Pohon Beringin Tua Alun-alun Lumajang Tumbang, Pecah 3 Bagian, Warga Kaitkan dengan Cerita Mistis
Pohon beringin tua berukuran besar di Alun-Alun Lumajang tumbang. Pemerintah akan tanam pohon beringin baru.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Pohon beringin berukuran besar di Alun-Alun Lumajang tumbang, pada Minggu sore (17/1/2021).
Diketahui sebelum kejadian pohon tumbang, sebagaian kawasan di Lumajang diguyur hujan deras.
Meski tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tumbangnya pohon beringin itu pun sampai saat ini tengah menjadi pembicaraan hangat di masyarakat.
Baca juga: 300 Titik Lubang di Jalan Nasional Mojokerto-Jombang Belum Ditambal, Waspada Saat Melintas
Baca juga: Darurat Banjir di Tanggulangin, Pj Bupati Cak Hud Minta Camat Serta Forkopimka Cari Tahu Penyebabnya
Sebab saat pohon itu masih kokoh berdiri, merupakan ikon Alun-Alun Lumajang.
Banyak orang pun mengaku pernah ada kenangan cerita-cerita di sana.
Belum ada refrensi secara pasti mengenai usia pohon beringin tersebut. Namun, diperkirakan pohon keberadaanya sudah ada sejak tahun 1541.
Saat pohon itu tumbang, batang pohon terpecah menjadi 3 bagian.
Tak ayal, masyarakat kini pun mengaitkan dengan hal-hal mistis.
Baca juga: Galakkan Testing Covid-19, Pemkot Surabaya Surati BNPB Ajukan Tambahan Stok Reagen
Baca juga: Viral Video Penangkapan Tersangka Kasus IT di Sidoarjo, Begini Tanggapan Polisi
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Yuli Haris mengatakan, robohnya pohon beringin karena faktor usia.
Terbukti saat pohon itu terbelah menjadi 3 terlihat batang utamanya keropos.
"Sehingga batang pohon tidak mampu menopang dahan yang cukup besar," kata Yuli, Senin (18/1/2021).
Sebenarnya kata Yuli, sebelum pohon itu tumbang sekitar dua tahun lalu telah menunjukkan pertanda. Daun pohon tak lagi hijau meski sedang memasuki musim hujan.
Dengan kondisi itu, pihaknya sempat melakukan perawatan. Sayangnya, akhirnya pohon itu tak juga bisa diselamatkan.
"Kami sudah melakukan upaya mengembalikan hijaunya beringin dengan melakukan pembongkaran rabat beton yang melingkari beringin tersebut dan menggantinya dengan tanah rerumputan," terangnya.