Perluas Jangkauan Infrastruktur Gas Non Pipa, Gagas Luncurkan Penyaluran Gaslink lewat CNG Cylinder
PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) sebagai bagian dari Subholding Gas memperkenalkan skema penyaluran gas baru kepada pelanggan.
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
Penulis : Yoni Iskandar | Editor : Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, JAKARTA - Dalam rangka menjangkau lebih banyak pelanggan Gaslink di sektor komersial, PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) sebagai bagian dari Subholding Gas memperkenalkan skema penyaluran gas baru kepada pelanggan.
Sebelumnya sistem penyaluran gas bumi melalui Compressed Natural Gas (CNG) untuk sektor industri dan komersial atau dikenal dengan Gaslink dilakukan dengan menyalurkan gas dari Gas Transport Module (GTM) ke peralatan penurunan tekanan dilengkapi dengan storage gas atau Pressure Reduction System (PRS) yang diletakkan di lokasi pelanggan.
Kini Gagas memperkenalkan sistem Ganti Tabung atau dikenal dengan C-Cyl yang merupakan singkatan dari CNG Cylinder.
Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah menjelaskan bahwa C-Cyl merupakan hasil inovasi sekaligus sebagai respon dan bentuk adaptasi perusahaan di masa pandemi.
Sistem ini menjadi jawaban bagi calon pelanggan yang ingin menggunakan Gaslink, tetapi terkendala kebutuhan gas bumi yang relative masih kecil dan atau memiliki lahan usaha yang terbatas.
Baca juga: Terkuak Curhat Nissa Sabyan dan Foto Profil WA Paska Viral Isu Selingkuh dengan Ayus: Belum Berakhir
Baca juga: Gubernur Khofifah Minta Kepala Daerah yang Baru Dilantik Percepat Pencairan dan Realisasi Dana Desa
Baca juga: Diam-diam, Ikbal Fauzi Suka Baca Alquran di Sela Syuting, Fans Terpesona, Mas Rendy Diberi Surat
“Gagas melihat pentingnya peranan UMKM dalam menopang kegiatan di sektor riil. Selain memiliki ketahanan yang lebih baik, UMKM juga berperan penting dalam proses pemulihan ekonomi pasca pandemi. Oleh karena itu, inovasi C-Cyl ini diharapkan bisa memberikan dukungan ke sektor UMKM yang masih menggunakan bahan bakar lain untuk beralih ke energi baik gas bumi yang lebih efisien, aman, ramah lingkungan dan fleksibel dengan kontrak volume pemakaian minimum yang lebih rendah” ujar Hardiansyah.
Bekerja sama dengan PT Unogas Teknologi Indonesia, skema penyaluran gas pada C-Cyl menggunakan tabung berisikan CNG seberat 20 - 50 kg yang dapat disimpan dan diganti sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Sama halnya dengan pelanggan Gaslink yang menggunakan skema penyaluran menggunakan GTM dan PRS, untuk menjaga keamanan penggunaan gas maka proses penggantian tabung akan tetap dilakukan oleh petugas. Selanjutnya tabung-tabung yang kosong akan diisi ulang di SPBG terdekat dari lokasi pelanggan.
Pengenalan pertama sistem C-Cyl ke pelanggan dimulai oleh Gagas pada pertengahan Februari lalu. Restoran Mlinjo yang berlokasi di Jakarta Barat menjadi pelanggan pertama yang menggunakan C-Cyl.
Ratna selaku pemilik dari Restoran Mlinjo mengaku sangat antusias dengan skema ini.
Ratna telah menunggu untuk dapat menggunakan Gaslink, tetapi saat itu masih terkendala dengan lahan untuk penempatan PRS dan manuver GTM untuk melakukan pengisan ulang Gaslink.
Dengan C-Cyl, Ratna merasa sangat terbantu serta merasa aman dan nyaman dalam menggunakan gas bumi, karena penggunaannya tetap diawasi dan dibantu oleh petugas di lapangan.
Selain itu, harganya yang bersaing menjadi salah satu pertimbangan Ratna untuk menggunakan Gaslink dengan sistem baru ini.
Yang membedakan Gaslink dengan sistem C-Cyl dengan skema ganti tabung pada umumnya adalah proses perhitungan pemakaian gas serta proses pembayaran oleh pelanggan.