Kapal Selam KRI Nanggala 402 Tenggelam
Dampak Lain Jika Awak KRI Nanggala Nekat Berenang Keluar, Prediksi KSAL Ada Harapan? 'Tak Satupun'
Inilah penyebab awak kapal selam KRI Nanggala 402 tak ada yang nekat berenang keluar kapal. Belakangan muncul prediksi KSAL yang diungkap ke publik
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Jika tekanan di udara adalah 1 atm, maka tekanan di kedalaman 700 meter adalah 70 atm.
Sementara manusia hanya bisa bertahan pada tekanan sekitar 3 hingga 4 atm.
Berenang dalam air laut di kedalaman 700 adalah hal yang tidak mungkin bagi manusia, rasanya mungkin akan sama seperti diinjak 100 ekor gajah di kepala.
Saat air masuk ke kapal selam, kurang dari hitungan detik gendang telinga akan pecah, paru-paru akan termampatkan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa lalu pecah, selanjutkan akan diikuti oleh pembuluh darah dan organ seluruh tubuh yang ikut hancur.
Sehingga membuka pintu kapal selam dan berenang keluar adalah hal yang mustahil kecuali kapal selam tersebut masih berada di kedalaman dangkal.
Sebagai referensi, kita bisa melihat penyelamatan kapal selam yang pernah terjadi.
Baca juga: Putri Delina Dituding Munafik ke Nathalie Holscher, Bermuka Dua Manfaatkan Ibunya, Anak Sule: Diam
Misalnya kapal selam mini Priz AS-28 Rusia yang tenggelam di Samudera Pasifik pada 7 agustus 2005 karena terjerat kabel.
Pemerintah Rusia dibantu Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang melakukan pencarian dan mengevakuasi kapal selam.
Setelah posisi kapal dan penyebabnya terjebak ditemukan, tim penyelamat mulai memotong kabel yang menjeratnya.
Dilansir dari Maritime Journal, setelah kabel yang menjerat Priz AS-28 dipotong, tangki pemberatnya di ledakkan sehingga kapal bisa kembali naik ke permukaan.
Sehingga semua awak kru Priz AS-28 bisa selamat setelah 3 hari lebih terjebak dalam kapal tersebut.
Dari hal tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa penyelamatan eksternal (bantuan tim penyelamat) adalah jalan keluar paling baik untuk menyelamatkan awak kapal KRI-Nanggalang-402 yang hilang.

Terbaru, kabarnya KSAL mengungkap bagaimana prediksinya terhadap kondisi awak sekaligus anak buahnya yang kini masih dalam pencarian.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengaku belum bisa memastikan kondisi kru kapal selam Nanggala 402 yang tenggelam di perairan Bali sejak Rabu (21/4/2021) lalu.
Yudo menyebut tak mau menduga-duga kondisi 53 awak kapal selam buatan Jerman tersebut.