Harga Cabai Rawit Merah di Trenggalek Melambung, Dampak Minimnya Pasokan dan Curah Hujan Tinggi
Harga cabai rawit merah di Trenggalek masih melambung tinggi, dampak minimnya pasokan akibat curah hujan yang tinggi.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aflahul Abidin
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Harga cabai rawit merah di pasar tradisional di Kabupaten Trenggalek melambung, akibat minimnya pasokan dampak curah hujan tinggi di daerah sentra hortikultura.
Pantauan di beberapa pasar tradisional menunjukkan harga cabai rawit merah mencapai Rp 84 ribu per kilogram (kg).
Sebelumnya, saat pasokan normal, harganya hanya berkisar antara Rp 25 ribu per kg.
Kenaikan cabai rawit merah tergolong paling tinggi dan relatif bertahan.
Harga cabai merah besar misalnya, sudah mulai turun di harga Rp 32 ribu per kg.
Beberapa waktu sebelumnya, harga cabai ini sempat tembus Rp 60 ribu per kg.
Pun demikian dengan cabai keriting yang sempat melambung harganya Rp 60 ribu per kg, kini menjadi Rp 44 ribu per kg.
Baca juga: Trenggalek Kirimkan Data Tiga Ribu Tenaga Medis untuk Vaksinasi Covid-19 ke Kemenkes
Baca juga: Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 di Tulungagung Mulai Meninggi, Satgas Masih Khawatir Efek Liburan
Meski demikian, harga saat ini untuk cabai merah besar dan cabai keriting masih tergolong tinggi dibanding harga normal.
"Semuanya naik jauh dari harga normal," kata Siti Fatimah, pedagang di Pasar Basah, Kabupaten Trenggalek, Minggu (10/1/2021).
Siti membenarkan kenaikan harga cabai disebabkan pasokan yang menurun dampak curah hujan tinggi.
Hal itu terjadi merata di Jawa Timur. Tak terkecuali daerah yang memasok cabai ke Kabupaten Trenggalek.
Baca juga: Puskesmas Sambit Ponorogo Tutup Setelah Rawat Pasien Covid-19, Kadinkes: Swab Nakes Belum Keluar
Baca juga: UPDATE CORONA di Madiun Jumat 8 Januari, Total Ada 495 Kasus Positif Covid-19: Bertambah 21
Menurut Siti, tingginya harga cabai rawit berpengaruh pada konsumsi pembeli.
Beberapa pedagang makanan yang biasanya membeli sekilo cabai, kini mengurangi separuhnya.
"Pedagang bakso banyak yang begitu. Soalnya cabainya kan nggak masuk hitungan yang mereka jual," ucap dia.