Apotek Online Lifepack
Bolehkah Penderita Penyakit Jantung Jalankan Ibadah Puasa Ramadan? Begini Efek dan Aturan Amannya
Bolehkah pasien penyakit jantung menjalankan ibadah puasa? Berikut artikel lengkap penjelasannya dari Lifepack ditinjau dr Amanda Ismoetia.
Dokter bisa saja akan mengganti jenis obat sehingga memungkinkan untuk dikonsumsi rutin meskipun dalam kondisi berpuasa. Namun, jika kondisi tubuh pasien tidak mendukung aktivitas puasa maka sebaiknya ikuti saran dokter dan tetap konsumsi obat seperti semula.
Aturan Berpuasa
Jika pasien dengan penyakit jantung diizinkan untuk berpuasa, maka penting sekali untuk menjalani ibadah ini sesuai aturan. Berikut adalah aturan atau cara puasa bagi pengidap jantung yang bisa diterapkan.

1. Konsumsi Obat
Pasien dengan gangguan jantung memiliki kewajiban untuk mengonsumsi obat secara rutin. Selama berpuasa, pastikan jadwal konsumsi obat ini tidak terganggu.
Anda harus bisa mengatur jadwal minum obat. Bila memungkinkan, Anda juga bisa meminta dokter untuk mengganti jenis obat agar bisa disesuaikan dengan jadwal sahur dan berbuka.
2. Penuhi Nutrisi
Penting sekali bagi pasien penyakit kronis untuk memenuhi nutrisi selama berpuasa. Asupan nutrisi di bulan Ramadan memang seringkali tidak bisa berjalan seimbang.
Anda harus lebih cermat lagi mengatur menu sahur dan buka agar bisa mendapatkan nutrisi yang mencukupi.
Beberapa jenis makanan juga harus dihindari oleh pasien dengan gangguan jantung. Seperti makanan berlemak tinggi, fast food, dan makanan berkadar gula tinggi. Lebih baik perbanyak konsumsi buah, sayur, kacang-kacangan, daging tanpa lemak, beras merah, juga oatmeal.
3. Pastikan Tubuh Terhidrasi
Pasien gangguan jantung wajib meminum air putih dalam jumlah yang banyak. Dehidrasi sering sekali terjadi pada orang yang menjalankan ibadah puasa.
Pasien dengan gangguan jantung jelas tidak boleh mengabaikan kemungkinan dehidrasi ini. Pastikan untuk tetap minum air putih yang cukup meskipun sedang berpuasa.
Anda bisa mengonsumsi 2 gelas air putih setelah berbuka, 2 gelas air putih setelah tarawih, dan 2 gelas air putih saat sahur.
Namun, hal ini tidak berlaku bagi penderita gangguan jantung yang dilarang mengonsumsi air lebih dari 6 gelas sehari. Pasien dengan kondisi ini disarankan mengonsumsi obat diuretik di malam hari demi mencegah dehidrasi selama berpuasa.
4. Kontrol Gejala
Pastikan untuk selalu melihat kemungkinan datangnya gejala selama berpuasa. Kontrol gejala penyakit jantung yang mungkin datang pada saat tubuh sedang menjalankan puasa.
Gejala ini bisa bermacam-macam bentuknya, mulai dari nyeri di bagian dada, pusing, keringat dingin, lelah berlebihan, dan lain sebagainya.
Jika tanda-tanda ini muncul, sebaiknya hentikan puasa dan konsultasikan pada dokter.