Bentuk Konsistensi dan Komitmen Kunci Sukses Dari 'Sociopreneur' dan Di Gemari Anak Muda
Demikian kesimpulan yang dapat ditarik dari “Sociopreneur Discussion Series Talk” yang dibawakan oleh Nadia Hasnah Humairah, Senin (12/4) pagi tadi.
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
Perkara biaya operasional yang sering menjadi problem keberlangsungan sebuah gerakan social, menurut Ainun mestinya tidak menjadi masalah karena Akber pun terbentuk nyaris tanpa modal.
“Kami tidak berangkat dari biaya. Untuk tempatnya, bisa biasa pinjam fasilitas gratis milik perusahaan, café, resto, bahkan balai RW atau di pantai untuk belajar. Karena kami justru ingin mengubah paradigma masyarakat, bahwa belajar harus tersekat di institusi resmi. Bagi kami yang penting ada guru dan murid, maka semua bisa terlaksana,” ujarnya.
Ainun mengakui, mengelola relawan sebagai motor gerakan agar mampu berkembang menjadi agen perubahan bukan perkara mudah. Bagaimana pun juga, para relawan itu tidak mendapatkan imbalan dalam aktivitas mereka. Maka, untuk mempertahankan komitmen dan konsistensi para relawan, menurut Ainun kuncinya adalah bagaimana agar mereka merasa mendapatkan manfaat dari kerelawanann mereka. Di Akber, hal ini ditempuh dengan berbagai program pembekalan, workshop dan mentoring serta gathering
Masih kata Ainun, pendekatan kepada relawan harus benar-benar mempertimbangkan sentuhan kemanusiaan. Menyitir wisdom Bapak Pendidikan Nasional kita Ki Hajar Dewantara, Ainun sependapat bahwa seorang pemimpin dalam gerakan sosial harus mampu bertindak ‘Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani’.
“Itulah Pekerjaan Rumah besar bagi setiap Gerakan sosial untuk mempertahankan eksistensinya,” pungkasnya.
Berita tentang Sociopreneur