakan Waskita antara lain memastikan pekerjaan yang dilakukan di lapangan sesuai spesifikasi yang telah diisyaratkan," jelas Destiawan.
Menerapkan GKM (Gugus Kendali Mutu) pada setiap
pekerjaan dengan tujuan hasil pekerjaan terukur sesuai dengan spesifikasi. Diperbanyaknya pemasangan rambu-rambu batas kecepatan maximal dalam berkendara. Mengedepankan QHSE
(Quality Health Safety Environment) sebagai kebutuhan utama dalam melaksanakan pekerjaan.
Waskita terus menjaga kerberlanjutan usahanya. Pada tahun ini, Waskita memproyeksikan potensi pengembangan bisnis dalam beberapa tahun ke depan mencapai +/- Rp92 triliun.
"Potensi pengembangan bisnis dalam lima tahun ke depan tersebut meliputi proyek di Jawa yakni infrastruktur, konektivitas, dan pipanisasi senilai Rp 49 triliun," jelas Destiawan.