Perajin Wrangka Keris Klakah Tetap Eksis di Tengah Pandemi, Beber Kuncinya: Harus Maksimal
Warga Desa Seruni, Kecamatan Klakah tetap eksis menjadi perajin warangka keris di tengah pandemi Covid-19. Beber kuncinya: harus maksimal.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Sudah 19 tahun Ahmad Fauzi (31) warga Desa Seruni, Kecamatan Klakah menjadi perajin warangka keris.
Namun tahun 2020 ini adalah masa terberatnya.
Jika biasanya setiap bulan Suro pendapatan Fauzi selalu bertambah.
Baca juga: Kapolda Irjen Pol Nico Afinta Sowan ke Ponpes Tebuireng, Kolaborasi dengan Ulama Wujudkan Jatim Aman
Baca juga: Hilang 4 Hari, Remaja Sukowilangun Ditemukan Tewas di Kebun Singkong, Jaket Kuak Identitas Korban
Tahun ini di tengah pandemi virus Corona ( Covid-19 ) penghasilannya menurun hingga 80 persen.
"Bulan Suro itu kan ramai-ramainya orang betulin keris. Tapi suro tahun ini sepi, mungkin karena pandemi uang orang-orang buat kepentingan lain dulu," ujar Fauzi, Senin (30/11/2020).
Namun, kata Fauzi, hambatan itu tidak berlangsung lama.
Dirinya memastikan, kini pelan-pelan usaha yang dirintisnya mulai kebanjiran orderan.
Fauzi mengklaim usaha jasanya tetap eksis di masa pandemi Covid-19 karena sebelumnya selalu konsisten menjaga kualitas barang.
Selain itu, dukungan komunitas pecinta keris ternyata adalah kuncinya.
Baca juga: 10 Kampus Terbaik di Indonesia, UGM Unggul Berada di Posisi Pertama, PTS Ini Juga Ikut Nangkring
Baca juga: Misteri Jasad Wanita dalam Koper di Mekkah Arab Saudi, Identitas Terkuak, Polisi Juga Tangkap 2 WNI
Terbukti, meskipun Fauzi tak pernah sekali pun mempromosikan jasanya lewat sosial media.
Tapi banyak pelanggan yang berdatangan dari luar daerah. Diantaranya Jember, Bondowoso, Probolinggo, Malang, Surabaya, hingga Mojokerto.
"Saya kalau ngerjakan harus rapi, kalau sekiranya orang datang minta cepat mesti saya tolak. Bukan apa-apa, karena saya kalau buat warangka hasilnya harus maksimal. Dan Alhamdulillah setelah jadi banyak pecinta keris yang suka terus ke sini lagi ngajak temannya," terangnya.
Dikisahkan oleh Fauzi, awal mula bisa membuat waringin keris berawal dari tidak kesengajaan. Waktu itu, ia coba-coba memperbaiki waringin keris milik pamannya karena sudah rusak.
Akan tetapi, saat itu pesanan terus mengalir dari orang lain. Melihat potensi yang cukup menjanjikan, hingga akhirnya ia memutuskan menjadi perajin waringin sebagai profesi.