Selesaikan Persoalan Pertanian, Bupati Nganjuk Nekat Terjun Langsung ke Persawahan Temui Petani
Bupati Novi Rahman Hidhayat turun ke lapangan untuk bertemu masyarakat petani di Kabupaten Nganjuk.
Penulis: Achmad Amru Muiz | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidhayat turun ke lapangan untuk bertemu masyarakat petani di Kabupaten Nganjuk.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui dan mendengar secara langsung segala keluhan dari persoalan yang dihadapi para petani.
"Seringkali kami menerima laporan adanya persoalan dari para petani, untuk itu kami ingin melihat langsung dan mendengar sendiri seperti apa kondisi dan persoalan yang dihadapi petani," kata Novi Rahman Hidhayat, Bupati Nganjuk, kemarin.
Dijelaskan Novi Rahman Hidhayat, persoalan pertama yang dihadapi petani yakni terjadinya banjir akibat jebolnya tanggul sungai Bodor Desa Plosoharjo Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk.
Dimana dampak dari jebolnya tanggul sungai tersebut menyebabkan terjadinya banjir yang menerjang area persawahan milik petani yang baru memasuki masa tanam.
Atas kondisi tersebut, dikatakan Novi Rahman Hidhayat, pihaknya langsung meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) segera membuat rencana anggaran biaya (RAB) untuk perbaikan tanggul sungai Bodor yang jebol.
Baca juga: Polres Nganjuk Siapkan Personil Gabungan Antisipasi Berkumpulnya Warga Saat Malam Tahun Baru
"Insyaallah setelah pengukuran selesai dan perhitungan anggaran selesai, tanggul akan segera dibangun. Ini merupakan semboyan dan langkah kami dengan diskusi masalah di lapangan ya diselesaikan langsung di lapangan," ucap Novi Rahman Hidhayat.
Seusai penyelesaian tanggul sungai yang jebol, Bupati Nganjuk melakukan dialog dalam pertemuan secara langsung dengan para petani di Desa Plosoharjo Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk.
Sejumlah persoalan disampaikan para petani kepada Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidhayat yang langsung dicarikan solusinya.
Menanggapi adanya kekurangan pupuk, Novi Rahman Hidhayat berharap, Dinas Pertanian dan para petani untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyikapi persoalan tersebut.
Yakni bisa dengan cara memakai pupuk organic atau kompos. Namun pemakaian pupuk kompos tidak bisa asal pakai.
Maka dari itu, Dinas Pertanian harus bisa bekerjasama dengan Provinsi Jatim dalam mengadakan pelatihan pembuatan dan penggunaan pupuk kompos dan mengundang para ahli untuk memberikan pelatihan langsung kepada para petani.
"Dirasa langkah tersebut bisa dilaksanakan sehingga ketergantungan para petani terhadap pupuk organik yang seringkali terjadi kelangkaan dan harga mahal bisa diatasi," ucap Novi Rahman Hidhayat.
Untuk persoalan harga jual hasil panen yang seringkali anjlok saat panen, dikatakan Novi Rahman Hidhayat, pihaknya telah meminta para petani agar tidak tergesa-gesa dalam menjual hasil panennya. Petani diminta menunggu harga panen naik baru kemudian dijual.
Baca juga: Laksanakan Instruksi Bupati Nganjuk, Satgas Covid-19 Gelar Operasi Yustisi Jaring Pelanggar Prokes
“Saya tahu, para petani ingin segera menjual karena butuh modal untuk tanam lagi, namun tenang dulu, dalam hal ini pemerintah akan menyiapkan bantuan modal dengan dana bagi hasil yang ringan. Harapannya para petani bisa lanjut tanam tanpa harus tergesa-gesa menjual hasil panennya,” ujar Novi Rahman Hidhayat.