Wawancara Ekslusif Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bahas Capres 2024 hingga Kolaborasi Jatim
Wawabcara ekslusif Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo oleh Pemimpin Redaksi Harian Surya, Tri Mulyono, Senin (5/4/2021).
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Hefty Suud
Saya tidak punya data detail, tapi pernah terjadi tiba-tiba ada orang ngirimi barang ke rumah. Itu bentuknya kayak buat ngangkat panci kalau masak, sarung tangan, terus masker dari lurik gitu, peralatan dapur tapi dari kain. Bagus banget kemasannya. Terus saya buka ada tulisan tangan.
Pak Ganjar terimakasih saya sudah dibantu jualan di hastag LapakGanjar di IG Bapak. Saya sudah frustasi, kemarin saya mau pameran gak jadi. Saya pernah bekerja di perusahaan besar dan hari ini saya kok kembali bersemangat. Mohon izin pak, Bapak kerso menerima karya kami. Penjualannya naik 350 persen. Ini contoh satu orang. Terus yang lain juga minimal dikenal.
Setelah itu saya buat pelatihan. Marketing online, saya ajaklah market place yang sudah unicorn datang melatih dan free. Akhirnya, saya buat co-working space namanya hetero space, kumpul lah semua orang.
- Itu khusus pelaku UMKM di Jawa Tengah, atau bisa juga daerah lain, misalnya numpang ngendorse anda juga?
Boleh lah. Jadi, awalnya sebenarnya untuk Jawa Tengah. Tapi yang namanya teknologi kan gak ada teritorinya. Saya punya pengalaman, saya ke Trenggalek, kampanye waktu itu. Saya ditunjukin UMKM bagus-bagus.
Terus ngobrol, mereka ngomong boleh tidak jualan di hastag LapakGanjar. Saya bilang, bolehlah kalau mau. Silakan. Begitu itu mau, Jogja, Jawa Barat sekarang mulai melebar kesana.
- Dibikin semacam klaster?
Betul. Jadi minggu lalu kita jualan ikan hias. Ternyata yang paling laku itu cupang. Itu sampai postingan saya itu titik-titik gitu. Saking banyaknya.
- Program lain yang menjadi terobosan anda apa?, yang barang kali bisa dikolaborasikan. Misalnya, dengan Jawa Timur.
Banyak sebenarnya kalau kita bicara media online itu hampir semuanya bisa. Maka saya katakan, kalau kita bicara kebutuhan masyarakat kemudian ada produk UMKM maka saya kolaborasikan itu. Produk pertanian kita, cabe kita lebih dibeli di Sumatera. Tapi, kalau kita kurang dari mana?
Jember. Jadi, Jawa tengah pasokannya disana. Artinya, sebenarnya banyak hal. Buah-buahan kita, apel Malang masih masuk. Jadi, kalau produk-produk itu dikolaborasikan dengan Jawa Timur (Jatim), bagus. Dan saya belajar banyak dari proses industrialisasi di Jawa Timur.
Jawa Timur kan lebih maju. Saya sebetulnya belajar dari Jawa timur. Para Gubernur dari dulu juga keren. Saya belajar, ngaji kesini. Saya pernah kesini, ke Pakde Karwo.
Saya pernah ketemu di Jabar, pernah ketemu di Bali, seluruh Indonesia. Dan kita ngobrolin. Dan ternyata semua tertarik. Dari hal yang kecil saja, memanfaatkan medsos.
Sekarang di Eropa sudah mulai, di Amerika sudah ikut. Sehingga, temen-temen di Belanda juga menyampaikan, Mas suplai dong ke kami contoh-contoh produk kami sudah sewa ruko di pusatnya di Amsterdam sana. Yawis tak siapin, akhirnya kita buat UMKM virtual expo. Saya ajak BI, OJK, BUMN, Bank Jateng, Kementerian Luar Negeri.
- Ada beberapa perusahaan di Jawa Timur yang sudah memastikan untuk relokasi ke Jawa Tengah. Mereka mengaku, faktor utamanya yang mereka sampaikan adalah faktor UMK Jawa Timur yang tinggi. Jangan-jangan ada faktor lain, yang membuat tertarik investasi di Jawa Tengah?