Koperasi Pesantren Dapat Bantuan Permodalan untuk Kembangkan Usaha Produk Halal yang Layak Ekspor
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dibantu dengan OJK dan Bank UMKM Jatim menyalurkan bantuan permodalan untuk pondok pesantren.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dalam rangka mendorong bangkitnya UMKM khususnya dari kalangan koperasi pondok pesantren, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dibantu dengan OJK dan Bank UMKM Jatim menyalurkan bantuan permodalan.
Hari ini, Kamis (17/12/2020), bantuan permodalan tersebut diserahkan langsung pada empat Pondok Pesantren (Ponpes) yang menerima bantuan modal ini dalam acara Bussiness Matching dan Petik Keuangan Pengembangan Usaha Pondok Pesantren Agar berdaya saing tinggi.
Empat kopontren itu antara lain, Kopontren An Najiyyah Tambak Beras, dan Kopontren Al Furqon Mashur. Serta juga dalam bentuk permodalan kerja pada Ponpes Qowiyul Ulum, dan Ponpes Nurul Khoir.
Rinciannya, Kopontren An Najiyyah Tambak Beras mendapatkan bantuan sebesar Rp 300 juta dan Kopontren Al Furqon Mashur, sebesar Rp 200 juta. Sedangkan untuk Ponpes Qowiyul Ulum menerima modal kerja sebesar Rp 50 juta, dan Ponpes Nurul Khoir menerima Rp 75 juta.
Penyerahan tersebut dilakukan siang ini di Hotel JW Marriott Kota Surabaya bersama OJK, Bank UMKM Jatim dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Baca juga: Model Rok Amanda Manopo Mendadak Jadi Sorotan, Dinilai Terbuka, Postingan IG Andin Banjir Komentar
Baca juga: Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Selama Pandemi dengan Injeksi Vitamin C, Punya Manfaat untuk Kulit Juga
Dalam wawancara dengan media, Khofifah menyebutkan bahwa kopontren adalah segmen yang disasar dalam pengembangan sektor UMKM. Bukan hanya koperasinya, namun dalam program ini yang juga ingin dikembangkan adalah ekosistemnya, mulai koperasi, santri, alumni, hingga masyarakat di sekitar pesantren.
"Karena ini ekosistemnya sebenarnya sudah terbentuk. Kalau kita bicara alumni, bisa se Indonesia kita lihat jejaringnya. Ini adalah potensi yang harus kita lihat sebagai peluang usaha," kata Khofifah.
Terlebih saat ini pemerintah juga sedang menggalakkan agar belanja daerah mengupayakan dari UMKM mulai mikro hingga menengah. Hal itu menjadi arahan khusus dari Presiden RI Joko Widodo.
Selain itu, Indonesia tercatat sebagai negata dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Namun sayangnya, saat ini justru Indonesia adalah negara importir halal food atau makanan halal terbesar di dunia.
"Maka menurut saya ini kesempatan terbaik kita agar kita tak lagi jadi importir saja melainkan eksportir kalau bisa. Caranya dengan mengambangkan sektor sektor produsen mulai dari mikro, menengah hingga yang tingkatkannya sudah industru rumahan," tegas Khofifah.
Gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini menegaskan bahwa yangbkini coba dijajaki adalah subsitusi melalui sektor peternakan, terutama daging dan susu. Pasalnya dua komoditi ini adalah yang paling besar diimpor Indonesia.
Di sisi lain, melalui program pemberian permodalan ini, OJK Jatim akan fokus dulu bagi Kopontren yang berskala kecil. Dimana saat ini dari 38 kopontren yang terlibat, 36 Pesantren telah memiliki koperasi. Tapi sebagian juga didorong untuk membentuk Koperasi.
Baca juga: Kisah Nenek Asal Plemahan Kediri, Tinggal Sendiri di Gubuk, Alami Sakit Lumpuh & Tak Diurus Keluarga
"Empat yang terlibat, tetapi memang itu yang baru tahap kecil. Yang besar besar sudah banyak, tapi kita garap yang baru permulaan," terang Kepala Kantor OJK Regional IV Jatim, Bambang Mukti Riyadi.
Salah satu penerima bantuan permodalan hari ini, Abdul Hanan Mahdi Ketua Yayasan An Najiyyah Tambak Beras mengaku, bantuan modal tersebut akan dikembangkan untuk kerjasama dengan salah satu PT dalam bidang pakan ternak dan peternakan ayam.
"Kami berterima kasih. Permodalan ini tentu sangat membantu. Biasanya untuk permodalan, kami mengumpulkan anggota koperasi, dari perorangan. Baru ini pertama kali ini kita ambil atau akses perbankam untuk koperasi," ungkapnya.
Ia berharap ke depan pengembangan koperasinya akan semakin meningkat dengan suntikan modal ini. Sebab koperasi ini akan membantu denyut ekonomi pesantren meski belum skala besar. (SURYA/Fatimatuz Zahroh)
Editor: Pipin Tri Anjani