Pedagang Ketupat Musiman di Surabaya
BREAKING NEWS - Pedagang Ketupat Musiman di Surabaya Mulai Beber Lapak, Sambut Idul Fitri 1442 H
Jelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, pedagang ketupat musiman mulai bermunculan di Surabaya. Di Pasar Keputran dan pinggir jalan Pasar Wonokromo.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Hefty Suud
Reporter: Fikri Firmansyah | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kapan tepatnya tanggal Hari Raya Idul Fitri 1442 H ( Lebaran 2021 ) memang belum ditetapkan secara resmi oleh Pemerintah.
Kendati demikian, banyak masyarakat yang memperkirakan Hari Raya Idul Fitri jatuh antara tanggal 13 dan 14 Mei.
Namun suasana Kota Surabaya sudah serasa Lebaran. Selasa (11/5/21).
Itu karena sudah mulai banyak para pedagang ketupat musiman yang bermunculan.
Pantauan TribunJatim.com, ada dua titik lokasi yang sudah mulai disinggahi pedagang ketupat musiman, yakni berada tepat di depan lampu merah kawasan Pasar Keputran dan pinggir jalan raya kawasan Pasar Wonokromo.
Kedua lokasi itu memang kerap dijadikan langganan berjualanan setiap tahunnya oleh para pedagang ketupat musiman di Surabaya.
Baca juga: Idul Fitri 1442 H Muhammadiyah dan NU Kemungkinan Jatuh di Hari yang Sama, Ini Penjelasan PWNU Jatim
Para pedagang ketupat biasanya berjualan sejak H -5 Hari Raya Idul Fitri 1442 H hingga tiba malam takbiran.
Akan tetapi tak sedikit pula yang berjualan hingga tiba lebaran ketupat.
Misalnya saja adalah Halimah, pedagang ketupat musiman yang berjualan dipinggir jalan raya kawasan Pasar Wonokromo.
"Monggo buk (mari bu) jenengan lihat dulu, isih wonten (masih banyak) sing janur kuningnya," suara Halimah sembari menawarkan dagangan ketupatnya kepada warga yang lewat di pinggiran jalan raya kawasan Pasar Wonokromo, Selasa (11/5/21).
Perempuan berusia 41 tahun itu memang sudah menjadi pedagang ketupat musiman di Surabaya sejak lama.
"Dari tahun 1981 saya uda berprofesi jadi pedagang ketupat musiman setiap tahunnya di sini," ujar Halimah.
Kala ditemui awak TribunJAtim.com, Halimah berharap lebaran tahun 2021 ini bisa lebih membawah berkah bagi keluarganya jika dibandingkan tahun lalu.
"Tahun lalu Allhamdullilah tetap masih laku meski tentunya keuntungannya menurun jika dibandingkan tahun sebelum ada pandemi Covid-19. Tahun ini (2021) tentunya saya berharap untung yang lebih banyak dari tahun 2020," kata Halimah sambil merajut janur kuning untuk dijadikan cangkang ketupat.
Baca juga: Imam dan Khatib Salat Idul Fitri di Masjid Jami Ponorogo, Jemaah Harus Patuhi Protokol Kesehatan
Halimah juga mengatakan, sehari-harinya dirinya hanya lah seorang ibu rumah tangga biasa.
"Tiap harinya saya hanya ibu rumah tangga mas. Kalo uda dekat lebaran kayak gini baru kerja jadi pedagang ketupat," kata Halimah.
Jika para pedagang ketupat di pinggiran jalan raya kawasan Pasar Wonokromo banyak yang telah berjualan sejak puluhan tahun dan jumlahnya cukup banyak, kondisi berbeda dialami para pedagang ketupat musiman di depan lampu merah kawasan Pasar Keputran.
Para pedagang ketupat musiman di depan lampu merah kawasan Pasar Keputran terbilang masih baru. Pasalnya mereka berjualan sejak 2015.
Selain itu, jumlah mereka juga terbilang lebih sedikit jika dibandingkan yang di kawasan Pasar Wonokromo.
Ya, lapak milik semua pedagang ketupat musiman dikawasan Pasar Wonokromo melintang sepanjang 100 meter lebih, sedangkan yang di kawasan Pasar Keputran hanya 10 meter saja.
Siti Rohma pedagang ketupat di depan lampu merah kawasan Pasar Keputran mengatakan ia telah melakoni profesi langganan tiap tahunnya sebagai pedagang ketupat musiman ini sejak 2016.
"Saya jadi pedagang ketupat musiman ini sudah dari 2016," kata waniya berusia 34 tahun itu.
Berbeda dengan Halimah, Siti memilih untuk menutup lapaknya saat tiba malam takbiran.
"Kalo saya jualan selalu sejak H -4 Lebaran dan tutup lapak saat pas malam takbiran," terang Siti.
Berita tentang Idul Fitri 1442 H
Berita tentang Surabaya