Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kontak Layanan ODHA Dikurangi Selama Pandemi, Dinkes Pastikan Obat Arv Aman Sampai Awal 2021

Kontak layanan ODHA dikurangi di tengah pandemi Covid-19. Yayasan Mahameru pastikan sampai dengan awal tahun stok Obat Arv dijamin aman.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Hefty Suud
SHUTTERSTOCK/peterschreiber.media
ILUSTRASI - Ancaman virus Corona untuk para pasien ODHA. 

Menurutnya, ada perbedaan pendampingan selama virus Corona. Mulai konten pengetahuan, penguatan status, edukasi keluarga, sampai pada kepatuhan.

Dengan adanya pandemi akhirnya ditambah protokol kesehatan yang sederhana, phsyical distancing, sama cuci tangan dan pakai masker.

"Itu yang dikuatkan oleh teman teman pendamping. Beberapa tempat layanan memang mewajibkan protokol kesehatan. Mereka yang mengingatkan kalau ambil obat jangan lupa masker, cuci tangan, cek suhu. Ada yang modelnya enggak usah ke loket langsung ke poli karena meminimalisir kontak," paparnya.

"Sebagian masih virtual dan sebagian masih tatap muka. Kalau pendampingan setiap hari," imbuhnya.

Saat ini, Yayasan mahameru  mendampingi Odha sebanyak 17 ribu orang sejak tahun 2020. Dengan usia produktif diatas 25 sampai 60 tahun.

Penyebab terkena hiv aids bermacam macam. Karena sex secara narkoba trendnya udah turun. Sex nya bisa jadi dari waria, ibu rumah tangga (suami istri), dari homoseksual.  

Ketika mereka menyandang status odha. Hal berat mereka alami di masa awal. Mereka tidak tahu harus berbuat apa, tidak punya gambaran apa yang akan mereka lakukan.

Yayasan Mahameru pendampingnya 90 persen adalah pasien Odha. 10 persen tidak positif Hiv Aid.

"Prinsipnya pasien yang sudah sehat kami bekali informasi penguatan kapasitas mereka mendampingi teman teman yang baru berstatus Odha. Nah dengan cara itu ketika ada orang yang baru,pendamping bisa menjawab. Dengan begitu ada gambaran untuk melakukan kesibukannya," katanya. 

Sejatinya, obat ARV tidak bisa membunuh virus. Namun bisa dikendalikan. Virus tersebut prinsipnya tidak bisa mati. Mengingat, virus tersebut menyerang imun kekebalan tubuh.

"Saya pikir Odha secara teori merupakan kelompok yang riskan terkena corona. Karena ada comorbidnya. Perawatan biasanya dipisahkan karena resiko soal kekebalan tubuh, bukan mengasingkan lebih kepada mengamankan mereka," ucapnya.

Farid berharap, jadilah masyarakat yang tahu dan mau tahu. Kalau masyarakat sekarang mereka tahu tapi tidak mau tahu. Pihaknya juga pernah diusir saat kontrak rumah di sebuah daerah di Surabaya. 

"Kami diusir. mereka memang paham. Tapi tidak mau tahu. Aku pikir Surabaya kota besar dengan nilai toleransi tinggi.Makanya kami tidak mau pasang plang karena trauma," pungkasnya.

Penulis: Febrianto Ramadani

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved