Berita Jawa Timur
Waspada Tsunami Jawa Timur, Berawal Gempa, Penjelasan BMKG Soal 16 Menit Penentu Hidup dan Mati
Pihak terkait memberikan peringatan akan waspada tsunami di kawasan sekitar Jawa Timur, mari menyimak penjelasan BMKG selengkapnya.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Namun, ujarnya, pasti butuh waktu lebih lama bagi lansia dan orang difabel untuk mencapai posisi aman tersebut sehingga perlu perhatian tersendiri untuk penyelamatan kelompok masyarakat dengan kondisi tertentu.
Dalam pemodelan yang dibuat, ujarnya, waktu 16 menit untuk wilayah pantai selatan Blitar merupakan golden times untuk penyelamatan jiwa dan benar-benar harus dimanfaatkan dengan baik.
Beberapa faktor yang membuat pantai selatan Kabupaten Blitar menjadi wilayah yang paling cepat terempas gelombang tsunami, antara lain, karena berada paling dekat dengan pusat gempa.
Baca juga: Antisipasi Gempa 8,7 SR dan Tsunami 29 Meter di Jatim, Mensos Risma Terjunkan Staf Kemensos
Namun, untuk ketinggian gelombang, ujar Dwikorita, pantai di selatan Kabupaten Trenggalek dan sekitarnya bisa terhantam gelombang tsunami tertinggi jika terjadi gempa terkuat di selatan Jawa Timur dalam skenario terburuk dari pemodelan yang dibuat.
Gelombang tsunami tertinggi di selatan Trenggalek, ujarnya, bisa saja mencapai 26 hingga 29 meter.
Untuk pantai selatan Blitar, ujarnya, meskipun akan terempas gelombang tsunami paling awal, tinggi gelombang diperkirakan 18 meter.
Sementara itu, Dwikorita mengatakan, di wilayah selatan Jawa termasuk Jawa Timur terdapat pelindung alami terhadap kemungkinan terjadinya bencana tsunami.
Pelindung alami itu, ujarnya, berupa deretan pegunungan kecil yang membentang dari barat ke timur.
Pegunungan dan perbukitan itu, ujarnya, merupakan perlindungan alami yang akan menjadi penahan gelombang tsunami agar tidak menjangkau wilayah lebih dalam lagi di sisi utara.
Selain itu, tambah dia, perbukitan dan dataran tinggi yang terletak tidak jauh dari bentangan pantai selatan Jawa Timur merupakan tempat aman yang menjadi tujuan dalam evakuasi jika terjadi tsunami.
Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau agar pegunungan dan perbukitan di wilayah selatan Pulau Jawa tidak digali untuk kepentingan pertambangan.
"Tempat lebih tinggi, itu bukit-bukit. Sehingga, mohon jangan bukit-bukit di pesisir selatan itu jangan dipotong, jangan digali.
Nanti yang melindungi tidak ada."
Dia berharap ada ketegasan dari pihak terkait termasuk pemerintah daerah untuk melestarikan keberadaan bukit dan pegunungan itu yang akan memberikan tempat aman jika tsunami terjadi.
Menurut Dwikorita, daya rusak gelombang tsunami paling jauh menjangkau wilayah pantai sejauh sekitar 700 meter.
Ikuti terus perkembangan kabar soal Tsunami Jawa Timur dan berita jatim terbaru hari ini
