Pemkot Surabaya Sosialisasi pada Warga, PPKM Bukan PSBB, Whisnu Sakti: Tidak Perlu Merasa Trauma

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gambaran PPKM yang akan diberlakukan pekan depan, tidak jauh dengan penerapan Perwali 67/2020. 

Sehingga, Pemkot Surabaya saat ini terus melakukan sosialisasi agar warga mengerti PPKM bukan PSBB. 

Hal itu disampaikan Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, Jumat (8/1/2021). WS, panggilan akrabnya mengatakan persiapan terus dilakukan. 

"Sebenarnya PPKM ini tidak jauh berbeda dengan Perwali 67 yang sudah terjadi di Surabaya akhir-akhir ini," kata WS.

Untuk meyakinkan warga, dia menyebut seluruh Camat dan Lurah sudah diperintahkan untuk terus melakukan sosialisasi.  

"Kemarin sudah kita instruksikan, kepada Camat Lurah untuk melakukan sosialisasi ke warga, tidak perlu merasa trauma seperti PSBB yang dulu," ujarnya.

Namun, dia tak menyangkal jika PPKM memiliki beberapa perbedaan dengan penerapan Perwali milik Pemkot itu. Seperti pengetatan di beberapa hal. 

"Artinya kapasitas misalkan di rumah makan, restoran, warung, kafe yang semula 50 persen sekarang 25 persen," terangnya. 

Jam operasional seperti untuk pedagang tetap sama sesuai Perwali yaitu pukul 22.00 WIB. Baru selepas itu kegiatan harus berhenti. Hanya untuk mal dan pusat perbelanjaan yang harus tutup pukul 19.00 WIB. 

Kemudian, 75 persen WFH ternyata hanya berlaku untuk kantor pemerintahan.

"Gubernur juga menyampaikan WFH 75 persen tidak berlaku untuk perusahaan," ungkapnya. 

Dengan begitu, Whisnu yakin tidak akan terlalu berpengaruh signifikan pada sektor perekonomian warga. 

"Tetapi kita tetap lihat perkembangannya Seperti apa," ujarnya. 
--