Virus Corona di Jember
Angka Kematian Akibat Covid-19 di Jember Meningkat, Satgas Ingatkan: Jangan ke Faskes Ketika Kritis
Kabupaten Jember alami peningkatan angka kematian akibat Covid-19. Jubir Satgas Gatot Triyono ingatkan jangan ke Faskes ketika sudah kritis.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Angka kematian disebabkan virus Corona ( Covid-19 ) di Kabupaten Jember meningkat selama dua pekan terakhir.
Hal ini terlihat dari data yang dibeberkan Satgas Penanganan Covid-19 Jember.
Informasi yang dihimpun TribunJatim.com, Sejak 19 November hingga 3 Desember, angka kematian akibat Covid-19 cenderung naik.
Baca juga: Kelompok Remaja Tanggung di Surabaya Bikin Sajam Sendiri Buat Tawuran, Saling Tantang di Medsos
Baca juga: Yamana NMax Adu Banteng dengan Honda PCX, Pengendara Tewas di Tempat, Polisi Beber Pemicunya
Pada 19 - 21 November lalu, angka kematian per hari sebanyak dua orang. Angka ini terus naik per harinya berkisar antara empat hingga delapan kasus.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jember, Gatot Triyono mengakui angka kematian ini terus meningkat selama dua pekan terakhir.
"Kasus kematian tertinggi terjadi pada 29 November mencapai delapan orang. Semua yang kami catat kasus kematian ini karena Covid-19," ujar Gatot, Kamis (3/12/2020).
Sementara itu pada 1 Desember tercatat ada enam kematian, dan 2 Desember ada lima angka kematian.
Sementara itu angka kematian tanggal 3 Desember belum dirilis oleh Satgas Penanganan Covid-19.
Baca juga: Kepala BNPB Tinjau Lokasi Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Polkesma Kota Malang
Baca juga: Nasib Apes Maling Kotak Amal Kelelahan Dikejar Massa Lalu Nyebur ke Kali, Ternyata Kotaknya Kosong
Pada Kamis (3/12/2020), ada tujuh pemakaman memakai prosedur penatalaksanaan infeksius.
Setidaknya, satu dari tujuh jenazah yang dimakamkan meninggal karena Covid-19.
Orang yang meninggal karena Covid-19, atau dengan Covid-19 dimakamkan memakai prosedur pemakaman penatalaksanaan infeksius.
Termasuk pasien yang meninggal di rumah sakit, namun hasil tes swab belum keluar, juga dimakamkan memakai penatalaksanaan infeksius.
Gatot mengatakan, mereka yang meninggal karena Covid-19 itu, akibat sudah kritis baru dibawa ke rumah sakit.
“Penyebab faktor kematian akibat korona, dikarenakan pasien-pasien yang datang ke rumah sakit dalam keadaan kritis, sehingga tidak dapat tertolong,” ujarnya.
Gatot menerangkan, banyak pasien yang sebelumnya menyepelekan gejala-gejala ringan yang diderita dan tidak segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Dia mengakui selama pandemi ini, ada stigma dari masyarakat jika berobat ke rumah sakit akan 'dicovidkan'. Dicovidkan maksudnya didiagnosa terpapar Virus Corona 2019 (Covid-19).
“Ada stigma seperti itu di masyarakat, sehingga khawatir ke rumah sakit ketika ada keluhan. Akhirnya datang ke rumah sakit ketika sudah parah," imbuhnya.
Dia meminta masyarakat mengubah stigma tersebut. Sebab, imbuhnya, secara gampang mendiagnosa seseorang terpapar Covid-19.
Dia menambahkan, berbagai cara telah dilakukan Satgas Covid-19 agar masyarakat mengetahui betapa pentingnya mengenali penyebab faktor kematian karena Corona.
“Kami akan terus melakukan sosialisasi, baik melalui tokoh agama, tokoh masyarakat, untuk membantu satgas memberikan imbauan dan mengedukasi masyarakat, supaya masyarakat tidak takut lagi periksa ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala ringan,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur RSD dr Soebandi Jember dr Hendro Soelistijono saat di acara rapat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD Jember, menegaskan, tidak gampang 'mengcovidkan' pasien.
"Saya tegaskan, tidak benar rumah sakit secara gampang 'mengcovidkan' pasien. Karena memang tidak semudah itu. Seseorang terpapar Covid-19 itu berdasarkan hasil laboratorium. Dan tidak ada untungnya bagi rumah sakit secara mudah mengcovidkan pasien," tegas Hendro.
Hendro menambahkan, kepada mereka yang memiliki gejala klinis seperti batuk, indra penciuman dan perasa berubah, sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Berubahnya indra penciuman dan perasa, katanya, menjadi gejala awal untuk mendeteksi dini paparan Covid-19
Berdasarkan data, sampai 2 Desember 2020, jumlah kematian karena Covid-19 di Jember mencapai 122 kasus dari 2.571 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
Penulis : Sri Wahyunik
Editor: Heftys Suud