Kapal Selam Nanggala Hilang
Viral Video Anak Kru KRI Nanggala 402 Larang Ayahnya Pergi, Seakan Punya Firasat, Pintu Dikunci
Sebuah video merekam momen seorang anak balita diduga berjenis kelamin laki-laki tampak bersenda gurau dengan seorang pria berpakaian hitam.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
Reporter: Luhur Pambudi I Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sebuah video merekam momen seorang anak balita diduga berjenis kelamin laki-laki tampak bersenda gurau dengan seorang pria berpakaian hitam.
Dari momen percakapan yang terjadi diantara keduanya. Mereka sepertinya seorang anak dan ayah.
Pada bagian awal video tersebut menunjukkan momen anak balita yang mengenakan pakaian kaus putih itu tampak berusaha menghalangi ayahnya itu agar tidak keluar dari sebuah ruang berukuran kecil yang diperkirakan sebagai kamar tidur.
Karena sesuai dengan rekaman video tersebut terdapat perkakas kasur berseprai, lengkap beserta ornamen bantal, juga gulingnya.
Seraya memegang gagang engsel pintu ruangan tersebut. Beberapa kali sang anak yang bertubuh mungil mendorong ayahnya.
Mungkin saking jengkelnya, sang anak pun merengek seraya terus memaksa sang ayah agar tidak berjalan meninggalkan ruangan tersebut.
"Enggak enggak enggak enggak," rengek sang anak.
Baca juga: Dititipkan Biar Aman, Bocah SD Malah Dinodai Oleh Pamannya Sendiri, Aksi Bejat Dilakukan 15 Kali
Namanya juga bocah balita, perangainya yang sepintas menjengkelkan itu justru memantik rasa gemas dari sang ayah yang tak berhenti tertawa cekikikan sejak detik awal hingga akhir video tersebut.
"Papa mau pipis," ucap sang ayah seraya merangkul sang anak.
Di penghujung video tersebut. Sang anak terlibat percakapan dengan orang lain yang merekam momen tersebut. Di duga orang tersebut adalah ibunda dari sang anak.
"Kenapa enggak boleh kerja. Disuruh di rumah aja. Papa mau pipis. A pakai pampers," tanya ibunda.
Sang anak dengan polosnya, seraya berdiri dengan menempelkan punggungnya ke dinding, menjawab bahwa dirinya sengaja ingin mengunci ayahnya itu di dalam kamar.
"Enggak. Dikancing (dikunci). Enggak mau," ujar A begitu polosnya.
Video berdurasi 44 detik itu diunggah oleh sebuah akun Instagram (IG) bernama @airmenzone. Di unggah sekitar pukul 22.00 WIB, Jumat (23/4/2021). Dan telah dilihat sejumlah 4.639 kali, dan telah menuai 25 komentar.
Akun tersebut membubuhi narasi, bahwa video tersebut merupakan rekaman momen terakhir seorang kru Kapal Selam KRI Nanggala 402, dengan anaknya.
Pria berpakaian lengan panjang warna hitam itu, merupakan Lettu Laut (P) Imam Adi, dan anaknya berjenis kelamin laki-laki berinisial A.
Informasinya, Lettu Laut (P) Imam Adi bertugas sebagai Kadiv PIT dalam pelayaran kapal selam yang dijuluki 'Monster Laut' buatan industri Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat, yang dikabarkan hilang kontak di perairan Bali, Rabu (21/4/2021) sekitar pukul 03.00 WIB, kemarin.
"A seakan punya firasat bahwa akan ada musibah yang akan menimpa ayahnya. Saat ayahnya akan bertugas di KRI Nanggala 402, beberapa hari lalu. A memaksa dan menahan sang ayah untuk tidak bekerja. A mengunci sang ayah di dalam kamar. Ayah A bernama Lettu Laut (P) Imam Adi, termasuk dalam 53 awak kapal selam Nanggala 402 yang hilang di perairan Bali," tulis akun tersebut.
Berdasarkan postingan akun kedua IG tersebut. Video tersebut diperoleh dari akun IG bernama @larasputrim, yang diduga merupakan istri dari Letkol Laut (P) Iman Adi.
Ia mengaku meminta maaf kepada anaknya A yang tidak bisa menghalangi Lettu Laut (P) Imam Adi untuk pergi dalam tugas pelayaran kapal selam, dengan mengunci di dalam kamar tersebut.
"A tetap bergandengan tangan sama mama ya nak. Maafin mama ga bantu A ikut ngunci papa di kamar," tulis akun IG @larasputrim.
Apalagi, ia juga mengaku bahwa suaminya itu seperti merasakan petanda aneh berupa rasa khawatir yang tak biasa, sebelum berangkat bertugas.
"Baru kali ini papa berangkat layar penuh dengan kekhawatiran. Mama hanya bilang; Papa mau kemana toh Paa, kan cuma layar kok kayak mau pergi kemana," jelasnya.
Kini, ia hanya bisa berdoa semaksimal mungkin. Dan berharap bahwa suaminya itu tetap kuat dalam situasi sulit itu hingga tim penyelamat bisa menemukan kapal selam tersebut.
"Maafin mama. Maafin mama ya Pa, mama sekarang bantu doa yang kenceng. Semoga Papa dan kru bisa kembali lagi ke pelukan keluarga dengan sehat dan selamat," harapnya.
"Papa jangan menyerah, jangan pernah. Mama yakin papa kuat, papa bisa kembali lagi sama mama dan A," pungkasnya.
Sementara itu, Lettu Laut (P) Imam Adi merupakan perwira Akademi Militer (Akmil) angkatan tahun 2011, dan lulus tahun 2015.
Debut karir anak sulung dari tiga bersaudara itu sebagai perwira Angkatan Laut (TNI-AL), dimulai saat bertugas di KRI Kapitan Pattimura, selama dua tahun.
Sebelum akhirnya berdinas di KRI Nanggala 402 pada tahun 2017. Bapak satu anak itu, sempat menempuh pendidikan di Korea dan Los Angeles, Amerika Serikat.
Sejak kecil ia telah bercita-cita sebagai perwira TNI AL. Demi menggapai keinginannya itu, Imam bahkan rela tak melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Brawijaya, Malang.
Ayahanda Lettu Laut (P) Imam Adi, Edy mengaku, anak pertamanya itu sempat mengirimkan kabar mengenai keberangkatannya berlayar dengan KRI Nanggala 402, pada Senin (19/4/2021) sore.
Tepat, dua hari sebelum sebelum kapal selam berjuluk 'Monster Laut' yang dinaiki anaknya beserta 52 orang lainnya itu, dikabarkan hilang komunikasi (lost contact) di perairan laut sis utara Pulau Bali.
Melalui pesan singkat, ungkap Abah Edy sapaannya, bahwa anaknya itu berpamitan untuk pergi bertugas, sekaligus minta didoakan agar lancar dan selamat selama menjalankan misi di dalam kapal.
"Setiap kali akan pergi tugas, dia (Lettu Imam Adi) selalu memberi kabar, baik itu melalui pesan singkat atau telepon. Isinya ya minta doa agar selamat dan lancar," katanya saat ditemui TribunJatim.com, di kediamannya, Semare, Kraton, Pasuruan, Jumat (23/4/2021).
Sekadar diketahui, hingga Jumat (24/4/2021) malam, belum ada kepastian hasil proses pencarian dari tim penyelamat, terkait kapal selam KRI Nanggala 402 yang dikabarkan hilang kontak di perairan sisi utara Pulau Bali, Rabu (21/4/2021) sekitar pukul 03.00 WIB, kemarin.
KRI Nanggala 402 semula ikut dalam skenario latihan penembakan yang rencananya dihadiri Panglima TNI dan Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Yudho Margono.
Namun akhirnya rencana keberangkatan tersebut batal seiring perisitiwa hilangnya KRI Nanggala.
Kapal selam buatan Jerman tahun 1978 itu diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali.
Diduga, KRI Nanggala berada di palung di kedalaman 700 meter perairan laut Bali. Dalam upaya pencarian kapal selam tersebut, Indonesia kini telah meminta bantuan dua negara sahabat, yakni Singapura dan Australia.
