Teror Kepala Kambing di Rumah Ketua KIPP Jatim Jelang Pilwali, Resmi Dilaporkan
"Jadi saya ke sini ini (Polrestabes Surabaya) untuk melaporkan adanya temuan semacam ancaman atau dalam bentuk intimidasi kepada saya," ungkap Novli
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Novli Bernando Thyssen resmi melaporkan adanya teror potongan kepala kambing disertai sebuah ancaman yang ditulis dalam secarik kertas di teras rumahnya, Senin (7/12/2020).
Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jawa Timur itu mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu di Mapolrestabes Surabaya.
Laporan itu sendiri sudah diterima pihak kepolisian dan saat inintengah dalam penyelidikan.
"Jadi saya ke sini ini (Polrestabes Surabaya) untuk melaporkan adanya temuan semacam ancaman atau dalam bentuk intimidasi kepada saya," ungkap Novli sesuai membuat laporan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), Polrestabes Surabaya kepada TribunJatim.com, Senin (7/12/2020).
Seusai resmi melaporkan kejadian itu, Novli kemudian diampingi oleh petugas untuk dimintai keterangannya di Satreskrim Polrestabes Surabaya.
Novli menceritakan, bahwa ancaman, teror atau intimidasi itu diketahui pertama kali oleh ibunya saat hendak menyalakan sanyo atau air yang berada di teras rumah sekitar pukul 04.30 Wib.
Baca juga: Gombalan Lesty Kejora ke Rizky Billar, Dedek Jatuh Malah Diabaikan Gebetan, Irfan Hakim: Cie Marahan
Baca juga: 2 Bocah Pelaku Pembunuhan di Bukit Jamur Dihukum Penjara, Keluarga Korban: Jauh dari Keadilan
Baca juga: Jasad Bayi Laki-laki Ditemukan di Sungai Mojoanyar Mojokerto, Diduga Baru Dilahirkan
"Mama saya yang awalnya menemukan. Ada di dalam tas kresek warna merah. Saat dilihat ternyata ada kepala kambing, dengan darah mengucur. lalu kemudian ada pesan di dalam kertas, seperti sebuah pesan untuk mengingatkan," terangnya kepada TribunJatim.com.
Dalam secarik kertas itu tertulis "Kalau Tidak Mau Seperti Ini...Jangan Banyak Bicara, Taman Harmoni 01'.
Menurutnya, ini merupakan sebuah teror yang menjijikkan, dan sangat disayangkan.
"Alam iklim demokrasi yang terbuka seperti ini masih ada upaya-upaya untuk meneror atau mengintimidasi lembaga pemantau pemilu. Karena tugas kami adalah untuk memantau proses Pemilukada Surabaya untuk lebih demokratis. Saya dalam posisi ini tidak bisa berspekulasi terhadap siapa pelaku yang berbuat demikian. Saya serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk memproses laporan saya ini," tegasnya kepada TribunJatim.com.
Ia pun berharap dalam pelaksanaan Pilwali Surabaya ini bisa berlangsung kondusif, aman tanpa adanya teror dan intimidasi dalam bentuk apapun.
Ditanya apakah ada CCTV yang mungkin merekam aksi pelaku? Novli mengaku tidak ada.
"Tidak ada karena rumah saya kan di wilayah perkampungan. Tidak pasang CCTV. Saya juga sudah mencoba bertanya kepada tetangga kanan kiri saya tapi tidak ada yang tahu," tandasnya. ( Firman/Tribunjatim.com)