Israel Serang Palestina
Alasan Israel Dibiarkan Allah SWT Hidup Padahal Keji, UAS Nangis Menjawab, 'Masuk Surga Pakai Apa?'
UAS atau Ustaz Abdul Somad pernah menangis menjawab pertanyaan tentang alasan Allah SWT membiarkan Israel hidup.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
"Saya memberi istilah konflik ini dengan istilah Permanent Conflict (konflik permanen), sebab konflik ini berkepanjangan dan dan belum ada titik temu sebagai solusinya," kata Sahide saat dihubungi Kompas.com ( grup TribunJatim.com ).
Baca juga: Rupanya Israel Ngeyel Lobi Indonesia Sejak Dulu, Soekarno Tak Berubah Selama Palestina Belum Merdeka
Ia menuturkan, konflik kedua negara itu bermula ketika orang Yahudi memaksakan mendirikan negara di tanah yang sudah ada penduduknya (Palestina) pada 1948.
Orang Yahudi mengklaim memiliki ikatan historis dengan tanah itu sebelum berdiaspora pada abad satu Masehi.
Sahide menjelaskan, konflik tersebut sulit untuk didamaikan karena tidak adanya dukungan politik bagi Palestina.
"Israel mempunyai dukungan politik yang kuat, sementara Palestina hanya mempunyai dukungan moril yang kuat," jelas penulis buku Gejolak Politik Timur Tengah (2017) itu.
Baca juga: Cuma 1 Jam Israel Beri Waktu Jurnalis, Kantor Dibom Rata Tanah, Demi Tutupi Kebrutalan ke Muka Dunia
Menurut dia, minimnya dukungan politik itu mengakibatkan tidak adanya strategi perjuangan bagi Palestina, seperti yang dilakukan Yahudi saat akan mendirikan negara.
"Saat itu, orang-orang Yahudi melakukan penggalangan dana dan mendekati negara-negara yang berpengaruh di kancah dunia," ujar dia.
Sejak Senin (10/5/2021), kelompok milisi Palestina Hamas menghujani wilayah Israel dengan ribuan roket.
Meski demikian, sebagian besar roket itu berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udaran Iron Dome Israel.
Baca juga: Rahasia Wanita Israel yang Ada di Militer, Mematikan di Balik Paras Cantik: Dilarang Berbaju Putih
Sahide mengatakan, serangan Hamas atas Israel justru akan memberi alasan pembenaran bagi Israel untuk melakukan aksi brutalnya.
Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya intensitas serangan Israel yang menewaskan lebih banyak korban dari pihak Palestina.
Karena itu, aksi militer terbukti tidak efektif dalam merespons konflik Israel-Palestina.
"Terbukti pilihan itu tidak efektif. Kalau pendekatan itu ya jelas kalah dari Israel yang didukung dengan teknologi tinggi," kata dia.
"Kalau kita lihat di peta, semakin lama semakin sempit wilayah Palestina. Sebaliknya, wilayah Israel semakin luas," sambung dia.
Alih-alih hanya mengecam tindakan Israel, Sahide menyebut pemimpin dunia harus melakukan pendekatan lain dalam meresponsnya.
"Soft diplomacy, misalnya," tutup dia.
Berita tentang Israel Serang Palestina
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/muslim-palestina-ketika-melakukan-salat-idul-fitri-bangunan-hancur-diserang-israel.jpg)