Menebak Arah 100 Hari Kerja Eri Cahyadi-Armuji
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji sudah dilantik Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa di Gedung Grahadi, Jumat (26/2/20
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Yoni Iskandar
Oleh: Adi Sutarwijono (Ketua DPRD Kota Surabaya)
Reporter : Bobby Koloway | Editor : Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, PEMIMPIN - Pemimpin baru Surabaya telah lahir. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji sudah dilantik Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa di Gedung Grahadi, Jumat (26/2/2021).
Saya ikut mendorong agar Eri-Armuji harus segera tancap gas mewujudkan gagasan-gagasan cemerlang semasa kampanye Pilwali.
Sebab pendahulunya, Wali Kota Tri Rismaharini, dipandang publik standar leadership dan hasil kerjanya yang tinggi. Skalanya bukan hanya nasional, tapi diakui publik internasional.
Menurut saya, 100 Hari kerja pertama menjadi awal yang sangat penting. Sebagai penunjuk arah kebijakan dan kinerja Eri-Armuji. Akan terlihat ”sinyal” tentang apa-apa yang menjadi concern ke depan.
Eri-Armuji yang semasa kampanye mengusung spirit “Meneruskan Kebaikan” ini ingn menempatkan pembangunan SDM sebagai program-program unggulan.
Urusan tenaga kerja menjadi salah satu topiknya. Eri Cahyadi-Armudji ingin tenaga kerja usia produktif warga Kota Surabaya, memperoleh kesempatan kerja yang luas di kotanya sendiri.
Terlebih di masa pandemi Covid-19, dimana banyak yang kesulitan mendapat pekerjaan, atau yang terpaksa menerima PHK. Saya melihat Eri-Armuji ingin mengembangkan program-program padat karya.
Artinya bisa menyerap tenaga kerja warga Surabaya. Selain itu menetapkan alokasi 40 persen tenaga kerja warga Surabaya bagi setiap investasi di kota ini.
Begitu juga dengan pengembangan pelaku ekonomi UMKM. Eri yang mantan Kepala Bappeko dan Armuji yang mantan Ketua DPRD Surabaya dua periode paham posisi UMKM.
Baca juga: Nadya Istri Rizki DA Pamer Perut Buncit, Tampil Kalem Puitis, Ngaku Cinta Sosok Ini Satu-satunya
Baca juga: JELAS SUDAH Ayah Bayi Ajaib Sejam Ibu Hamil & Lahiran, Bocor Kronologi Bisa Dihamili Mantan Suami
Baca juga: NasDem Gresik Sampaikan Tiga Permasalahan ini yang harus Dibenahi Gus Yani
Para pelaku ekonomi kerakyatan harus diberdayakan dan tumbuh kuat pada kampung-kampung dan rumah-rumah tangga di Surabaya.
Saya mengimpikan perekonomian Kota Surabaya tumbuh setelah satu tahun “dihajar” pandemi Covid-19. Investasi-investasi privat dan swasta diharapkan menjadi generator pemulihan ekonomi.
Fokus lain menurut saya adalah merealisasikan visi misi kampanye, yakni bea siswa anak-anak Surabaya, yang bersekolah di SMA/SMK dan perguruan tinggi. Ini melengkapi pendidikan gratis di level SD/SMP Negeri, juga pemberian subsidi berupa BOPDA bagi siswa-siswa sekolah swasta.
Balai-balai pertemuan di kampung-kampung akan dimanfaatkan untuk tempat les bagi para pelajar, dengan para guru les yang dibiayai APBD.
Saya mencatat Eri-Armuji bercita-cita tidak boleh ada anak putus sekolah di Surabaya lantaran kesulitan ekonomi. Negara harus hadir di tengah-tengah persoalan warganya.
Juga ingin menciptakan generasi unggul di Surabaya. Mereka di masa depan akan memimpin negeri ini, di semua sektor.
Wali kota dan Wawali yang diusung PDIP mewarisi potensi-potensi Surabaya yang bagus. Kota ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik. APBD tahun 2021 disahkan dengan kemampuan belanja Rp 9,8 triliun.
Kualitas birokratnya juga bagus-bagus. Sistem pemerintahan juga sangat baik. Begitu juga partisipasi publiknya layak diacungi jempol.
Menurut saya, 100 Hari kerja pertama adalah kesempatan emas untuk mengirim pesan pada publik. Bahwa keduanya bisa mengolah seluruh potensi Surabaya untuk kemajuan kota, kesejahteraan dan keadilan rakyat Surabaya.
Saya teringat Wali Kota Bambang DH berkisah tentang rumus kunci yang dikerjakan semasa memimpin Surabaya, 2010-2020. Rumus itu: akuntabel, transparansi, trust dan partisipasi publik. Keempatnya berkaitan satu sama lain.
Bambang DH telah berhasil meletakkan dasar-dasar pemerintahan Kota Surabaya yang modern. Sekaligus membawa Surabaya selamat melampaui krisis pasca reformasi.
Surabaya di era Bambang DH telah tumbuh secara positif. Partisipasi publik pun meluas. Diantaranya, melalui program-program kebersihan tang diinisiasi di kampung-kampung. Surabaya juga diwarnai dengan penghijauan dan pembangunan taman.
Era Tri Rismaharini, 2010-2020, Wali Kota perempuan pertama di Surabaya, tak kalah bertabur bintang. Selain melanjutkan karya-karya Bambang DH, ia juga membuat berbagai terobosan inovasi dan kreasi untuk menjawab tantangan jaman di eranya.
Risma bahkan mampu membawa nama harum Surabaya melambung di forum-forum nasional dan internasional. Karakter kepemimpinan Risma kuat.
Mampu membangkitkan dukungan dan partisipasi publik yang luar biasa.
Keberanian dan keberhasilan menutup tempat-tempat prostitusi, termasuk Dolly, dikenang luas oleh masyarakat. Bahkan sampai publik di luar Surabaya.
Saat Pilkada 2015, Risma dan wakilnya, Whisnu Sakti Buana, meraih suara 86,3 persen dari rakyat Surabaya. Capaian tertinggi dalam sejarah Pilkada Surabaya, yang sejak 2005 dipilih rakyat.
Ia juga mengembangkan sistem pemerintahan yang berbasis elektronik. Sehingga, praktis tidak ada kasus-kasus hukum yang mencolok di masa pemerintahannya.
Risma berhenti sebagai Wali Kota Surabaya karena diangkat Menteri Sosial oleh Presiden Joko Widodo, 23 Desember 2020. Jabatan Wali Kota beralih kepada Whisnu Sakti Buana, yang sebelumnya Wakil Wali Kota, hingga 17 Februari 2021.
Whisnu Sakti telah bertindak cepat di masa pendek untuk menangani pendemi Covid-19, hingga Surabaya mendekati zona kuning.
Wali Kota Bambang DH dan Wali Kota Tri Rismaharini, dan Wali Kota Whisnu Sakti Buana telah mencurahkan dedikasi dan pengabdian terbaiknya untuk Kota Surabaya. Ada adagium: setiap pemimpin ada masanya. Setiap masa, ada pemimpinnya.
Mari berdoa dan memberi dukungan terbaik untuk wali kota dan wakil wali kota hasil pilihan rakyat. Kini, masa Eri-Armuji berkarya. Selamat bertugas.