Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jawa Timur

Waspada Tsunami Jawa Timur, Berawal Gempa, Penjelasan BMKG Soal 16 Menit Penentu Hidup dan Mati

Pihak terkait memberikan peringatan akan waspada tsunami di kawasan sekitar Jawa Timur, mari menyimak penjelasan BMKG selengkapnya.

Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Tribunnews.com
Ilustrasi tsunami yang terjadi di sekitar jawa 

Penulis: Ignatia Andra Xaverya | Editor: Sudarma Adi

TRIBUNJATIM.COM - Potensi tsunami Jawa Timur sedang menjadi perbincangan ramai di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) mengklarifikasi berbagai isu yang beredar.

BMKG mengingatkan akan waspada bencana yang terjadi di Jawa Timur.

Mengingat belakangan, frekuensi gempa di sebagian besar wilayah Jawa Timur masih terus muncul.

Bagi warga Jawa Timur mari menyimak penjelasan BMKG selengkapnya.

Baca juga: Antisipasi Gempa 8,7 SR dan Tsunami 29 Meter di Jatim, Mensos Risma Terjunkan Staf Kemensos

Guna mengantisipasi skenario terburuk pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan berbagai peninjauan.

Berdasarkan skenario terburuk jika terjadi tsunami yang dipicu oleh gempa magnitudo 8,7 di selatan Jawa Timur, pantai selatan Blitar adalah wilayah yang tercepat terempas gelombang.

Melalui satu pemodelan yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang tsunami bisa mengempas pantai selatan Blitar dalam waktu 20 menit hingga 24 menit sejak gempa bumi terburuk dengan magnitudo 8,7 terjadi.

"Padahal, masih perlu waktu 4 menit sampai ada peringatan tsunami.

Jadi tinggal ada waktu 16 menit untuk menyelamatkan diri," ujar Kepala BMKG Dwikorita Ratnawati di Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Selasa (8/6/2021) malam.

Dwikorita mengatakan, dirinya dan tim BMKG telah melakukan peninjauan jalur evakuasi di Pantai Tambakrejo, Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, pada Selasa sore.

Baca juga: Madura Gempar, Niat Cari Rongsokan Pria Sumenep Malah Temukan Mayat di Pantai, Warga Penasaran

Bahkan, tim BMKG melakukan pengujian sebuah jalur evakuasi sepanjang sekitar 700 meter dan dengan berjalan cepat berhasil mencapai level ketinggian aman dalam waktu 14 menit.

"Tadi kami mencoba jalur evakuasi.

Kami berjalan cepat, waktunya 14 menit itu sudah sampai di ketinggian bukit 30 meter, artinya sudah aman," tuturnya.

Namun, ujarnya, pasti butuh waktu lebih lama bagi lansia dan orang difabel untuk mencapai posisi aman tersebut sehingga perlu perhatian tersendiri untuk penyelamatan kelompok masyarakat dengan kondisi tertentu.

Dalam pemodelan yang dibuat, ujarnya, waktu 16 menit untuk wilayah pantai selatan Blitar merupakan golden times untuk penyelamatan jiwa dan benar-benar harus dimanfaatkan dengan baik.

Beberapa faktor yang membuat pantai selatan Kabupaten Blitar menjadi wilayah yang paling cepat terempas gelombang tsunami, antara lain, karena berada paling dekat dengan pusat gempa.

ILSUTRASI Berita gelombang tsunami ancam Madura. Ini analisis BMKG
ILSUTRASI Berita gelombang tsunami ancam Madura. Ini analisis BMKG (Freepik)

Baca juga: Antisipasi Gempa 8,7 SR dan Tsunami 29 Meter di Jatim, Mensos Risma Terjunkan Staf Kemensos

Namun, untuk ketinggian gelombang, ujar Dwikorita, pantai di selatan Kabupaten Trenggalek dan sekitarnya bisa terhantam gelombang tsunami tertinggi jika terjadi gempa terkuat di selatan Jawa Timur dalam skenario terburuk dari pemodelan yang dibuat.

Gelombang tsunami tertinggi di selatan Trenggalek, ujarnya, bisa saja mencapai 26 hingga 29 meter.

Untuk pantai selatan Blitar, ujarnya, meskipun akan terempas gelombang tsunami paling awal, tinggi gelombang diperkirakan 18 meter.

Ilustrasi - Arti mimpi tentang tsunami.
Ilustrasi - Arti mimpi tentang tsunami. (freepik.com)

Sementara itu, Dwikorita mengatakan, di wilayah selatan Jawa termasuk Jawa Timur terdapat pelindung alami terhadap kemungkinan terjadinya bencana tsunami.

Pelindung alami itu, ujarnya, berupa deretan pegunungan kecil yang membentang dari barat ke timur.

Pegunungan dan perbukitan itu, ujarnya, merupakan perlindungan alami yang akan menjadi penahan gelombang tsunami agar tidak menjangkau wilayah lebih dalam lagi di sisi utara.

Selain itu, tambah dia, perbukitan dan dataran tinggi yang terletak tidak jauh dari bentangan pantai selatan Jawa Timur merupakan tempat aman yang menjadi tujuan dalam evakuasi jika terjadi tsunami.

Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau agar pegunungan dan perbukitan di wilayah selatan Pulau Jawa tidak digali untuk kepentingan pertambangan.

Ilustrasi Tsunami
Ilustrasi Tsunami (Elite Readers)

"Tempat lebih tinggi, itu bukit-bukit. Sehingga, mohon jangan bukit-bukit di pesisir selatan itu jangan dipotong, jangan digali.

Nanti yang melindungi tidak ada."

Dia berharap ada ketegasan dari pihak terkait termasuk pemerintah daerah untuk melestarikan keberadaan bukit dan pegunungan itu yang akan memberikan tempat aman jika tsunami terjadi.

Menurut Dwikorita, daya rusak gelombang tsunami paling jauh menjangkau wilayah pantai sejauh sekitar 700 meter.

Ikuti terus perkembangan kabar soal Tsunami Jawa Timur dan berita jatim terbaru hari ini

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved