Oknum Sekdes di Lumajang Jadi Komplotan Maling Sapi, Perannya Jadi Pengawal
Sungguh tak habis pikir, tingkah laku perangkat desa yang harusnya menjadi panutan justru kelakuannya malah meresahkan warga Lumajang
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Januar
Reporter: Tony Hermawan | Editor: Januar AS
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Sungguh tak habis pikir, tingkah laku perangkat desa yang harusnya menjadi panutan justru kelakuannya malah meresahkan warga Lumajang.
Agus Wahyu Utomo, yang sehari-hari bertugas menjadi Sekretaris Desa Madurejo, Kecamatan Pasirian harus berurusan dengan polisi lantaran diduga tergabung dalam komplotan maling sapi.
Menurut Paur subag Humas Polres Lumajang, Ipda Andreas Shinta, oknum sekdes desa itu dalam komplotannya mempunyai peran sebagai pengawal.
Agus akan menjadi penunjuk jalan saat komplotannya mencuri sapi di suatu kawasan.
Baca juga: Muhadjir Tampung Keluhan Kurangnya Ketersediaan Kantong Donor Plasma di Surabaya
"Jadi Agus ini yang cari jalan keluar-masuk desa," kata Shinta, Selasa (16/2/2021).
Lebih lanjut, Shinta menerangkan peran itu sama yang dilakukan oleh Sahlan. Keduanya sering bergantian menjadi pemandu lokasi saat komplotannya akan melakukan pencurian sapi.
Sementara itu, Sahur kerap bertugas menjadi sopir. Sapi-sapi yang berhasil digondol akan langsung diangkut Sahur dengan menggunakan truk untuk diantar ke para penadah.
"Kalau B yang belum tertangkap itu yang biasa ambil sapi. Sedangkan I itu otaknya, yang memfasilitasi para tersangk truk untuk mengankut sapi curian," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, komplotan maling sapi ini kerap beraksi di wilayah Lumajang Utara.
Dari 13 kali aksi 6 kali sudah beraksi di kawasan Kedungjajang. Sementara 5 kejadian lainnya di Banyuputih. Sisanya Pasirian dan Sukodono
Saat beraksi, komplotan ini tak segan melengkapi dirinya dengan senjata tajam jenis celurit. Senjata tajam itu digunakan para komplotan ini jika aksinya dipergoki warga atau polisi.