Penanganan Covid
Jelang Simulasi Vaksinasi Covid-19 di Jawa Timur, Fasyankes Wajib Sediakan Alat Anafilaktif
Jelang simulasi vaksinasi Covid-19 di Jawa Timur, fasyankes diwajibkan sediakan alat anafilaktif untuk mengantisipasi dampak fatal, seperti sesak.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fatimatuz Zahroh
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Persiapan vaksinasi Covid-19 di Jawa Timur yang rencananya akan dilakukan pada 14 Januari 2021 terus dimatangkan.
Sebab setelah pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dilakukan di tingkat provinsi, maka berikutnya di setiap kabupaten/kota juga akan melakukan vaksinasi.
Untuk itu, Ketua Tim Kuratif Satgas Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi mengatakan pada Senin 11 Januari 2021 besok, RSUD dr Soetomo Surabaya akan menggelar simulasi vaksinasi Covid-19.
Hal ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pertama Jawa Timur yang akan dilakukan pada 14 Januari 2021 di RSUD dr Soetomo Surabaya.
"Senin kita akan simulasi vaksinasi di RSUD dr Soetomo. Dan kami dalam rakor kemarin juga sampaikan pada pemkab dan pemkot untuk menunjuk rumah sakit mana di daerahnya yang akan dilakukan simulasi. Karena dengan melakukan simulasi, akan tahu apa yang kurang," tegasnya, Sabtu (9/1/2021).
Baca juga: Gubernur Jatim Khofifah Sebut Vaksinasi Covid-19 Mulai Pekan Depan, Pemprov Akan Gelar Rakor Khusus
Baca juga: New Man Kembali Beraksi, Ingatkan Pengunjung Kawasan Kuliner Surabaya Barat Patuh Protokol Kesehatan
Tidak hanya itu, Joni Wahyuhadi juga menegaskan, setiap fasyankes yang melakukan imunisasi vaksin Covid-19 harus teliti dalam menyiapkan sarana dan prasarana. Khususnya guna mengantisipasi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
"Harus dipersiapkan betul. Setiap pelayanan fasyankes yang melaksanakan vaksinasi harus menyediakan alat anafilaktif. Untuk mengantisipasi dampak fatal, seperti sesak," kata Joni Wahyuhadi.
Itu sebabnya setiap orang yang akan divaksin akan dilakukan prosedur lebih dulu. Mulai dari cek identititas dan verifikasi, juga lembar kebersediaan divaksin. Negara ingin agar vaksinasi dilakukan oleh sasaran dengan sukarela.
Tidak hanya itu, setiap fasyankes juga diwajibkan untuk menyediakan ruang observasi pasca disuntik vaksin Covid-19.
Baca juga: Ruas Pintu Masuk Surabaya Disekat, Tempat Hiburan dan Warkop Tak Boleh Beroperasi Lebihi Aturan
Baca juga: UPDATE PSBB Jawa-Bali, Simak Aturan Baru Perjalanan Dalam Negeri 9-25 Januari, Lihat Sanksinya
Para tenaga medis nantinya juga harus paham betul apa saja yang diobservasi hingga 30 menit setelah vaksinasi.
"Tekait KIPI, sebenarnya sudah dilakukan konsep penanganan yang holistik. Masyarakat tidak perlu khawatir. Kalau terjadi hal yang tidak diinginkan seperti infeksi dan lain-lain akibat vaksinasi, semua sudah disiapkan sistemnya," tegas Joni Wahyuhadi.
Meski begitu, Joni Wahyuhadi yang juga Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya menyebutkan, vaksin Covid-19 Sinovac yang akan segera didistribusikan ke masyarakat sudah dipastikan aman. Karena sudah uji klinis tahap ketiga. Sebab dikatakan dokter spesialis bedah saraf ini, vaksin yang telah melalui uji klinis tahap dua sudah dipastikan aman.
"Kalau sudah tahap tiga itu tinggal efektif atau tidaknya saja. Jadi sebenarnya aman. Namun tokoh diajukan untuk divaksin pertama adalah untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, pak presiden kan juga divaksin pertama," tegas Joni Wahyuhadi.
Baca juga: DAFTAR Daerah di Jawa-Bali yang Diberlakukan PSBB Kembali, Tempatmu Aman? Aturan Kini Sedikit Beda
Baca juga: Didominasi Jaminan Hari Tua, BPJAMSOSTEK Jawa Timur Bayar Klaim hingga Rp 4,2 Triliun
Di sisi lain, saat ini Pemprov Jawa Timur mengajukan nama-nama yang diusulkan untuk disuntik vaksin pertama dari Jawa Timur.