Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Hemat di Ongkos, Petani di Kediri Membuat Sendiri Bokasi, Pupuk Organik yang Manfaatkan Kotoran Sapi

Lebih murah, petani di Kediri membuat sendiri bokasi, pupuk organik yang memanfaatkan bahan baku kotoran sapi.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/DIDIK MASHUDI
Petani di Kabupaten Kediri berkreasi membuat pupuk organik dengan memanfaatkan bahan baku pupuk kandang dari kotoran sapi, Selasa (19/1/2021). 

Reporter: Didik Mashudi | Editor: Dwi Prastika

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Petani di Kabupaten Kediri berkreasi membuat pupuk organik dengan memanfaatkan bahan baku pupuk kandang dari kotoran sapi.

Pupuk organik yang diberi nama bokasi ini khasiatnya tidak kalah dengan pupuk kimia buatan pabrik yang sering langka dan harganya melonjak.

Lukito (54), petani warga Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjelaskan, bahan baku pupuk bokasi dari pupuk kandang kemudian dicampur dengan cairan EM, dolomit, katul, dan arang sekam.

"Setelah dicampur rata kemudian ditunggu sekitar 28 hari sudah bisa dimanfaatkan untuk pupuk semua jenis tanaman," jelas Lukito, Selasa (19/1/2021).

Lukito telah mencoba memberikan pupuk untuk nutrisi tanamannya, hasilnya sangat memuaskan.

"Pupuk bokasi ini cocok untuk segala jenis tanaman, mulai padi, jagung dan hortikultura," jelasnya.

Baca juga: Wali Kota Tegaskan Pesan Berantai Soal Form Beasiswa untuk SMA/SMK Kota Kediri Adalah Hoaks

Baca juga: Dinsos Kota Blitar Coret Penerima BST dari Daftar Penerima Rastrada: Tidak Boleh Dobel

Selain efektivitas pupuk yang cocok untuk segala jenis tanaman, biaya untuk pembuatan pupuk juga sangat ekonomis.

"Untuk membuat pupuk organik sekitar 2 ton biayanya kurang-lebih hanya Rp 100.000," ungkapnya.

Malahan cairan EM sebenarnya bisa dibuat sendiri dari bahan baku tetes tebu, gula aren, air kelapa dan pisang yang dirajang-rajang.

Lukito mengaku mendapatkan ide untuk membuat pupuk bokasi organik dari petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian.

Baca juga: Total 82 Orang Meninggal Terpapar Covid-19, Pemkot Kediri Dorong Gerakan Donor Plasma Konvalesen

Baca juga: Pelaku Usaha Kuliner Tulungagung Protes Pemberlakuan Jam Malam: Hanya Jualan Tiga Jam

Malahan saat pertama kali praktik membuat pupuk bokasi organik juga mendapatkan bimbingan langsung dari petugas PPL.

"Petugasnya datang dan memberikan bimbingan," jelasnya.

Saat ini hampir semua petani di desanya sudah mulai mempraktikkan membuat pupuk organik bokasi sebagai pengganti pupuk kimia.

"Pupuk bokasi ini mudah dibuat sendiri dan bagus untuk pertumbuhan tanaman. Hasil panennya juga bagus," ungkapnya.

Baca juga: Operasional Ditutup Selama PPKM, Madiun Umbul Square Buka Donasi Demi Hidupi 168 Satwa

Baca juga: Tak Kantongi Izin Satgas Covid-19 dan Melanggar PPKM, Resepsi Pernikahan di Nganjuk Dihentikan

Baca juga: Hendak Selamatkan Motor, Pria di Malang Terpeleset dan Jatuh Bersama Longsoran ke Sungai Bango

Sementara Suratno (40), petani lainnya juga mengaku semenjak pandemi Covid-19 (virus Corona), telah mulai mengganti pupuk kimia dengan pupuk organik bokasi buatan sendiri.

"Sejak ada virus Corona saya telah beralih membuat pupuk bokasi sendiri. Kalau memakai pupuk buatan pabrik berat di ongkos," ungkapnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved