Berita Sidoarjo
Korban Pencabulan Guru Ngaji di Sidoarjo Laki-laki Semua, Didoktrin Asumsi Ngawur: Bekal Berkeluarga
Korban pencabulan guru ngaji di Sidoarjo ternyata semuanya laki-laki. Kapolresta Kombes Pol Sumardji ungkap doktrin ngawur soal berkeluarga.
Penulis: M Taufik | Editor: Hefty Suud
Reporter: M Taufik | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Korban pencabulan AH, guru ngaji berusia 30 tahun yang tinggal di Sidokare, Sidoarjo ternyata semuanya laki-laki.
Dari sekitar 26 orang santri laki-laki yang menimba ilmu di rumah pelaku, sudah terungkap bahwa 10 diantaranya jadi korban.
Pasalnya, AH menjadikan rumah tinggalnya sebagai tempat belajar mengaji. Di sana juga, ia melancarkan perbuatan tak senonoh itu.
Para korban pencabulan guru ngaji itu mengaku sudah bertahun-tahun dicabuli oleh pelaku.
Ada yang tujuh kali, ada yang empat kali, dan sebagainya. Semua disodomi oleh pelaku.
Baca juga: Guru Ngaji di Sidoarjo Cabuli 10 Muridnya Berkali-kali, Modus Rumahnya Dijadikan Tempat Belajar
"Pencabulan itu sudah sejak sekira tahun 2016. Beberapa santri jadi korban. Mereka disodomi oleh pelaku," kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji, Jumat (11/6/2021).
Para korban rata-rata berusia belasan tahun.
Mereka berasal dari beberapa daerah, termasuk Sidoarjo dan sejumlah wilayah lain yang sedang nyantri di tempat pelaku.
Perbuatan bejat itu dilakukan di rumah pelaku. Korban didoktrin dengan asumsi ngawur terkait bekal berkeluarga.
Pelaku bilang ke para korban, dengan disodomi, kelamin korban bisa jadi besar. Sehingga saat berkeluarga nanti bisa menyenangkan pasangannya.
Baca juga: Guru Ngaji Cabul Kabur ke Pegunungan Pasca Orang Tua Korbannya Tolak Jalur Damai, Ngaku Susah Sinyal
Selain itu, setiap kali beraksi, pelaku juga mengancam para korbannya.
"Diancam agar tidak menceritakan peristiwa itu kepada orang lain," lanjut kapolres.
Terungkapnya perkara ini, bermula dari kecurigaan orangtua salah satu korban. Setelah ditanyakan ke anaknya dan ternyata benar, kemudian dilaporkan ke Polresta Sidoarjo.