Apotek Online Lifepack
5 Cara Penularan HIV/AIDS yang Benar dan Mitos, Masih Banyak Orang Salah Paham!
Banyak orang yang masih salah memahami HIV/AIDS dapat menular dengan bersalaman, padahal itu bukanlah cara penularan HIV yang benar.
TRIBUNJATIM.COM - Mungkin Anda sudah sangat familiar dengan penyakit HIV/AIDS. Ya, penyakit menular yang satu ini memang sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Menurut WHO, pada akhir tahun 2018 terdapat 37,9 juta orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Penyakit ini sendiri disebabkan oleh virus yang bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus), yakni virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh terutama sel CD4 (sel T). Virus ini membuat tubuh menjadi lebih mudah untuk terkena infeksi atau penyakit lain akibat kekebalan tubuh yang rusak.
Meski sudah sangat familiar, mungkin Anda masih bingung bagaimana penularan penyakit ini dan apa saja dampak dari penyakit ini.
Tenang! Tim Lifepack akan membagikan informasinya lewat ulasan berikut ini.
Baca juga: Seluk Beluk HIV dan AIDS, Mulai Definisi, Gejala hingga Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Mengenal HIV/AIDS
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dengan cara merusak sel darah putih yang melawan infeksi. Hal ini akan membuat Anda menjadi lebih mudah untuk terinfeksi suatu penyakit. Selain membuat Anda lebih mudah untuk terinfeksi penyakit, HIV juga membuat infeksi yang menyerang Anda menjadi lebih parah dibandingkan ketika menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal.
HIV memiliki beberapa tahapan yang ditandai dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda, antara lain:
1. Infeksi HIV Akut
Pada tahap infeksi HIV akut, biasanya orang yang terinfeksi HIV akan mengalami sakit dengan gejala seperti flu yang berlangsung hingga beberapa minggu pasca terinfeksi virus HIV.
Baca juga: Wajib Tahu! Penyakit HIV AIDS Punya 3 Tahapan: Orang Sering Tak Sadar Terinfeksi Pada Tahap Ini
Umumnya tahap ini berlangsung antara 2-4 minggu pasca terinfeksi. Pada tahap ini, orang dengan infeksi akut memiliki virus HIV di dalam darahnya dan dapat menularkannya kepada orang lain. Namun pada tahap ini, banyak sekali orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang sakit. Sehingga untuk mengetahui apakah seseorang memiliki infeksi HIV akut perlu dilakukan tes antigen/antibodi asam nukleat (NAT).
2. Latensi Klinis
Tahap latensi klinis biasanya juga disebut dengan infeksi HIV asimtomatik atau infeksi HIV kronis. Pada tahap ini virus aktif namun berkebang biak pada tingkat yang sangat rendah dan memungkinkan orang yang menderita HIV tidak memiliki gejala. Tahap ini bisa berlangsung selama sepuluh tahun atau lebih pada orang yang tidak mengonsumsi obat untuk mengatasi virus.
Pada tahap ini orang dengan HIV dapat menularkan virus dalam tubuhnya ke orang lain, namun pada orang yang menjalani pengobatan HIV dapat mempertahankan viral load yang tidak terdeteksi secara efektif sehingga risiko penularan HIV ke pasangan seksualnya menjadi lebih rendah. Pada akhir fase ini, viral load penderita HIV akan naik dan jumlah CD4 berangsur-angsur mulai turun. Lalu penderita akan mulai merasakan gejalanya karena jumlah virus yang meningkat dalam tubuh.
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
Tahap AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan fase yang paling parah dari perjalanan perkembangan penyakit HIV. Orang yang berada pada fase ini mengalami kerusakan sistem kekebalan tubuh yang parah sehingga berbagai penyakit dapat menyerang dan terjadi dengan parah (penyakit oportunistik).
Gejala dari tahap ini biasanya berupa menggigil, demam, berkeringat dan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan berlebihan, dan penurunan berat badan. Pada tahap ini orang dengan AIDS memiliki viral load yang tinggi dan sangat menular.
Penularan HIV/AIDS
Setelah membaca penjelasan di atas, mungkin Anda menjadi sangat khawatir akan penularan penyakit yang satu ini. HIV/AIDS hanya dapat ditularkan melalui beberapa cara dari penderita ke orang yang sehat. Namun ternyata banyak orang yang masih salah memahami bahwa HIV/AIDS dapat menular hanya dengan melakukan kontak fisik seperti bersalaman atau berpelukan dengan penderita. Padahal kedua kontak tersebut bukanlah cara penularan HIV yang benar, melainkan hanya mitos. Lalu apa saja sih cara penularan penyakit ini? Berikut beberapa cara penularan HIV/AIDS.
1. Melakukan Hubungan Seks dengan Penderita HIV/AIDS
Melakukan hubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS tanpa kondom sangat berisiko terjadinya penularan HIV. Terlebih jika penderita tidak mengonsumsi obat-obatan untuk mengobati HIV.
2. Ibu dan Anak
Penularan HIV/AIDS juga dapat terjadi antara ibu dan anak. Hal ini terjadi pada saat masa kehamilan, kelahiran, atau menyusui. Penularan ini adalah alasan yang paling sering terjadi mengapa HIV terjadi pada anak-anak.
3. Penggunaan Jarum Suntik Bersama
Penggunaan jarum suntik secara bersama-sama dengan penderita HIV/AIDS juga dapat menjadi salah satu cara penularan penyakit ini. Hal ini karena jarum suntik kemungkinan besar sudah terkontaminasi dengan cairan atau darah penderita. Sehingga ketika disuntikkan ke tubuh orang yang sehat, HIV akan menular.
4. Berciuman
Penularan HIV/AIDS akibat berciuman dapat terjadi meski hal ini sangatlah jarang. Penularan HIV terjadi jika pasangan Anda (penderita HIV) memiliki sariawan atau gusi berdarah dan darah dari pasangan masuk ke dalam pembuluh darah Anda. Namun perlu dipahami bahwa HIV tidak menular melalui air liur atau saliva.
5. Tato/Body Piercings
Penularan HIV/AIDS melalui tato atau body piercings bisa saja terjadi. Hal ini terjadi jika jarum atau alat-alat lainnya yang digunakan tidak steril. Pastikan alat yang akan digunakan untuk membuat tato atau body piercings steril dan tenaga profesional yang melakukannya memiliki sertifikat di bidang tersebut.
Perlu Anda pahami bahwa HIV dapat menular melalui cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan rektal, cairan vagina, dan air susu ibu.
Itulah informasi mengenai penularan HIV yang perlu Anda ketahui. Semoga bermanfaat!
Download aplikasi Lifepack di PlayStore dan AppStore, apotek online untuk tebus resep obat. Solusi berobat bebas antre.
Ditulis oleh: Nada Karisma
Ditinjau oleh: dr Denny Archiando
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. (n.d). Ways HIV Can Be Transmitted. Diakses pada 2020.
MedlinePlus. (n.d). HIV/AIDS. Diakses pada. 2020.
U.S Minority HIV/AIDS Fund. (n.d). How Is HIV Transmitted?. Diakses pada 2020.