Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragis Guru Selamatkan Murid dari Penembakan, Tapi Anaknya Tewas, Pelaku Mengaku Tuhan: Ada Monster

Guru itu menyelamatkan murid-muridnya dari penembakan. Namun, anaknya sendiri malah tewas.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
AP PHOTO/DMITRI LOVETSKY
Warga Kota Kazan meletakkan bunga di dekat sekolah setelah penembakan pada Selasa di Kazan, Rusia, Rabu (12/5/2021). Mereka ikut berduka. 

TRIBUNJATIM.COM - Peristiwa tragis baru saja dialami seorang guru di Rusia.

Guru itu menyelamatkan murid-muridnya dari penembakan.

Namun, anaknya sendiri malah tewas tertembak.

Pengakuan pelaku penembakan pun tak masuk akal, yakni mengaku sebagai ' Tuhan '.

Baca juga: Terjadi Penembakan Oleh Orang Tak Dikenal di Madura Dan Sidoarjo, Polda Jatim Turun Tangan

Guru itu bernama Alina Zaripova.

Peristiwa nahas terjadi 11 Mei 2021 lalu.

Alina membarikade kelas dan menyuruh muridnya bersembunyi di bawah meja, saat pelaku penemabakan masuk di sekolah Kazan.

Dia berusaha menenangkan siswanya ketika bunyi tembakan nyaring terdengar.

Namun, anaknya, Amir Zaripov, tewas ditembak.

Bocah berusia 14 tahun itu ditembak mati di kelas sebelah, ketika ibunya mencoba melindungi murid kelas lain.

Baca juga: Penembakan di Toko Milik Anggota DPRD Bangkalan, Polisi Belum Menemukan Petunjuk

Selain Amir, Elvira Ignatieva terbunuh saat berusaha melindungi murid-muridnya.

Guru yang bakal berulang tahun ke-26 itu mendengar keributan di lorong dan melihat pelaku.

Dia pun berupaya mengadangnya.

Saksi mata mengungkapkan, dia melihat tersangka mengarahkan senjatanya ke salah satu murid Sekolah Nomor 175 Kazan.

Tanpa memperdulikan keselamatannya, dia mendorong si murid.

Namun, dia diberondong peluru oleh tersangka.

Ignatieva dilaporkan lulus dari Universitas Federal Kazan sebagai mahasiswi berprestasi, dan mendapat peringkat kedua "guru terbaik" pada 2018.

Baca juga: Pesta Ultah Berdarah, 7 Orang Tewas Ditembak Membabi Buta, Miris Nasib Pelaku, Polisi Terguncang

Si pelaku, Ilnaz Galyaviev mengaku " dia adalah Tuhan " dan "mempunyai Monster dalam tubuhnya".

Dia diidentifikasi sebagai mantan siswa di sekolah tersebut.

Dia dijerat pasal pembunuhan massal.

Selain Ignatieva, total ada tujuh siswa yang menjadi korban tewas.

Empat di antaranya merupakan siswa putra.

"Ternyata, dia menyelamatkan kami namun daripada anaknya," kata Sofia, salah satu siswa di kelas Alina, mengutip dari Kompas.com ( grup TribunJatim.com ).

Baca juga: Sadis Suami Tembak Istri Lalu Bakar Hidup-hidup di Keramaian, Para Saksi Sampai Dikonseling Trauma

Dilansir The Sun Rabu (12/5/2021), Sofia menceritakan mereka mendengar ledakan beberapa kali, suara aneh, dan terdengar tangisan.

Ketika akhirnya tim penyelamat mengevakuasi mereka, Sofia menyadari mereka mengalami kejadian mengerikan.

"Kami paham, kami hanya dibatasi satu dinding di tempat di mana teman-teman kami meninggal," ratapnya.

Baca juga: Dua Residivis Kambuhan di Surabaya ini Diringkus Seusai Curi Motor, Kakinya Ditembak

Kejadian ini memicu seruan untuk kontrol yang lebih ketat pada senjata dan internet di “Negara Beruang Putih.”

Presiden Rusia Vladimir Putin meminta anggota parlemen memperkuat undang-undang pengendalian senjata, dan pejabat senior lainnya menuntut regulasi yang lebih ketat dari internet.

Bendera setengah tiang dikibarkan di seluruh Kazan, di kota mayoritas Muslim, ibu kota Republik Tatarstan Rusia.

Anggota keluarga yang mengenakan pakaian hitam, bersama dengan siswa meletakkan bunga dan membaca Al Quran di kuburannya selama upacara pemakaman.

"Keponakan saya seperti bintang yang bersinar: dia lepas landas, menyala dan menghilang," kata bibinya yang menangis dan mengenakan syal hitam, Anna Ignatieva (62 tahun) kepada AFP.

Baca juga: Selepas Buka Puasa, Menantu Tembak Mertua Pakai Airsoft Gun, Buntut Masalah Istri, Nasib Mertua Pilu

Penembakan itu memicu seruan di antara anggota parlemen Kremlin, untuk membuat aturan yang lebih ketat atas penggunaan internet.

Hal itu sejatinya menurut tokoh oposisi di Rusia digunakan pihak berwenang untuk menekan perbedaan pendapat politik.

Ketua majelis rendah parlemen, Vyacheslav Volodin, meminta anggota parlemen untuk membahas kemungkinan menghapus anonimitas internet.

Aturan itu akan mengharuskan pengguna untuk mengidentifikasi diri mereka agar diizinkan online.

Baca juga: Miris, Bantu Orang Tua Buka Kedai, Wonderkid Timnas Myanmar Tewas Tertembak Peluru Junta Militer

Para pejabat mengklaim bahwa anak muda Rusia semakin terpapar pengaruh negatif di dunia maya, terutama dari Barat.

Rusia memiliki relatif sedikit insiden penembakan di sekolah, karena keamanan yang biasanya ketat di fasilitas pendidikan.

Membeli senjata api secara legal juga tidak mudah.

Tapi masih memungkinkan untuk mendaftarkan senapan berburu.

Baca juga: BERITA TERPOPULER JATIM: Ribuan Jemaah Padati Masjid Agung Malang hingga OTT Bupati Nganjuk Janggal

Baca juga: BERITA TERPOPULER SELEB: Ahmad Dhani Bangga Istri Seksi hingga Video Pemicu Glenca dan Ayya Renggang

Baca juga: BERITA TERPOPULER JATIM: Pembantaian 4 Warga oleh Teroris MIT hingga Della Dartyan Disukai Psikopat

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved